Epilog

3K 105 13
                                    

Tolong banget gais, baca Epilog-nya sambil dengerin lagi ini ya🤗

Tolong banget gais, baca Epilog-nya sambil dengerin lagi ini ya🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irish tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin. Ia baru saja selesai merias diri sebab hari ini adalah graduation di kampusnya. Irish memang make up sendiri.

"Ayo," ucap Ibra.

Irish mengangguk. Ibra dan ibunya datang untuk menghadiri kelulusannya, begitu juga dengan Nida dan keluarganya.

Setengah jam kemudian, mereka sampai di gedung tempat wisuda diadakan. Parkiran dan arena luar gedung sudah ramai oleh para wisudawan dan wisudawati beserta orangtua mereka.

"Irish!!"

Irish menemukan Nida yang sudah melambaikan tangan ke arahnya. Irish menghampiri Nida dan Nida langsung memberikan toga kepadanya.

Hari ini Irish menggunakan kebaya berwarna pink, sedangkan Nida mengenakan kebaya berwarna coklat muda, sama seperti baju keluarganya.

"Akhirnya ya, Rish, kita bisa sampe dititik ini, nggak sia-sia kita merantau ke sini dan jauh dari keluarga," ujar Nida seraya membantu Irish memasang toga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya ya, Rish, kita bisa sampe dititik ini, nggak sia-sia kita merantau ke sini dan jauh dari keluarga," ujar Nida seraya membantu Irish memasang toga.

Irish tersenyum lalu mengangguk. Dulu Irish sempat berniat untuk tidak kuliah, lalu Ibra memaksanya untuk melanjutkan pendidikan. Saat itu Nida langsung mengajaknya untuk pergi merantau di Jakarta, meskipun agak setengah hati karena harus meninggalkan sang ibu di kampung.

Irish menghela napas lalu melirik ke arah gerbang masuk gedung. Ia sangat berharap Alarick ada di sini menemaninya wisuda, namun Irish tahu jika urusan Alarick dengan Gucci itu belum selesai.

Sekali lagi Irish menghela napas lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung bersama yang lainnya.

Acara demi acara telah di lewati. Satu persatu mahasiswa di panggil untuk diberikan map sekaligus pengalihan tali topi toga oleh rektor. Kini tibalah namanya di panggil, Irish berjalan ke depan dengan senyum terbaiknya. Meskipun tidak lulus dengan predikat cumlaude, tetapi Irish merasa puas dengan hasil yang ia dapat.

Closer To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang