25. yes I do

2.2K 125 50
                                    

"tapi satu yang jelas dan perlu lo inget Fy.
Gue siap jadi rumah ketika lo memilih untuk pulang" lanjutnya.

Setelah Cakka mengucapkan kalimat itu, tepat saat itu juga mereka telah sampai di depan pintu masuk ke dalam bazar. Di sana terlihat sahabat sahabatnya telah menunghu Cakka dan Ify yang memang sedari tadi dua anak itu mengendarai motornya dengan amat sangat pelan.

"lama amat lo Cak bawa motornya?" tanya Iel pada Cakka.

Cakka tidak menjawab apapun hanya mengendikan bahunya saja.

Laki laki itu memang dari kecil jarang sekali berbicara.  Ia hanya akan mengeluarkan suaranya jika ia sedang mood atau ada hal penting yang memang harus di bicarakan. Baginya bicara yang tidak penting sama saja dengan membuang tenaga sia sia. 

"yaelah Cak bilang aja lo mau lama lama dua duaan di peluk Ipy, iya kan...." goda Alvin pada sahabatnya itu.

Berbeda dengan Cakka, laki laki berparas oriental itu lebih banyak bicara dan sebagian besar bahan pembicaraannya itu sungguh demi apapun itu tidak penting. 

"terserah lo" balas Cakka tanpa melirik Alvin sedikitpun.

Setelah mengucapkan dua kata tersebut Cakka segera menarik pergelangan tangan Ify membawa gadis mungil itu meninggalkan sahabat sahabatnya yang yah....  Bisa di katakan tidak beres.

Sementara itu sahabat sahabatnya hanya memandang Cakka cengo. Bisa bisanya laki laki itu meninggalkan mereka. Sebenarnya siapa yang punya acara ngajak ke sini?  Terus siapa juga yang ninggalin? Udah gitu itu cewek orang ngapaen di gandeng mulu.

"Cak inget pacar orang tuh!! " ucap Alvin sedikit berteriak pasalnya Cakka dan Ify sudah berjalan menjauhi mereka.

Godaan sekaligus peringatan dari Alvin tersebut membuat hati Cakka kembali menyesak. Sebisa mungkin ia harus bisa sadar bahwa gadis yang berada dalam gandengannya ini adalah punya orang dan itu sahabatnya sendiri. Ia harus dengan susah payah menahan diri agar tidak terbawa perasaan ketika sedang bersama dengan gadis ini.

"lo ngerasa aneh nggk sih Yel sama Cakka? " tanya Alvib pada Iel.

"kenapa emang? " tanya balik iel dengan santai sambil terus berjalan.

"keknya Cakka ada rasa deh sama Ify" ucap Alvin.

"yaudah sih" jawab iel dengan tenang ia sudah mengira itu sejak lama.

"kok lo gitu sih Yel. Ify kan punya orang" balas Alvin tak terima atas jawaban yang keluar dari mulut Iel yang kelewat santai itu.

"ya abis mau gimana lagi. Menyukai dan di sukai kan hak semua orang" balas Iel lagi.

"aish tapi kan Ify punya orang  Yel kalo ketauan bisa jadi masalah besar"

"nggk bakalan gue yakin mereka sama sama udah dewasa pasti saling ngerti. Bakalan jadi maslalah besar kalo Ify bales perasaan Cakka pas dia masih milik orang.  Untuk saat ini nggk ada masalah apapun. Cakka punya Hak buat suka sama Ify dan Ify punya hak buat di sukai sama Cakka. " jelas Iel panjang lebar.

"yaudah deh serah lo Yel serah lo. Cari makan yuk laper gue." ajak Alvin pada Iel Shilla dan Via setelah ia memilih untuk menyerah berdebat dengan Iel.

###

"To the point aja gue sibuk" ucap Cakka dingin.

"maaf" ucap gadis itu sangat pelan bahkan terdengar hanya seperti lirihan.

"nggk ada yang perlu di maafin" balas Cakka singkat.

"tap... Tapi Ga gu..e..."

"nggk ada yang salah antara lo dan gue jadi nggk ada yang perlu di maafin.  Ini semua takdir, di mana takdir menuntun lo buat ninggalin gue" ucap Cakka ketus pandangannya tak sedikitpun melirik gadis yang tengah duduk di sampingnya ini.

Baperin Ify Aja Terus...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang