KEBENARAN

225 43 6
                                    

Kael kini tengah menaiki motor sportnya dengan kecepatan rata-rata. Di benakknya , kembali terngiang akan reaksi Ana saat ia menciumnya.

Senyum tipis dari balik helm itu tak luntur , namun , beberapat saat kemudian, mata itu menatap ke arah dimana dua orang yang kini tengah menaiki motor seraya gadis itu memeluknya dari belakang.

Lampu merah

Kael dengan segera menyusul mereka agar berhenti disebelahnya.

Brrummm.... brrummmm

Motor itu berhenti tepat disebelah motor sport hijau yang kini ditumpangi kedua orang yang dikenalnya.

Suara tepuk tangan dari Kael membuat keduanya menatap tepat kearahnya.

"Kael?" Ucap keduanya begitu terkejut.

"Lo berdua buat gue muak!!! Tai !!!"
"Kael.. aku bisa jelasin" ucap Indira dengan gerak tubuh yang akan turun dari motor Dylon.

Lampu hijau

"Naik ra, lampunya hijau tuh" ucap Dylon dengan tegasnya.

Kael telah meninggalkan mereka dengan kecepatan di atas rata-rata. Pikirannya berkecamuk akan apa yang dilakukan sahabat dan juga pacarnya itu.

"Apa tunangan yang dimaksud Dylon itu Indira??"
"Atau Dylon memang punya banyak cewek?"

Bruummm... brummm...

Kedua motor sport itu datang bersamaan. Namun hal yang menjadi perbincangan adalah Indira yang diboncengi oleh Dylon.

"Gillaaa.... bukannya Indira pacar Azka ya?"

"Anjir ... anjirrr... ini bikin gue semangat ngincar Azka nih"

"Gilaaa ... se perfect itu malah di selingkuhin"

"Anjir, emang jabl** sama siapapun mau"

"Otaknya miring tuh cewek"

"Pasti Azka bebas karena udah tau kelakuan tuh cewek yang sebenarnya"

"Tapi kok sama Dylon sih? Terus si Ana gimana?"

Perkataan itu tak membuat Kael berbalik atau memarahi mereka sedikitpun. Senyuman itu terpatri jelas dibibir manisnya.

Padahal , dalam hatinya , ia begitu merutuki orang yang membicarakan Ana.

"Woy... bro" sapa Rega pada Kael yang kini belum sadar akan situasi yang ia hadapi selanjutnya.

"Hm"
"anjirrr... dinginnya... eh, si Dy" ucapan itu terputus begitu Rega melihat ke arah belakang Kael dimana Dylon yang kini tengah bergandengan tangan dengan Indira.

"Anjin* , kenapa tuh anak? Kesambet? Dia kan pacar yayang gue , kok sama si lampir.? Eh "
"Lo juga, ngapa diem aja liat pacar lo kayak gitu.?" Tanya Rega bertubi - tubi saking marahnya melihat kaejadian memuakkan dihadapannya saat ini.

Kael hanya mengedikkan bahunya dan bersikap acuh. Toh ia sudah tak peduli.

Akhirnya, Rega dan juga Kael jalan bersama menuju kelas mereka. Sesekali , Rega mengumpat kasar akan tingkah Dylon dan  juga Indira.

Padahal, sebelumnya ia mengikhlaskan hubungan Ana dan Dylon karena tahu kalau Dylon adalah laki-laki yang tepat buat gadis itu. Namun , jauh dari ekspektasi, hal yang malah menghancurkan kepercayaannya terjadi begitu cepat.

"Apa gue jadian aja ya sama Ana?" Gumam Rega yang masih terdengar jelas oleh Kael.

"Gak!!! Ana milik gue" setelah mengucapkan itu, Kael dengan cepat melangkah memasuki kelasnya.
"Busetttt... " sebenarnya ada apa sih?? Kok jadi begini?

SHADOW || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang