CARI PERHATIAN

244 34 6
                                        

Akhirnya, Ana sudah diperbolehkan untuk pulang. Kael dengan segera bergegas menuju rumah sakit untuk menjemput kedua orang tuanya yang tentu saja bersama Ana.

Dengan langkah ringan ia menuju mobilnya seraya bersiul senang.

"Ahhh.. akhirnya dia pulang juga, ya, gue akan buktikan kalau gue bisa berubah" gumamnya dalam hati , jarinya mengetuk pelan pada stir dan sesekali menyanyikan lagu yang kini terputar pada tipe mobilnya.

Tak berapa lama, ia pun telah sampai dirumah sakit. Dengan segera ia pun menghubungi sang bunda .

"Hallo bun"
"Kak, kamu dimana sih??? Kita tungguin dari tadi loh"
"Maaf bun, ini Kael udah sampai kok, Kaka di depan nih" 
"Okey, kita kesana"

Setelah panggilan ditutup, Kael memasukkan kembali ponselnya pada saku celana yang ia gunakan saat ini.

Terlihat dari jauh Ana dan juga kedua orang tuanya mendekat. Dengan segera Kael menghampiri seraya mengulurkan tangannya pada Ana.

Melihat uluran tangan dihadapannya , Ana mendongak dengan bola mata yang membulat tak percaya.

"Ini?? Gak mimpi kan??" Ucapnya dalam hati masih tak percaya akan apa yang Kael lakukan.

Masih dalam pikirannya, Ana kembali dikejutkan dengan rangkulan pada bahunya.

"Eh.."
"Lama sih... yuk, ayah sama bunda udah ke mobil"
"Oh iya , ayo"

Akhirnya Ana pun berjalan bersama Kael yang kini tepat berada di sampingnya.

Ia mencoba menetralkan debaran jantung yang dengan nakalnya berdetak begitu cepat.
Sesekali, mata itupun melirik laki-laki idamannya sedari kecil.

Masih tampan

Dan... Lembut

"Udah puas belum perhatiinnya??"
"Hah,, ?? Ehh?? Apa ka?"
"Dari tadi matanya lirik-lirik terus, sampe gak sadar kita dimana"
"Loh?? Kok udah ada disini?"
"Iya lah... makanya, jalannya juga diperhatiin dong... " tangan Kael terangkat dan dengan gemasnya mengacak puncak kepala Ana membuat sang empunya terkejut bukan main.

"Yuk, masuk" Ana pun akhirnya memasuki mobil setelah dibukakannya pintu oleh Kael.

"Ekhem.. udah baikan nih yaaa...." ucap sang bunda dari kursi penumpang dibelakangnya. Ana yang ingin menjawabpun terhenti karena terbukanya pintu kemudi.

"Sabuk pengamannya pake Zy"
"Ah.. i..iy..iya kak"

Ana pun langsung memakai sabuk pengaman dan terduduk dengan tenang.

.

.

.

Drrrttttt... ddrttttt....

"Hallo.."
"Hallo... Ana , kamu dimana ?"
"Ini lagi dijalan Dy, bentar lagi sampai"
"Aku tunggu di rumah kamu ya, ada yang mau aku bicarain"
"Emm.. emang ada apa?"
"Ada aja.. nanti aku kasih tau kalau udah ketemu ya. Ana sudah makan belum?"
"Udah dongggg..."
"Makan sama apa sih???"
"Makan roti hehhe... soalnya belum boleh makan yang berat dulu"
"Ohhh begitu, Ana masih jauh?"
"Emm.. engga nih.. ini baru masuk komplek"
"Okey kalau gitu, Dy tunggu yaaa"
"Okey..."

Percakapan pun terhenti dan tanpa disadari olehnya , Kael sedari tadi mencuri dengar apa yang di bicarakan oleh Ana.

"Ngapain sih telpon segala?" Dengusnya tak suka saat tau bahwa Dylon lah yang mengalihkan perhatian Ana darinya.

.

.

Mobilpun kini telah memasuki halaman mansion Ana. Dan disanalah sang Rival terduduk diam di kursi teras depan mansionnya.

Dylon berjalan cepat menuju ke arah mobil dan membukakan pintu mobil untuk Ana. Kael yang melihat itu mencoba menekan rasa gejolak aneh yang timbul dalam hatinya.

"Silahkan tuan putri..."
"Dy, malu tau..." ucap Ana seraya keluar dengan kepala yang menunduk menatap kedua kakinya.

"Heheh.. gapapa dong."
"Ishh. Kamu..."
Sang ayah dan bunda hanya tersenyum maklum akan kisah asmara anaknya .

Lirikan mata sang bunda kini tepat kearah Kael yang menatap kedua pasangan remaja itu dengan mata yang menyiratkan kecemburuan.

"Ck ck ck... cinta segitiga" gumam sang bunda namun masih terdengar oleh sang suami.
"Siapa bun?"
"Tuh.. anak sulung kita sepertinya cemburu"
"Kael?? Cemburu sama mereka?"
"Iya, tuh.. liat aja sama ayah"

Pandangan sang ayah kini tertuju pada si sulung . Dilihatnya raut wajah sebal dengan kedua tangan yang memukul mukul kecil mobil miliknya. Bibir yang biasa tersenyum indah itu kini cemberut seolah ada yang menariknya kebawah.

"Ck.. gimana bun? Kael kan putra kita juga"
"Bunda sih tergantung sama anak - anaknya aja yah"
"Hm.. iya juga sih... lagian, Dylon juga anaknya baik, sopan, pinter lagi"
"Yaudah yuk, tinggalin aja" akhirnya pasangan suami istri itupun memasuki mansion meninggalakan anak-anaknya.

.

.

"Ide. . Mana nih?? Gue harus apa ya...?" Ting, seolah ada lampu yang kini berada diatas kepalanya.

Bruuukkkk

"Aahhhkkkk" suara pintu mobil yang tertutup dengan keras disertai jerit Kael saat jarinya merasa kesakitan, dan hal itu membuat Ana mengalihkan perhatiannya.

Ana berlari menuju Kael yang kini berjongkok di samping mobil seraya meringis kesakitan.

"Kael, kenapa??" Tanya Ana begitu paniknya.

"Ahhkkk.. jari gue ..."
Dengan perlahan , Ana pun menarik tangan Kael untuk dilihatnya .

"Astaga, Kael, ini sampe biru gini, ayo kita obati"
Ana menuntun Kael dan dengan langkah cepatnya berlari memasuki mansion tanpa menghiraukan apapun lagi.

Ya, Dylon terlupakan , dan hal itu yang Kael sukai.


.



.



〰〰〰〰〰

Tbc. Votmen yaaaa 😉😉😉😉


SHADOW || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang