22. Perpisahan|Pengakuan

1.6K 103 62
                                    

        Hari ini tepat lima hari setelah hari kelulusan Rio dan angkatannya. Teman teman dan sahabatnya sudah sibuk dengan aktivitas masing masing.  Ada yang melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi ada juga yang tidak. Semua sahabat Rio memutuskan hal yang sama mereka ingin menggapai cita citanya terlebih dulu dengan menambah ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki.  Seperti  Cakka dan Alvin mereka tetap dalam satu Universitas di kawasan jakarta. Gabriel ia memilih untuk mengejar ilmunya di ITB. Untuk Shilla gadis cantik itu masih di sekitar dekat sini profesinya sebagai foto model tak bisa membuatnya untuk jauh jauh dari kawasan ibu kota ini. Gadis itu memang sedari kecil menyukai bidang modeling, tapi itu bukan cita citanya ia ingin menjadi guru. Ia ingin membuat orang orang menjadi pandai. Sedangkan Rio ahhhh...  Sedih kalo harus cerita.

Seperti hari ini ia begitu bimbang akan pilihannya.  Ini cita citanya tapi.  Ia harus bagaimana.

Sore ini ia mengajak Ify ke danau favorit mereka. Setelah turun dari motor sportnya.  Rio dan Ify berjalan menuju pinggiran danau,  mereka duduk di sana beralaskan Rumput hijau. Ify gadis itu tak mau banyak bicara ia sungguh merindukan momen ini dimana sepoi angin membelai wajanya dengan malu malu.  Tidak untuk Rio laki laki itu terdiam sambil memandang lekat gadis di sampingnya ini. Memandang ukiran Tuhan yang begitu sempurna tapi bukan itu permasalahannya,  ia bingung bagaimana cara mengatakannya, pemilihan kata yang pas dan intonasi yang tepat tentunya juga sangat penting.

"Fy.. " panggil Rio pelan kali ini laki laki itu tak berani menatap mata Ify, demi apapun ia benar benar tak tega mengatakan ini.

Mendengar panggilan Rio yang sepertinya serius tak seperti biasanya membuat Ify segerah menoleh menatap wajah Rio yang menunduk. Benarkan pasti ada sesuatu yang di sembunyikan Rio.  Pasalnya tak seperti biasanya Rio jarang berbicara kerjaannga cuma bengong lihatin Ify saja. Hawa hawa tak enak sudah merasuki pikiran Ify,  tapi ia tak mau menunjukkannya.

"ada apa? " tanya Ify dengan tenang ia begitu hebat menyembunyikan hatinya yang tengah bergejolak.

"Kak Yo... Kak Yo dapet beasiswa dari harvard university.  " jawab Rio lemah.

"Waahhhh...  Serius ahhhh selamat ya Kak..." ucap Ify turut senang atas apa yang di dapatkan sahabat tampannya ini.

Tapi sisi lain di hatinya begitu sedih jika ia menuruti egonya ia ingin menahan Rio tetap di sini di sampingnya. Harvard University kampus yang terletak di amerika serikat itulah yang memang menjadi kampus impian Rio. Itu artinya ia akan terpisah jauh dan lama dengan cowok yang sekarang masih menyandang status sebagai sahabat tampannya itu. Demi Tuhan ia sulit menerima itu,  tapi ini impian cowok tampan itu ia tidak mau merusaknya begitu saja.

"hei kok sedih sih harusnya kan Kak Yo tu seneng itu kan kampus yang emang jadi impiannya kak Yo dari dulu iya kan?" lanjut Ify.

Ia mencoba menenangkan Rio padahal hatinya sendiri sudah tak karuan ada ketakutan yang tiba tiba menjalar di hatinya.  Tapi ia tak mau egois. Ini impian sahabatnya untuk meraih ilmu di universitas besar dunia yang terletak di Amerika serikat itu.

"Kak Yo tenang aja aku baik baik kok di sini.  Ini impian kak Yo kan?  Aku turut seneng juga dengernya.  Pokoknya kak Yo di sana harus belajar yang giat biar nggk lama lama di sana terus abis itu pulang buat aku. Janji?? " tutur Ify sambil menangkup kedua pipi Rio.

Di angkatnya wajah itu untuk menatapnya. Ia tak suka wajah tampan milik sahabatnya itu di tundukan seperti tadi. Di sunggingkan senyum manisnya untuk sosok di hadapannya itu.  Ia berharap senyumannya dapat menyalurkan kekuatan untuk sosok di hadapannya ini.

"janji?? " ulang Ify lagi ketika Rio tak kunjung membalas ucapannya.

"janji. " jawab Rio singkat dan pelan.

Baperin Ify Aja Terus...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang