"Alhamdulilah, muat." Seru Cila azelia dalam batin senang.
"Asalamualaikum bu Azelia." Sapa karyawati bernama Nina, ramah.
"Walaikumsalam." Balas Cila dengan senyuman hangatnya.
"Pagi, bu."
Semuanya menyapa Cila dengan ramah nya.
Hari ini Cila memakai baju terusan baby dol warna hijau bergambar daun warna kuning dan celana pinsil warna hitam di padukan dengan jilbab polos warna kuning di desain modern membuat semakin bertambah cantik dan anggun juga di padu dengan sepatu high heel dua centi menambah keanggunannya.
Tiba-tiba...
Ada bunyi sirene saat wanita itu masuk karena muatan yang terbatas.
"Ya...terpaksa deh..lewat tangga." Gerutu Office girl yang lagi hamil besar itu, kecewa.
Melihat itu Cila merasa kasihan pada anak buahnya yang lagi hamil itu.
"Biar saya saja yang keluar." Seru Cila, mengalah sambil keluar lift.
"Tapi, bu bagaimana dengan ibu?nanti ibu capek." Kata og bernama Ane itu cemas.
"Sudahlah, tidak apa kau kan lagi hamil, saya gak tega lihat kamu naik tangga biar saya saja yang naik tangga, hitung-hitung olahraga." Hibur Cila, santai.
Mendengar itu Ane terharu dan tersentuh akan kebaikan sang atasan.
"Sudah masuk sana! Di tunggu lho." Cerca Cila.
"Eh..iya, he..ee ,terimakasih, bu."
"Cila hanya melambaikan tangannya dengan santai.
"Pagi." Sapa Cila saat melewati anak buahnya.
"Pagi bu Azelia."
"Pagi."
Sapaan-sapaan ramah itu menggema di telinganya Cila hanya tersenyum dan berlalu kadang ikut menyapa.
Sesampainya di ruangan...
Cila mengeluarkan laptop hpnya dan diapun sibuk dengan kegiatannya.
"Masuk." Perintah Cila saat anak buahnya mengetuk pintu.
"Asalamualaikum bu Azelia." Sapa Ranti sekretarisnya.
"Walaikum salam, ada apa, Ranti?" Tanya Cila, lembut.
"Begini bu katanya ada tetangga ibu yang melamar menjadi manager." Jawab Ranti.
Cila mengkerutkan kening nya"Siapa ya?" Tanyanya dalam batin.
"Sepertinya alamat ini sama dengan alamat ibu." Kata Ranti saat membaca alamat si pelamar.
Cila masih menampilkan wajah bertanya.
"Sini biar saya lihat."
"Ini, bu." Ranti menyerahkan dokumen si pelamar.
"G..i...o? Sepertinya kenal dan dulu pernah jadi teman bernain." Ujarnya, membatin.
" Terima kasih, Ranti kau boleh pergi." Ucap Cila, tulus.
"Apa rapat hari dimulai hari ini, bu?" Tanya Ranti.
"Kita rapat dimulai jam sembilan seperempat saja ya, jangan lupa umumkan pada rekan-rekanmu."
"Baik, bu, asalamualaikum."
"Walaikum salam."
Kembali Cila tertegun akan tetangga lamanya.
"Sudah lama tidak berjumpa, apakabar dia saat ini ya?" Mata kerinduan akan teman lama pun bersinar terang.
Sesekali Cila keluar ruangannya dia terperanjat betapa kotor lantai di depan ruangan nya.
Cila wanita yang selalu menjaga kebersihan,.diambilnya sapu di dekat tembok lalu dia menyapu kan lantai itu dengan hati iklas.
Dan menyirami tanaman yang di pot di samping kanan pintu ruangan nya.
Tiba-tiba ada seorang pria menyapa.
"Hai...Cila." sapa lelaki bernama Gio itu santai.
"Gi..Gio ya?" Tebak Cila dengan wajah berseri.
"Ya..benar, tetanggamu.dulu." sahut Gio sambil menatap intens penampilan Cila dan tersenyum miring.
"Apa ini dari dulu pekerjaan mu? Jadi office girl?kamu itu lulusan sarjana kerja kayak gini?"Cerca Gio.
"Memangnya mengapa? Yang penting halal." Jawab Cila, santai.
Cila kecewa ternyata tetangganya itu sangat sombong dan meremehkan nya.
"Cila...Cila, untuk apa sih..sekolah tinggi-tinggi kerja jadi tukang bersih-bersih seperti ini?" Gio menggeleng dan berdecak sambil menatap hina Cila.
"Begitu hinakah aku di matamu?"Batin Cila menjerit kecewa.
"Oh..iya..dengar-dengar kamu mau melamar pekerjaan." Tebak Cila berusaha untuk sabar.
"Iya, benar dan aku.mau melamar jadi manager." Jawab Gio, congkak.
Cila mengangguk-angguk mengerti.
"Office girl mana ngerti manager?' Katanya dengan tawa mengejek.
Cila kesal dibuat nya.
"Oh..iya...janģan katakan pada bu Azelia kalau.kita dulu tetangga dan teman sepermainan." Pesan Gio.
"Lho..itu kan nama belakangku." Tawa Cila dalam hati.
Cila menghembuskan nafasnya.
"Mengapa?"
"Karena aku merasa jijik punya teman sepermainan sepertimu, jabatan nya gak naik-naik jadi office girl melulu." Tutur Gio yang membuat Cila tersinggung.
"Astagfirlah, Gio mengapa kau berubah sekarang? Bukankah dulu kita teman?" Cerca Cila dengan wajah kecewa.
"Teman? Cih...aku benar-benar menyesal mengapa aku jadi teman sepermainanmu?" Maki Gio.
Lagi-lagi hati Cila bergetar kecewa.
"Oh..iya..aku ingin bertemu ibu Azelia,mana ruangan nya?" Tanya Gio.
"Ini ruangan nya, mari masuk." Cila mempersilahkan Gio duduk dan dia duduk di.kursi kebesaran nya.
Tentu saja Gio kaget dan marah.
"Hei..kau tak pantas duduk disana, turun!" Bentak Gio.
"Mau melamar pekerjaan?silahkan ajukan dulu ijazahmu." Kata Cila, santai.
"Apa kau memerintahku? Kau tak pantas memerintahku, aku lah yang pantas memerintahmu?karena apa?pekerjaan ku lebih tinggi darimu!" Maki Gio.dengan suara tinggi sambil menumpahkan air tehnya ke wajah Cila.
Untung,Cila cepat menghindar.
"Gio! KAU BENAR-BENAR KETERLALUAN!" Teriak Cila, marah.
Gio mencibir.
"Kau benar-benar membuang waktu ku, aku ingin bertemu dengan ibu Azelia tapi office girl sepertimu perlu di laporkan karena dengan sengaja duduk di kursi si pemilik perusahaan ini dan menunda waktu ku saja." Ujar Gio sambil menelepon Ranti.
"Saya belum bertemu sang pemilik sudah ada pekerja lain yang menggangguku." Tekan Gio.
"K#*$£=*=*,*(#(#(÷(."
"Baik, kalau perlu, pecat dia!"Gertak Gio sambil menatap tajam Cila.
"Hah? Di pecat? Bukan nya terbalik?" Batin Cila.
Beberapa menit kemudian...
Ranti datang dan memberi salam lalu memberi hormat pada Cila membuat panas Gio.
"Kok..kamu malah menunduk padanya? Pada office girl ini?" Ejek Gio sambil menggeleng.
Ranti menatap angker Gio.
"Hei..mas, jaga bicaramu!" Sentak Ranti
Gio masih dalam keadaan tertawa.
"Kamu berhadapan dengan ibu Azelia si pemilik perusahaan, di depan anda!"Kata Ranti sambil menatap Cia.
"A..apa?Cila, jadi kau pemilik perusahaan ini?" Gio tak percaya.
"Mengapa?" Tanya Cila datar sambil menatap tajam Gio yang tertunduk malu.
"Kamu tadi bukan nya menghina saya?" Kata Cila.
"Cila, aku tak tahu kalau pemilik perusahaan itu kamu." Alasan Gio.
"Makanya jangan meremehkan pekerjaan orang lain." Balas cila,.tajam.
Gio hanya menunduk.
"Oh...iya..aku maklum kau belum mengenal nama belakangku, nama belakangku Azelia nama lengkapku jadi Cila azelia di kantor ini memanggilku dengan sebutan ibu Azelia yaitu aku." Cerita Cila.
"Maafkan aku,Cila, aku mengira kau itu office girl."
"Itu bukan alasan dong...office girl/boy atau direktur itu sama-sama manusia tidak untuk di pandang hina."Kata Cila dengan suara tinggi.
"Sekali lagi maafkan aku, Cila anggap saja tadi aku hanya bercanda, bukan kah kita teman?tolong, kasih kesempatan lagi, aku mohon!" Wajah Gio yang tadi nya mengejek kini mengiba.
Cila mencibir.
"Teman? Apa kau tak ingat perkataan mu tadi kalau kamu.jijik berteman dengan ku yang office girl, benarkan Gio?" Tekan Cila.
Gio tak berkutat kali ini.
"Kesempatan? Memangnya tadi aku tidak memberimu kesempatan?" Cila menyipitkan sebelah matanya.
"Maaf, sekarang kesempatan untukmu sudah hilang."
Gio kaget.
"Tapi, Cila a..aku..."
"Ranti!"
"Ya..bu." sahut Ranti.
"Tolong keluarkan dia dari ruangan saya dan pecat dia menjadi manager." Perintah Cila, tegas.
"Baik, bu." Sahut Ranti sambil menyuruh sang pelamar keluar.
"Ayo..mas, ikut saya keluar."
"Cila?"
Cila pura-pura tidak mendengar dan Gio pun pulang dengan rasa penyesalan.
Tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Inspiratif
Short StoryKumpulan cerpen dengan berbagai kisah cerita yang menjadikan pelajaran bagi kita semua. Di sini saya akan membawa kalian pada inspirasi tentang bagaimana caranya menjaga keutuhan persahabatan dan persaudaraan, hidup apa adanya, kebaikan dan ketulusa...