10. Mati Lampu

1.5K 141 11
                                        

Alarick harus stay sedikit lebih lama di apartemen Irish karena tiba-tiba saja mati lampu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alarick harus stay sedikit lebih lama di apartemen Irish karena tiba-tiba saja mati lampu. Katanya, seluruh Jakarta mati lampu. Tidak tau dengan yang lain. Tidak tau juga itu beneran atau hoax.

Ingat tentang ucapan Irish yang mengatakan jika gadis itu sangat penakut memutuskan Alarick memutuskan untuk stay di sini sampai teman Irish datang.

"Mas..."

"Iya?"

Alarick menoleh, menatap wajah Irish yang terlihat ketakutan. Gadis itu bahkan mencengkram ujung baju yang dikenakan Alarick sambil terus melihat sekitar dengan waspada. Penerangan mereka hanya dari lilin yang ada di tengah meja.

"Mau ke hotel aja?"

"Hah?"

Alarick gelagapan. "Maksud aku, kamu 'kan takut gelap jadi kenapa nggak ke hotel aja? Kamu bisa tidur di sana malam ini," ujarnya.

Irish diam. Ia memang takut gelap tapi ia tidak mungkin pergi ke hotel. Tapi ia juga tidak mungkin menahan Alarick disini.

"Mas... udah mau pulang ya?" tanya Irish. "Kalo gitu, Mas pulang aja. Aku nanti biar telepon Nida biar cepet pulang."

Alarick menggeleng. Ia menyingkirkan rambut Irish yang menghalangi wajah cantik gadis itu. "Nggak. Aku di sini aja nemenin kamu. Nginep juga nggak papa." Pria itu terkekeh.

Irish melotot, dengan spontan ia memukul lengan kekar Alarick. "Apaan sih, Mas."

Alarick tertawa. Ia hanya menggoda Irish saja barusan.

Lalu tiba-tiba saja kilat menyambar disertai guntur yang memekakkan telinga, sehingga Irish sontak berteriak dan memeluk Alarick.

DUAR!!!

"KKYYYAAAAA!!!"

Kedua tangan Alarick bergerak untuk menutup telinga Irish. Ia menatap ke arah jendela yang tertutup gorden. Alarick bisa melihat jika kilat masih menyambar bersama guntur di luar sana, disusul oleh turunnya hujan yang cukup deras.

"Mas... aku takut... hiks!"

Irish mulai menangis. Keadaan sekarang lebih menakutkan dari apapun menurutnya. Irish tidak ingin sendirian. Ia ingin Alarick ada di sini bersamanya. Setidaknya sampai hujan berhenti atau sampai Nida pulang.

"Aku disini, I..."

Alarick membalas pelukan Irish dengan erat, seakan mengatakan jika Irish tidak sendirian. Alarick merasakan jika Irish terisak di dadanya. Gadis itu benar-benar ketakutan sekarang.

"Aku takut," Irish menggeleng.

Alarick mengecup puncak kepala dan mengelus punggung gadis itu. "Aku akan menjagamu."

Alarick kira, Irish penakut hanya sebatas menonton film horor saja, ternyata lebih dari pada yang ia kira.

"Aku akan menelepon Nida," ucap Alarick dan Irish tidak menjawabnya.

Closer To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang