sequel

1.9K 107 23
                                    

           Gadis itu bukan bukan ia bukan gadis lagi saat ini setelah tiga hari lalu resmi di pinang seorang Mario Stevano Aditya Haling, ya dia ify Alyssa Saufika Umari. Kini ify tengah duduk di sebuah ayunan di bibir pantai menikmati pemandangan pantai di pulau dewata itu.  Kakinya yang tanpa alas memain mainkan pasir putih bersih itu menciptakan pola abstrak. Ia tersenyum sendiri mengingat bagaimana jalan kisahnya.  Bahkan ia masih tak percaya pelabuhannya adalah sahabat sejak kecilnya itu.

Ngomong ngomong pria itu, Rio  lama sekali ke kamar mandinya. Apa yang sebenarnya ia lakukan di dalam sana. Sudah hampir 5 menit Rio tak kunjung kembali dari kamar hotel. Sampai akhirnya ia di kejutkan dengan benda dingin menempel di pipinya membuatnya sedikit terjingkat. Untung saja gadis itu tak sampai terjengkang dari ayunannya.

"Kak Yo ih kalo Ify jatuh gimana? " ucap Ify sedikit kesal atas ulah suaminya itu.

"kalo kamu jatuh yah Kak Yo ketawa ngakak deh" jawab Rio dengan santainya bahkan ini kelewat santai dan setelah itu ia berlari begitu saja setelah melihat gelagat istrinya memberinya serangan dadakan.

"Kak Yo kok jahat sih sama Ify...!!!" jerit Ify begitu saja ketika Rio berlari terlebih dulu menghindarinya.

"Iya Fy sama Kak Yo juga sayang sama kamu" jawab Rio nggk nyambung.

Rio memberhentikan larinya ketika istrinya sudah berjarak kurang dari dua meter  di belakangnya. Setelah itu iaendudukan badannya di hamparan pasir.

"Fi sini..." panggil Rio sbil menepuk nepuk tempat di sebelahnya.

Mengerti maksut Rio Ify segerah menyusul suaminya itu dan duduk di sampingnya.

"kenapa? " tanya Ify langsung.

Bukannya menjawab Rio malah merangkul Ify dari samping membawah kepala Ify bersender pada bahunya.

"Kak Yo kenapa sih?" tanya Ify ulang.

"nggk papa rasanya kangen aja sama kamu" jawab Rio jujur sambil menatap lekat wajah wanitanya ini.

Mendengar jawaban yang keluar dari mulut suaminya membuat wajah Ify memanas dan perlahan semburat merah itu mendominasi kedua pipinya.

"pipi kamu kenapa Fy kok merah gitu" tanya Rio pura pura tidak tahu.

"masih tanya juga?  Ini kan gara gara Kak Yo" jawab Ify dengan nada yang di buat seolah olah dirinya sedang kesal.

"siapa si yang bisa bikin Ify baper ampe pipi Ify merah ampe lumer kemana mana,  cuma Kak Yo" jawab Ify jujur.

"hahaha iya iya maaf deh..."balas Rio di sertai kekehannya mengingat masa masa remajanya dulu.

"emm Kak Yo.... " panggil Ify pelan.

"iya kenapa" sahut Rio balik bertanya sambil kembali menatap Ify.

"aku laper" jawab Ify di sertai cengirannya.

"sebenernya Kak Yo juga laper sih... emm cari makan di luar yuk sekalian jalan jalan mau nggk? " balas dan tawar Rio.

"nggk ada alasan buat aku nolak Kak hehehe yuk cussss....." balas Ify dengan semangat empat lima.

"laper banget ya Fy ampe. Semangat banget gitu? " tanya Rio sedikit heran pada istrinya itu.

Ify hanya mengangguk semangat menjawab pertanyaan dari suaminya itu. Sedangkan Rio sendiri ia tak tahan untuk tidak mencubit kedua pipi Istrinya itu karena gemas.

"ish Kak Yo sakit tau' ayolah cepeeeet... "

Lihatlah betapa menggemaskannya istrinya itu. Di umurnya yang menginjak angka 25 tahun itu ia terlihat seperti gadis SMA apalagi di dukung dengan postur tubuhnya yang mungil. Di tambah dengan pakaian yang ia kenakan tidak mencerminkan seorang desainer ternama sama sekali,  bagaiman tidak wanita itu hanya mengenakan  hot pants biru pudar satu jengkal dari atas lutut dan atasan t-shirt rajut abu abu gelap lengan panjang bahkan sepertinya t-shirt itu sedikit kebesaran.

Baperin Ify Aja Terus...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang