BERBEDA

292 40 4
                                    

Kembalinya Ana membuat Dylon tergesa melangkahkan kaki nya melewati tangga.

"Ada apa nak??"
"Ana kembali mom...aku pergi ya.. byeeee"
"Hati hati sayangggg" ucapan itu hanya di balas dengan lambaian tangan Dylon.

Ia bahagia... cintanya kembali. Ana.. aku akan datang.

Di rumah sakit , dokter yang kini menangani Ana telah keluar.

"Bagaimana dok?? Bagaimana keadaan anak saya?"

"Sungguh keajaiban Tuhan itu ada, nona Ana kini telah tersadar , nyonya bisa menjenguknya."
"Terima kasih dok.. terima kasih"

Dengan tergesa, kedua orang tua Ana memasuki ruangan Ana.

Peralatannya belum di lepas semua, namun masih bisa memperlihatkan wajah Ana .

"Sayangggg... hiks... hikss... bunda takut ... bunda takut sekali sayangg"
"Fine bun..." jawab Ana dengan lirihnya , ia masih belum bisa berbicara dengan kuat.

Akhirnya sang ayah kini memeluknya erat namun masih terasa nyaman dan tak memberatkan Ana.

"Ayah bersyukur kamu kembali sayang... i love you ...cup " kecupan pada Kening Ana membuat sang empunya tersenyum . Kemudian ia melihat seseorang yang kini masih berdiri di ambang pintu dengan wajah sendunya.

"Ka..el"
Kedua orang tua Ana saling bertatapan , kemudian mengangguk mengerti bahwa mereka harus meninggalkan Ana dan Kael berdua.

"Sayang.. bunda kekantin dulu ya" Ana mengangguk mengiyakan.

"Ayo Yah " kini di ruangan itu hanya terdapat Ana dan Kael.

"Ka..el.." walaupun nada itu terdengar sangat lirih, Kael masih bisa mendengarnya.

Ia mendekat ke arah Ana , perlahan namun pasti , ia kini berada di dekat Ana.

"Hai..."
Ana membalasnya dengan senyuman.
"You okey?" Tanya Ana pada Kael. Dan itu membuat Kael semakin menyesal akan kelakuannya dulu. Kenapa mata hatinya tertutup begitu saja.

"Ya... gue baik...thanks.. berkat lo... gue.."
"Ssttt.. gapapa, ekhhm..."
Dengan segera Kael mengambil minum yang tersedia di meja samping kasur Ana.

"Ini, minum dulu" Kael pun membantu Ana untuk minum .

Gllekkk

Glleekkk

Glleekkk

"Makasih kael"
"Sama sama... " tanpa sadar, tangan itu mengelus puncak kepala Ana dengan sayangnya.

"Kenapa gue buta selama ini??"

"Kenapa gue selalu merasa dendam sama lo selama ini?"

"Kenapa gue selalu jahat sama lo, gu..."

"Stop Kael.."
"Zy gapapa... Zy seneng karena sekarang Kael udah mau bicara sama Zy" kata - kata itu kembali menusuk Kael, padahal dulu , ia selalu melontarkan kata - kata yang pasti membuat siapaun sakit hati saat mendengarya.

"Tapi gu..."

Braaakkkkk

Suara pintu ruangan terbuka dan menimbulkan suara yang begitu keras.

"Ana... kamu kembali??? Anaaaa.... " Dylon mendekap erat Ana.

"Enghh.. Dy..." ucapan Ana membuat Dylon tersadar akan kesalahan yang ia perbuat.
"Eh... so..sorry Ana..." Akhirnya Dylon pun melepaskan pelukannya.

"Gapapa Dy... ini sampe keringetan gini" Ana memaksakan tangannya untuk terangkat karena ingin mengelus peluh yang terus membanjiri wajah kekasihnya.

"Gak usah di paksain" ucapnya seraya menurunkan tangan Ana.

Bukan Dylon yang melarang, melainkan Kael. Ana menatap wajah itu seolah bertanya , ada apa??

"Lo masih harus istirahat, tidur lagi gih"
"Tapi kan Dy.." ucapan itu terpotong begitu saja.
"Udah.. tidur aja" paksa Kael pada Ana. Entah kenapa moodnya menjadi buruk saat Dylon datang. Sahabatnya itu seolah telah mengambil alih eksistensinya dari Ana hingga akhirnya ia di acuhkan.

"Dy..."
"Gapapa kok... benar kata Azka, sebaiknya Ana tidur lagi ya, istirahat , biar cepet sembuh"
"Iyaaa Dy, makasih sudah datang" Ana memberikan senyum indahnya .

"Sama sama sayang" cup , tanpa di duga oleh siapapun . Dylon mengecup tepat pada bibir Ana. Ya, hanya kecupan , namun membuat Kael terlihat marah dan Ana yang kini masih terpaku dengan wajah merahnya.

"Iisshh.. lucu banget sihhh" Dylon mencubit kecil hidung Ana membuat sang empunya semakin merona.

"Aku ke kantin dulu ya , kamu tidur" Ana kini hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Mau titip gak?" Tanya Dylon pada sahabatnya yang kini tengah menatapnya dengan pandangan , tak suka?
"Gak"

Dylon menatap Kael dengan pandangan bertanya. Ada apa dengan sahabatnya itu.

Setelah Dylon keluar ruangan , Ana pun dengan tenang menutup matanya kembali . Kael memperhatikan semua apa yang Ana lakukan.

Mata itu mengerjap dengan perlahan mengikuti setiap detik pergerakan waktu yang kita lewati, semakin lama kedipan mata itu semakin lambat, hingga...

Kael mendekat , tangannya berusaha menahan sesuatu yang sedari tadi ia inginkan.

"Wajahmu itu sangat cantik Zy "

Kini sudah tak bisa tertahan lagi, ia mengangkat tangannya untuk menyusuri wajah cantik yang dimiliki Ana.

"Halis , mata, hidung , pipi dan... bibir ini.... " gerakan tangan itu terhenti pada bibir Ana .

"Bukankah seharusnya kau menjadi milikku Zy?"

"Apa masih adakah rasa untukku di hatimu itu Zy , seperti apa yang diucapkan oleh Dylon"

"Kuharap ya"

"Karena aku...

〰〰〰〰〰

Jeng jengggg.. aku gantung 😁😁😁😁

Vote dulu... jangan lupa Commentnyaaaa

Share juga cerita ini pada teman kalian yaa.. hope you like this 😘😘😘

Maaf jika typo bertebaran dimana mana 😁

Tbc.

SHADOW || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang