Sequel D (Nostalgia)

1.5K 65 9
                                    


            Sepulang dari honeymoon Rio maupun Ify tak langsung kembali pada aktivitas pekerjaannya. Semua mereka serahkan pada orang kepercayaan mereka.  Sepasang sejoli ini masih ingin menghabiskan waktu berdua lebih dulu.  Mengganti waktu bertahun tahun lalu yang mereka lewatkan. Saling menagih janji yang belum sempat mereka tepati.

Seperti siang ini keduanya berada di dtepi danau favorit mereka dulu samasa status sahabat masih melekat pada keduanya. Rumput yang masih basa sehabis tertimpa hujan pun tak mereka perdulikan. Keduanya duduk di atas karpet ciptaan Tuhan itu. Menghadap ke arah barat yang menampilkan dua keindahan sekaligus.  Ada pelangi yang melengkung indah di ujung sana dan warnanya memantul luar biasa indanya di permukaan air danau yang tenang.

"Akhirnya setelah sekian taun Kak yo bisa juga nepatin janji Kak Yo Fy.. " ucap Rio sambil merangkul bahu Ify yang tengah menyandarkan kepalanya pada bahunya.

"bahkan setelah kepergian Kak Yo Ify hampir setiap hari ke sini berharap Kak Yo datang nepatin janji ke Ify" balas Ify.

"ckck sebegitu nggk maunya Kak Yo pergi " goda Rio sambil mencolek colek dagu lancip Ify.

"ish...  Bukan gitu.... Cuma... " elak Ify.

"cuma apa?  Hayoo...  Ngaku"

"cuma berasa idup ada yang kurang aja" sahut Ify dengan wajah yang merona.

"karna nggk ada yang bikin kamu baper lagi ya...." tanya Rio semakin gencar menggoda istrinya itu.

"aish...  Kalo tau kenapa pake nanya segala" kesal Ify namun ia tak benar benar kelas ia hanya malu saja Rio mengetahui kebenarannya.

"ciee...  Ngambek...  "

"enggk ih"

"iya Kak Yo juga sayang sama kamu"

"ih apa.an sih.. "

"Love you juga... "

"Kak yoooo.... "
   
  
              Sepulang dari Danau Rio memilih membelokan cagiva merahnya menuju  lapangan basket di komplek perumahan orang tua mereka. Dan entah sejak kapan  dan dari mana pria tampan itu mendapatkan bola basket yang kini tengah asik di driblenya. Tidak memegang si bundar hampir sepuluh tahun ternyata tidak mengirangi ke mahirannya dalam memainkan bola basket.  Beberapa kali Ia melakukan shoot ke arah ring dan semuanya masuk dengan mulus. 

Sedangkan Ify hanya menatap Rio dengan penuh kekaguman di pinggir lapangan. Tidak ada yang berubah dari pria tampan itu semuanya masih sama sifat dewasa dan kekanak kanakannya yang berbaur menjadi satu menjadikan sifat istimewa pria itu pun juga masih sama. Hanya satu yabg berubah status hubungan mereka, ternyata persahabatannya tak bisa berlangsung lama.  Perlahan rasa cinta ingin saling memiliki itu hadir merasuki keduanya namun dengan ego yang begitu tinggi kala itu keduanya masih terus menyangkal. Namun ego tak sekuat rasa yang mereka miliki. Persahabatan keduanya benar benar hancur di kikis rasa cinta yang membawa keduanya ke dalam ikatan pernikahan.

"ayo Fy" ajak Rio tiba tiba pria itu sudah berada di hadapan Ify.

"nggk, kak Yo aja. Aku udah kapok tau kena ciuman panas dari bola basket. Mending Aku di sini aja jadi penonton Kak Yo aja. " tolak Ify sambil meringis mengingat dulu ia perna menjadi sasaran empuk si bundar oren itu dan ia tak ingin itu terjadi untuk ke dua kalinya.

"ckckckc masih inget aja" balas Rio sambil cekikikan ikut memflashback kejadian mengenaskan beberapa tahun lalu itu.

"nggk usah ketawa gitu deh Kak malu tau Aku" protes Ify akan tawa yang di keluarkan Rio.

Bukannya berhenti Pria itu malah semakin menegeraskan tawanya seperti ada sesuatu yang sangat lucu dan wajib untuk di tertawakan. Sampai pada akhirnya tawanya lenyap begitu saja bersamaan dengan bola basket yang mendarat  mulus di dahinya. Dan percayalah kali ini Ify perempuan yang masih mungil itu tertawa terbahak bahak sambil memegangi perutnya bahkan air matanya pun sampai keluar.

Baperin Ify Aja Terus...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang