(5) Kencan Pertama (anggap aja gitu!)

48.4K 4.4K 444
                                    

"Na, suka sama pacar orang tuh dosa nggak sih?"

Setelah mendekam di dalam kamar malam itu, pagi ini perasaannya tidak juga normal. Ia begitu peka dengan keberadaan Pandji, bahkan ia bisa membedakan suara langkah kaki pria itu dengan langkah kaki Gyandra. Airin jelas ketakutan, bagaimana ia bisa terobsesi pada Pandji manakala tak terjadi apa - apa di antara mereka? Apa yang lebih pahit daripada tergila - gila pada tunangan orang lain?

"Kamu nyindir aku ya?" balas Isyana tiba - tiba.

"Sindir? Nggak! Emang Mas Tria pacar siapa?"

Isyana meringis, agak menyesal. "Nggak ada sih. Cuma rasanya kaya gitu."

"Mas Tria selingkuh?"

"Nggak, bukan gitu."

"Mas Tria belum move on?"

Kali ini Isyana mengedikkan bahunya tak yakin. "Ini aneh banget, perasaan ini. Mas Tria itu sosok suami yang sempurna, sepenuhnya yang aku inginkan dari seorang pria. Jujur aja aku nggak suka pria alim dan kaku seperti Abah, semua dari diri Mas Tria aku suka."

"Terus, yang buat kamu ragu... apa, Na?"

Isyana menunduk. Tanpa hijab, rambut bergelombangnya tergerai cantik di salah satu pundak. Isyana terlihat dewasa di usia yang lebih muda dari Airin. Efek menikah biasanya seperti itu. Tiba - tiba saja Airin ingin menikah juga. Plak!

"Aku tahu masa lalu dia. Mas Tria cerita semua yang aku tanyakan walau dia peringatkan aku di awal bahwa mungkin kisahnya bakal bikin aku sakit hati. Aku tahu dia punya mantan, nyaris menikah, tapi ternyata meninggal. Mas Tria ceritakan semua itu dengan lancar, tanpa beban, seolah itu cuma masa lalu yang udah lewat. Tapi kalau setiap kali aku tanya tentang Mba Kumala dia... dia nggak bisa seperti tadi. Sikapnya berubah, agak menutup diri, cenderung menghindar. Kita nggak pernah bertengkar, Rin. Dia dewasa banget, cuma aku sering pancing dia dengan bawa - bawa Mba Kumala dan kita pun bertengkar." Isyana mengulas senyum sesal atas sikap kekanakannya.

"..."

Isyana menangkup wajahnya, "aku tahu aku kekanakan banget. Kadang aku malu udah kaya gitu. Aku hanya merasa ini bakal terungkap pada waktunya."

"Mba Mala kan udah nikah, Na. Dia pasti cinta banget sama suaminya yang bisa dibilang nyaris sempurna. Apalah Mba Mala dibandingkan suaminya..."

"Jangan ngeremehin ya, dia emang biasa tapi di mata cowok - cowok dia nggak biasa."

"..." masa sih? Pikir Airin skeptis.

Isyana memandang Airin lalu tersenyum usil, "ngomong - ngomong, kamu berencana jadi pelakornya siapa?"

"Dih, Nana! Jahat banget."

"Terus kalau bukan, apa namanya?" Isyana menggigit bibir menahan senyum geli karena wajah Airin yang sewot.

"Kayanya..." Airin mencoba mencari kalimat pembelaan terbaik, "aku cuma lagi suka sama cowok yang jauh lebih dewasa dari aku. Aku suka aja tiap ada di dekat dia, setiap gerak - geriknya percaya diri banget, dan kalau udah ngobrol... aku ngerasa jadi orang bodoh paling beruntung. Kaya dia tuh dosen, aku anak TK."

"Kok bisa gitu? Emang beda usia kalian berapa tahun?"

Airin meringis teringat celetukan Gyandra malam itu, "em... sepuluh."

Isyana tersenyum paham sambil menopang dagunya, "kamu tahu nggak beda usia aku sama Mas Tria?"

"Berapa?"

"Dua belas tahun."

Airin terperangah, "astaga! Gila! Nggak kelihatan ya, Na. Cerita dong, gimana hadapin pasangan yang beda usianya jauuuuuh gitu."

Romantic RhapsodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang