"Gimana? Aman nggak?"
Itulah yang pertama kali Irish katakan ketika Alarick berhasil masuk ke apartemennya, membuat pria itu terkekeh geli seraya melepas topi dan masker yang dipakainya.
"Aman, sayang..."
"Syukur deh. Aku deg-degan banget tau, takut masih ada wartawan yang kemarin-kemarin di sana," ujarnya. "Mas mau minum apa?"
"Apa aja. Oh iya, temen kamu kemana?"
Irish berjalan menuju dapur yang letaknya bersebelahan untuk mengambilkan minuman. "Keluar kali. Malam mingguan sama pacarnya," katanya, lalu Irish kembali ke ruang depan.
"Oh." Alarick mengangguk. "Untung aku ke sini ya, jadi kamu juga malem mingguan deh sama pacar." Pria itu terkekeh.
"Apaan sih, Mas..." Irish menggeleng-gelengkan kepalanya. "Oh iya, katanya kamu mau ngomong sesuatu sama aku? Ngomong apa?"
"Kangen."
Irish sontak memukul bahu pria itu. "Kita seharian bareng. Masa kangen. Mau ngomong itu dong?"
Alarick tertawa. "Tapi kan kita nggak berinteraksi, nggak ngobrol meskipun bareng." Alarick menghela napasnya. "Kangeeen bangeeet."
Irish terkekeh. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Alarick lalu mencubit pipi pria itu. "Aku juga kangen."
Alarick menoleh, mengambil tangan Irish yang berada di pipinya. Ia mencium punggung tangan Irish lalu beralih ke keningnya. "Mau jalan-jalan nggak?"
Irish menggeleng, memainkan tangan Alarick yang saling bertautan dengan tangannya.
Dulu Irish menyukai Alarick hanya sebagai idola saja. Namun saat Alarick menawarkan penawaran itu padanya, entah kenapa perasaan tiba-tiba saja berubah. Terlepas dari kenyataan jika Alarick adalah artis, Irish merasa Alarick begitu memperlakukannya dengan baik dan begitu menyayanginya.
"Akhir september nanti, kamu ikut aku ke Paris ya."
Irish mendongak. "Paris?"
Alarick mengangguk. "Aku di undang Gucci ke Paris Fashion Week."
Irish melotot. "APA?! GUCCI?!"
Alarick mengangguk.
"Mas, Mas nggak lagi bercanda, 'kan? Mas serius?!"
Alarick terkekeh geli. "Iya, sayang."
"Kok bisa, Mas?"
Alarick mengedikkan bahunya. "Panjang ceritanya. Intinya, Gucci undang aku untuk dateng ke Paris Fashion Week nanti. Kamu mau ikut, 'kan?"
Irish menggeleng pelan. "Nggak tau. Biaya pergi ke Paris mahal dong, Mas. Kayaknya aku nggak deh."
Alarick tersenyum, ia mengelus pipi Irish. "Aku yang tanggung. Semuanya. Gak papa asalkan kamu ikut. Aku nggak mau berjauhan sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer To You
Romance[SUDAH DITERBITKAN OLEH AMB PUBLISHER] [Tersedia di shopee @dennaasmara, website ambpublisher.com dan ebook di playstore] #ProjectCelebrity-01 "Cerita ini telah diikutsertakan dalam kompetisi ODWC menyambut anniversarry AMB Publisher tahun kedua." H...