(21) Kisah Cinta (21+)

62.1K 2.9K 224
                                    

"Halo, Ji! Lo kangen gue?"

Pandji tersenyum, "iya." Ia tahu Kartika sama sekali tidak peduli dengan perasaannya. Beruntung ia pun tidak peduli juga pada Kartika.

"Jadi ada apa nih, jangan bilang lo minta gue pulang. Bisnis gue di sini lagi rame banget, gue sama Marvin sampai nggak sempat bikin anak saking asyiknya kerja."

Pandji tidak dapat merasakan kebahagiaan Kartika di sana malam itu, tapi ia bersyukur karena ia juga sudah bahagia di sini.

"Ka, gue jatuh cinta."

Keheningan panjang membentang di antara mereka, cukup lama hingga suara Kartika kembali terdengar tapi keceriaan itu sedikit pudar.

"Lo serius?"

"Sangat."

Tidak pernah Kartika merasakan kehilangan akan seorang Pandji. Pria itu memang bermain wanita namun tak pernah menunjukan perasaan dengan gamblang. Bisa dibilang Pandji menghindari hubungan emosional seperti cinta. Selama ini Kartika merasa memiliki Pandji secara eksklusif, semua orang mengenalnya sebagai tunangan Pandji, ketika ia pulang pria itu akan meluangkan waktu untuknya.

"Ji," suara Kartika bergetar lirih, "kok gue berasa kaya bakal kehilangan lo selamanya ya?"

Pandji menghela napas memikirkan kekasihnya yang tertidur pulas di ranjang, "gue nggak pernah kepikiran bantah nyokap, Ka. Tapi untuk yang ini kayanya... gue mau berjuang."

"Dia cewek kaya apa sih?" Kartika terdengar skeptis karena tidak rela. "Udah test drive? Lebih enak dari gue?"

Pandji memikirkan cara singkat sekaligus paling mudah membuat Kartika percaya, "lo tahukan, kondom udah jadi sahabat karib gue kalau ngeseks? Gue nggak pernah lupa ajak Si lateks, bahkan ketika dengan lo-"

"Dan dengan dia lo nggak pake?" tebak Kartika lalu wanita itu melanjutkan dengan nada mencemooh, "terus dia bunting, jadi terpaksa lo harus tanggung jawab. Dan lo bilang itu cinta. Itu bego namanya, Ji."

Pandji terkekeh pelan, "lo benar, kita kebablasan. Gue perawanin dia tanpa kondom-"

"Anjing! Perawan, Ji?"

"...gue nggak nyangka benih gue se-tokcer itu. Kita masih belum sadar sampai cewek gue menstruasi yang ternyata keguguran. Anjir, gue sedih dong."

"Oke, oke! Stop! Gue akui," Kartika memberi jeda sejenak, "gue jealous sama cewek ini. Gue nggak mau denger semua cerita bucin lo. Gue iri, gue kesel, tapi... gue bahagia buat lo, Ji."

"Thank's!"

Pandji menjelaskan rencananya menemui ayah Kartika, memberitahu bahwa mereka sudah memilih jalan hidup masing - masing. Kartika akan membawa Marvin pada orang tuanya, begitu pula Pandji akan membujuk Den Ayu membatalkan perjodohan konyol itu dan membawa Airin sebagai gantinya.

Kartika menyambut baik rencana Pandji, selama ini hubungannya dengan Marvin tersendat oleh karena sikap patuh Pandji pada ibunya.

***

Airin tidak terlihat bahagia, ia bingung mendengar penguraian Pandji atas rencananya. Ternyata pria itu serius ingin melamar. Jiwa mudanya memberontak, setelah menyandang status nyonya Pandji Adiwilaga, Airin akan menghabiskan sebagian besar hidupnya di rumah menjadi ibu rumah tangga. Bukan itu yang ada di benak mahasiswa baru lulus kuliah.

Walau tak dipungkiri Airin juga sangat menikmati saat yang seperti ini. Bahagia ketika memasak untuk pria itu, lega melihat Pandji kembali ke rumah setelah seharian, antusias mendengar keluh kesah Pandji tentang pekerjaannya walau Airin tidak mengerti, juga... saat pria itu berbisik, 'Rin, Mas pengen...'

Romantic RhapsodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang