15. Iri

3.7K 191 13
                                    

                  Siang ini di kediaman Rio, lihatlah empat pemuda tampan dan satu gadis cantik ini sibuk dengan bukunya masing masing. Muka muka serius terpatri jelas di wajah mereka. Bagaimana tidak 150 soal Matematika, 250 soal kimia, 200 soal Fisika  menanti mereka parahnya mereka hanya di beri waktu satu minggu untuk menyelesaikan soal soal itu beserta cara penyelesaiannya. Belum lagi Biologi, B.Indonesia dan B. inggris masing masing 300 soal kecuali b.indonesia yang mencapai angka 500. Demi Tuhan  selama mengerjakan mereka tak jarang mengumpat guru guru kaparat itu.

Sudah lebih dari sepuluh kali Gabriel mengubah posisi duduknya. Matanya mendadak berkunang kunang saat melihat kumpulan rumus rumus matematika di buku tebalnya. Ia merebahkan tubuhnya di karpet tebal yang sedari tadi menjadi alas mereka mengerjakan tugas tugas sialan ini. Ia menatap satu per satu sahabatnya. Alvin pemuda berparas oriental itu rambut sudah tak karuan menjadi objek pelampiasan tangannya sendiri ketika tak bisa menyelesaikan salah satu soal soal itu. Shilla ahhh gadis itu tetap saja terlihat cantik walau dalam keadaan lelah lahir dan batin seperti saat ini pipinya menggembung lucu. Hanya Cakka dan Rio yang masih terlihat baik baik saja walaupun kaca mata minus mereka telah melorot membuat kedua pemuda tampan itu seperti wali kelas mereka yang selalu bermasah dengan kaca matanya karena hidungnya benar benar mancung ke dalam.

"lo pada nggk capek apa udah lebih dari tiga jam kita mantengin tu soal kampret" tanya Iel membuka pembicaraan.

"Ahhhh gue nyerah......." teriak Shilla sambil membaringkan tubuhnya membuat tubuhnya bersejajar dengan tubuh Iel yang tengah berbaring juga.

Deg.....

Jantung Iel mendadak berdetak lebih cepat dari biasanya, entah kenapa oksigen seolah olah susah masuk ke dalam paru parunya. Sekujur tubuhnya memanas bahkan semburat merah mulai mendominasi wajah tampannya.

"ya ampun Yel muka lo kenapa kok merah gitu? lo sakit?" tanya Shilla bertubi tubi saat ia menoleh ke samping tepatnya ke Iel ia mendapati wajah sahabatnya itu memerah.

"hah!! masa si Shill? gue nggk sakit kok mungkin ini efek kecapekan aja" elak Iel sambil menurunkan tangan Shilla yang tengan menyentuh keningnya.

"yaudah lo istirahat aja dulu"

"iya Shill. eh Yo Ify mana sih tumben tu anak nggk nongol?" tanya Iel mengalihkan pembicaraan.

"Ify dia lagi ke super market sama Bunda katanya mau beli bahan bahan buat kue gitu si kalo nggk salah denger tadi" jawab Rio sambil meregangkan otot ototnya yang mulai kaku.

"keknya Bunda lo sayang banget sama Ify ya Yo?" tanya Alvin sambil menutup buku bukunya ia sudah tak kuat lagi setelah menyelesaikan 80 soal B. inggrisnya.

Mereka sejak awal memang membagi tugas tugasnya agar lebih mudah dan cepat. Alvin mendapat tugas B. inggris dan biologi sedangkan Shilla gadis itu mendapat tugas b. indonesia. Iel laki laki itu mengerjakan Matematika sesuai kemampuannya untuk kimia biarkan Cakka yang menyelesaikannya semantara itu Rio ia mendapat amanat dari teman temannya untuk mengerjakan mata pelajaran yang sama sekali tidak nyangkut di otak mereka FISIKA.

"iya Bunda sayang banget sama Ify udah kayak anaknya sendiri" jawab Rio sambil bersandar di kaki sofa yang berada tepat di belakangnya.

Saat ini hanya Cakka saja yang masih betah berkencan dengan rumus rumus menyebalkan itu. Sampai akhirnya timpukan penghapus karet mengagetkan Cakka karena mendarat pas di dahinya. Ia menatap tajam Iel sang pelaku.

"jangan serius serius tar botak haha"

"kampret lo Yel" kesal Cakka.

Hanya kata itu yang keluar dari mulutnya setelah itu ia kembali fokus pada 'kekasih barunya' itu.

Baperin Ify Aja Terus...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang