20. Kado Yang Tak Terlupakan

1.4K 99 39
                                    


"emang mau ngapain sih Bun? " tanya Ayah Rio masih tak mengerti maksut istrinya itu.

"ih Ayah masih nggk ngerti juga. Kita NIKAHIN RIO SAMA IFY SEKARANG JUGA...!!! "

JDUAAAARRR........

"APAAAAHHHhh....... " kaget Rio dan Ify bersamaan.

Rio maupun Ify benar benar terkejut mendengar ucapan Bunda Rio. Yang benar saja ia akan di nikahkah dengan gadis yang berstatus sebagai 'sahabatnya' terlebih lagi di usia yang masih sangat belia. Lagipula Bunda Rio mendapat kanar dari mana kalau mereka tengah menjalin hubungan lebih.  Jikapun benar memang mereka menjalin hubungan yang lebih menjurus,  tetap tidak akan menikah di usia belia seperti saat ini.  Masih banyak cita cita dan angan yang ingin mereka kejar.

"iyaaa Rio Ify kalian akan menikah..." ulang Bunda Rio dengan nada yang begitu manis dan wajah penuh harap membuat Rio maupun Ify tidak tega menjelaskannya.

"iyakan kalian mau kan...? " lanjut Bunda Rio begitu berharap putra dan calon 'menantunya' itu akan mengatakan IYA.

Melihat wajah penuh harap milik bundanya membuat Rio semakin sulit dan tak tega. Lalu saat ini ia harus apa mengiyakan keinginan Bundanya?  Tapi kenyataanya tidak begitu.
Lalu menolak permintaan Bundanya?  Itu sama saja dengan melukai hati milik wanita cantik yang mengandungnya dulu itu. Posisinya saat ini begitu sulit begitu rumit. Ini bukan masalah satu hati tapi banyak hati yang masuk dalam cerita ini.

Perlahan ia berlutut di depan Bundanya. Meraih tangan yang sudah mulai menua itu.  Di raihnya kedua tangan itu di genggamnya dengan penuh penyesalan.

"Bunda.....
Sebelumnya Rio sama Ify minta maaf... " ucap Rio sambil menatap kedua bola mata milik bundanya itu.

"aku sama Ify nggk bisa penuhin keinginan bunda saat ini.
aku sama Ify itu nggk ada hubungan apa apa kecuali sebagai sahabat ataupun kakak adek Bunda tau kan? Aku emang sayang sama Ify tapi Bunda juga tau kan sayangku ke Ify itu kek apa saat ini dan aku nggk pernah tau kedepannya Bund.
Kalopun nantinya aku sama Ify jodoh aku tetap akan menikah setelah aku sukses Bun. Dan kalopun aku nggk jodoh sama Ify dia tetap adik aku Bun... Bunda ngerti kan??" Jelas Rio.

Sungguh demi Tuhan Rio saat ini sangat amat merasa tak tega melihat Bundanya itu meneteskan air mata. Ini untuk yang pertama kalinya bundanya itu menagis karenanya. 

"lagipula aku masih mudah Bun,  aku masih terlalu dini untuk membina rumah tangga. Aku nggk mau Rumah Tangga yang aku buat nanti hancur karena aku yang masih terlalu labil dalam segala hal.  Dan yang jelas aku ingin mengejar impianku dulu bun cita citaku dengan begitu aku bisa menafkahi istri dan anakku kelak dengan hasil jerih payahku sendiri. Dan aku juga menjamin Ify juga memiliki pemikiran yang sama denganku."

"maaf Bun.... bukan maksud kita bikin Bunda kecewa.."

Akhirnya dengan penjelasan yang  dan tutur kata yang lembut Bunda Rio bisa menerima juga. Di peluknya Putra semata wayangnya juga 'calon menatunya' itu bersamaan.

###

            Esoknya sekitar pukul setengah tujuh pagi Gadis mungil itu baru saja menginjakan kakinya di sekolah tercintanya ini. Untuk hari ini ia tidak berangkat bersama sahabat tampannya itu. Di karenakan sahabat tampannya atau Rio sedang ada urusan bersama anggota osisnya membuat cowok tampan itu harus datang satu jam lebih pagi.

Ia menjalankan kakinya menuju ruang kelasnya  yang berada di lantai dua.  Itu tandanya ia harus melewati koridor lantai satu menuju tangga yang menghubung ke lantai dua lalu berjalan lagi melwati lorong koridor sebelum benar benar sampai di kelasnya. 

Baperin Ify Aja Terus...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang