Alarick dan Gara memasuki mobil yang Alarick sewa selama di Paris ketika mereka selesai meeting dengan Gucci. Namun ketika Gara hendak melajukan mobil, ponsel di saku jaketnya berbunyi.
"Bentar, Rik," ucap Gara, lalu ia menjawab telepon yang masuk ke ponselnya. "Halo?"
"Halo, apa benar ini Anggara Mathias?" tanya seorang perempuan di sebrang telepon dengan menggunakan Bahasa Inggris, mengucapkan namanya dengan tidak fasih.
Gara mengernyitkan dahi seketika lalu kembali menatap nomor telepon yang tidak di kenalinya. "Ya, saya berbicara dengan siapa?" tanya Gara membalas menggunakan Bahasa Inggris.
Perempuan itu terdengar menghela napas. "Syukurlah. Aku Valery, apa Alarick sedang bersamamu?"
Gara mengernyit lagi, kali ini sembari menatap Alarick yang sedang memainkan ponsel. "Maaf, tapi—"
"Aku ada perlu dengannya. Katakan saja namaku Valery dan dia akan mengenalku," ujar perempuan itu cepat memotong ucapan Alarick.
Gara berdehem lalu menjauhkan sedikit ponselnya. "Ada yang nyari lo, namanya Valery. Dia siapa? Lo kenal?" tanya Gara.
Alarick menoleh seketika. "Oh ya? Dia udah nelepon lo? Sini, mana?"
Gara memandang Alarick sebentar dengan heran lalu menyerahkan ponselnya kepada pria itu.
"Halo," ucap Alarick.
"Ah, aku kira aku akan salah menelepon. Syukurlah ini benar kau."
Alarick tersenyum kecil. "Iya. Sebentar, aku akan meneleponmu menggunakan ponselku," ujar Alarick.
Disaat Alarick tengah menelepon perempuan bernama Valery itu menggunakan ponselnya sendiri, Gara langsung melajukan mobilnya meninggalkan kantor Gucci.
"Sudah kubilang, itu tidak perlu diganti," ucap Alarick. "Aku hanya ingin membantu."
"Tidak bisa. Ayahku selalu berkata jika kita harus mengembalikan sesuatu yang bukan milik kita. Uang itu aku pinjam darimu, jadi aku harus mengembalikannya."
Valery tetap bersikukuh untuk mengembalikan uang Alarick yang tidak seberapa jumlahnya, bahkan Alarick sudah mengatakan jika itu tidak perlu di kembalikan.
"Kau di Paris berapa lama? Aku akan menemuimu untuk mengembalikan uang," ujar Valery.
"Aku akan lama di sini."
"Kalau begitu aku akan mengabariku ketika aku akan mengunjungimu. Untuk beberapa hari ke depan, aku tidak bisa ke sana."
"Tentu saja."
"Terima kasih atas bantuanmu sekali lagi. Aku tidak tau apa jadinya jika kau tidak menolongku."
"Sama-sama. Aku senang bisa membantu," ucap Alarick.
"Hmm, baiklah. Kalau begitu aku tutup teleponnya ya? Ada beberapa perkerjaan yang harus aku selesaikan."
"Baiklah."
Setelah itu sambungan telepon keduanya terputus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer To You
Romance[SUDAH DITERBITKAN OLEH AMB PUBLISHER] [Tersedia di shopee @dennaasmara, website ambpublisher.com dan ebook di playstore] #ProjectCelebrity-01 "Cerita ini telah diikutsertakan dalam kompetisi ODWC menyambut anniversarry AMB Publisher tahun kedua." H...