TERABAIKAN

264 44 5
                                        

Saat cinta yang dulu selalu hadir tanpa diminta, namun terabaikan begitu saja.

Setelah ia pergi dan memintanya kembali , perasaan itu berubah dan tak sama seperti sediakala.

*****

"Apa masih adakah rasa untukku di hatimu itu Zy , seperti apa yang diucapkan oleh Dylon"

"Kuharap ya"

"Karena aku...

〰〰〰〰〰

"Karena aku sudah mulai membuka hatiku untukmu Zy" ucapan Kael begitu lirih namun masih terdengar oleh Ana.

Telinganya tak salah dengarkan?? Apakah ini mimpi yang ia dapat setelah mengalami koma sekian lama? Mata itu terbelalak kaget tak percaya akan apa yang diucapkan laki - laki di hadapannya ini.

Ana memiringkan kepalanya mencoba mencari jawaban akan apa yang kini bersarang di otak cantiknya.

"Okey, gue tau ini terlalu cepat, gue tau kalau ini seperti mimpi buruk buat lo zy, tapi gue gak suka liat lo dekat sama Dylon."
"Dylon kan pacar Zy , kenapa..."
"Cukup!!! Gak perlu lo perjelaspun gue tau hubungan kalian berdua. Please Zy, buka lagi hati lo buat gue"

Ana mengerjapkan matanya dengan cepat seolah kesadarannya telah kembali .

Ceklek

Pintu ruangan Ana terbuka dari luar dan seseorang masuk seraya membawa bunga dan juga beberapa camilan.

"Lili putih untuk gadis cantik pemilik hati. Semoga cepat sembuh sayang" Dylon mengecup bunga itu kemudian memberikannya pada Ana. Dengan senyum merekah dibibir manisnya, Ana menerima dengan riang kemudian mengecup kembali bunga yang kini telah berada di tangannya.

"Ana suka... makasih Dy"
"Sama-sama sayang"

Kael menatap itu dengan pandangan yang tak bisa diartikan, amarahnya siap meledak bagai lahar yang siap keluar dari gunung berapi . Tanpa pikir panjang lagi, akhirnya iapun melangkahkan kakinya menjauhi sepasang kekasih yang kini tengah dimabuk asmara.

Braaakk

Suara itu membuat keduanya tersadar akan keberadaan seseorang yang mereka abaikan. Dylon menatap penuh tanya pada Ana yang dibalas hanya dengan mengedikkan bahunya seolah acuh.

"Kenapa Ana?? Apa kamu masih belum bisa membagi bebanmu padaku??"
"Tidak Dy, bukan seperti itu, aku hanya.." melihat raut wajah sang kekasih yang kembali muram membuat Dylon segera menangkup kedua pipi Ana . Mata mereka saling bertemu menyelami apa yang ada didalamnya . Tak henti sampai disitu, jarak mereka semakin dekat tanpa ada yang bisa memisahkannya lagi.

Cup

Kedua bibir tipis itu saling menempel sempurna. Mata Dylon yang tertutup rapat dengan halusnya jemari itu menyusuri permukaan bibir Ana menyuruhnya membuka bibir itu agar ia bisa mengakses lebih dalam lagi.

Dan , berhasil.

Bibir manis itu terbuka memudahkan Dylon memasukkan lidahnya dan memberi lumatan lumatan kecil yang membuat keduanya terjurumus akan jurangnya cinta.

Dylon membuka matanya menatap pada Ana yang kini masih memejamkan mata dengan rona merah dipipinya.

Ia malu

Sangat malu

"Astagaaaa!!! Kenapa bibir ini berani sekali" batin Ana dengan bibir berkomat kamit seolah merutuki kebodohannya.

"Heyy.. "
"Diam Dy" tepis Ana saat jemari Dylon mengelus tipis pipi Ana. Bukan marah, Dylon malah semakin gencar menggoda Ana yang semakin memerah menahan malunya.

"Ini kenapa merah seperti ini hm??"
"Dy ... please, Ana malu"
"Hahaha...sayang, lihat aku" ucap Dylon seraya mengarahkan kepala Ana tepat dihadapan wajahnya membuat Ana kembali merasakan gugup.

"Terima kasih karena telah menjadi kekasihku, terima kasih karena kamu selalu mengerti aku, dan terima kasih "
"Cukup Dy, kamu tak harus mengucapkan terima kasih setiap apa yang aku lakukan untukmu. Nyatanya? Kamulah yang selalu ada untukku dan mengembalikan senyumku. Terima kasih"

Dylon membawa Ana dalam dekapan hangatnya . Keduanya seolah memiliki dunia ini dan semestanya karena hingga kini tak menghiraukan apa yang terjadi diluar ruangan sana.

.

.

Kael melihat semuanya, ungkapan itu, pelukan , dan ciuman?? . "Arrgghh .. aku bisa gila, aku bisa gila" Kael prustasi melihat kedekatan mereka berdua. Dylon yang sepertinya tak akan pernah melepaskan Ana-nya. YA!! ANA-Nya.

Dengan segera ia memasuki ruangan demi menghentikan semua yang mereka lakukan.

Ceklek

Keduanya menjauh dengan cepat , wajah merah di keduanya membuat suasana hati Kael semakin memburuk.

Tangannya mengepal sebagai bentuk pelampiasan emosi karena tak ingin membuat keributan di hadapan Ana.

"Ada apa nih? Kok canggung gitu?"
"Ahh.. a.. engga kok" gagap Ana semakin membuat Kael curiga. Namun karena lelaki itu sudah tau semuanya, ia hanya melangkah mendekati Ana seraya memberikan makanan yang pastinya Ana suka.

"Nih, makan"
"Hah? Buat aku Ka?"
"Hm, sini gue suapin deh" ucapnya dengan datar walau dalam hati ia sangat menginginkannya. Ana yang mendengar nada dan raut wajah Kael seperti itu menolak mentah mentah .

"Dy, sama kamu aja gapapa kan??" Dylon menatap Ana kemudian mengangguk setuju.
"Sini sama gue aja Ka,  lo duduk sana"

Tak terima !!! Tak terima!!!

"Hm..."

Akhirnya , ia berdiam diri duduk di kursi dengan pandangan tertuju pada dua insan yang kini tertawa tanpa beban.

"Fix, gue terabaikan"

〰〰〰〰〰

Tbc.

Jangan lupa untuk Vote dan Commentnya ya 😉😉😉

SHADOW || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang