8. Photoshoot

1.5K 153 10
                                        

Alarick melepaskan kacamata hitamnya begitu ia masuk ke dalam sebuah ruangan pemotretan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alarick melepaskan kacamata hitamnya begitu ia masuk ke dalam sebuah ruangan pemotretan. Di dalam sana banyak orang yang sedang menata lampu, set pemotretan, photographer yang sedang menyiapkan kamera, dan yang lainnya.

Bahkan Karenina juga sudah berada disana bersama asistennya dan terlihat sedang mengobrol bersama salah satu photographer.

"Rik." panggil Gara. Pria itu memang sudah ada disana. "Lo udah sarapan? Kalo belum sarapan dulu aja sambil nunggu MUA dateng."

Alarick bergumam lalu mendudukan dirinya disebelah Gara. "Udah," katanya. "Dia udah lama?" tanyanya sambil menunjuk Karenina dengan dagunya.

"Baru dateng."

Alarick mengangguk mengerti, lalu ia tersenyum saat Karenina tersenyum dan berjalan kearahnya.

"Baru dateng ya?" tanya perempuan itu, basa-basi.

Alarick hanya bergumam sebagai jawaban. Ia dan Karenina sudah kenal dekat dan beberapa kali pernah satu project dan menghadiri acara bersama.

Perempuan itu duduk di samping Alarick lalu menyimpan tasnya di atas meja. "Ah, akhir-akhir ini lo jadi trending di media. Siapa tuh?" goda Karenina.

Alarick terkekeh, ia mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban. Padahal, Alarick ingin sekali berteriak jika itu adalah kekasihnya.

"Guys." Seorang pria bertubuh gempal datang menghampiri mereka. Pria itu kemudian duduk disamping Gara. "Alarick dan Karenina, jadwal pemotretannya satu jam lagi ya. Sebentar lagi MUA-nya dateng."

Alarick dan Karenina memperhatikan Remons—photographer andalan majalah Someone.

"Ada yang mau ditanyain nggak?"

Alarick dan Karenina kompak menggeleng.

"Permisi..."

Alarick sontak menoleh ketika seseorang berucap. Ia melihat Irish berdiri dibelakang Ambar sambil menenteng kotak makeup berukuran sedang.

"Ambar, lama banget sih. Hampir telat," ucap Remons.

"Sorry, jalanan macet."

Remons terkekeh. "Ya udah langsung aja ya. Kalian makeup-in Alarick dan Karenina."

Alarick dan Karenina bergegas menuju ruang makeup begitu Ambar mengajaknya.

Alarick melepas jaket kulit hitam yang dipakainya lalu menyampirkannya di sofa dengan asal. Ia telah duduk di kursi didepan cermin, menunggu Irish yang akan meriasnya.

Alarick menyunggingkan senyumnya ketika melihat Irish bersikap biasa saja—seolah mereka tidak saling mengenal. Ingin sekali Alarick menggodanya, namun ia sadar jika disini terlalu ramai.

"Mbak, boleh minta tolong ambilin botol minum saya?"

Alarick menahan senyum ketika Irish menatapnya. Dapat Alarick lihat jika Irish gugup saat ia menyuruhnya barusan.

Closer To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang