Keduanya segera membersikan diri setelah kejutan kecil yang Rio beri. Ify menatap pantulannya di cermin memoleskan bedak dengan senyum yang tak pernah pudar. Pandangannya turun ke lehernya dan semyumnya kembali merekah bukan karena tanda kepemilikan yang Rio buat di sana tapi liontin sederhana yang Rio pasangkan di sana setelah insiden tumbang tadi.
Ia jadi tau alasan Rio pergi sendiri pagi pagi. Ternyata ia pergi membeli ini sebagai kejutan untuknya. Rio bilang harganya nggk mahal, cuma 150 ribu. Tapi liontin ini sepesial karna Rio sendiri yang buat bahkan yang motong logamnya pun ia sendiri. Bahkan yang mengukir nama pun ia sendiri makanya tulisanya nggk rapi mlencong sana sini wkwkwk. Tapi biarpun gitu Ify sangat suka. Usaha keras yang Rio lakukan benar benar membuatnya kembali untuk terbawa perasaan yang ke sejua kalinya.
"suka? " tanya Rio tiba tiba.
Ia menggeser posisi duduk Ify agar lebih maju kedepan. Setelah itu ia memosisikan tubuhnya duduk di belakang Ify. Dan dengan sekali tarikan tubuh mungil Ify kini telah berada di atas pangkuannya.
"suka? " tanya lagi karna Ify tak kunjung menjawab.
"eh Iya Kak," jawab Ify setelah tersadar dari ke shock annya atas posisi intim yang di buat Rio ini.
Wajahnya sendiri sudah sangat merah akibat tangan nakal suaminya itu yang seenaknya menyusup ke dalam kaosnya mengusap beberapa titik sensitifnya. Belum lagi hembusan nafas Rio yang menerpa ceruk lehernya benar benar membuatnya meremang.
"Kak Rio" panggil Ify pelan.
"hmm... " hanya itu yang mampu keluar dari mulut Rio.
Ia masih asik menghirup dalam dalam aroma jeruk yang menguar dari ceruk leher istrinya itu.
Bahkan tak segan Rio mengecup beberapa kali di sana dan yah beberapa tanda kemerahan pun kembali di tinggalkan di sana.
Sementara Ify sendiri ia sudah sangat gelisah berada dalam posisi seperti ini. Tubuhnya bahkan semakin meremang saat ia merasakan ada sesuatu yang perlahan mengeras dan membesar yang ia duduki.
Bukannya tak mau tapi tetap saja ia malu meski sudah pernah beberapa kali.
"Kak Aku laper cari makan dulu yuk" ajak Ify pelan ia tak mau Rio tersinggung.
"udah Kak Rio pesenin benar lagi pasti dateng kok" jawaban yang di keluarkan Rio sukses membuat Ify membelakan mata.
"mampus ae lo Fy di kurung nih ceritanya, makan yang banyak biar tar nggk tumbang lagi" batin Ify merutuki nasibnya.
Benar saja tak lama kemudian makanan mereka datang. Mereka menikmati entah sarapan atau makan siang itu di luar kamar tepatnya di balkon yang menghadap ke arah pantai.
Tanpa perlu di suruh Ify memakan makanan itu dengan sangat lahab apalagi ini adalah menu faforitnya semenjak mereka berada di sini. Kepiting soka saus telur asin di hadapannya ini benar benar membuatnya lupa segalanya.
Sementara Rio ia memandang istrinya takjub. Tak biasa biasanya si mungil itu makan sebanyak ini. Lihatlah bahkan saat makan rakus seperti ini pun ia sangat menggemaskan.
"Kak mmm Riommm nggk mnmmakan? " Tanya Ify dengan mulut penuh.
"di telen dulu Fy nanti keselek" nasihat Rio mengingatkan.
"iya maaf. Kak Yo nggk makan? " tanya Ify mengulangi lertanyaanya.
"iya ini makan kok, tapi ya suer Kak Yo lihat kamu makan lahab banget tuh langsung kenyang loh hahaha" jawab Rio setelah itu ia menyuapkan kembali makananya ke dalam mulutnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baperin Ify Aja Terus...
Roman pour AdolescentsKisah antara Mario dan Ify, dua sahabat yang kembali bersama setelah beberapa tahun harus berpisah. Akankah status mereka tetap sama setelah semua perubahan yang ada?? Mario si ketua OSIS kece dan Ify si gadis polos yang baperan....