Ruangan serba putih dengan beberapa alat yang menunjang kehidupan seseorang yang kini terbaring di brankar ruangan itu.
Wizzy... apakah kamu masih mampu bertahan??
Dylon mendapatkan kabar yang begitu mengiris hatinya, kekasih hatinya berada di ujung maut setelah tersenyum bersamanya.
Kenapa ??
Ada apa sebenarnya??
Tolong... jawab aku, siapapun itu...
〰〰〰〰〰〰
Alat EKG yang terdengar begitu nyaring di ruangan sepi itu seperti suara pengantar kematian .
Tttiittt
Ttiittt
Tiiittttt
Tttttiiiiiiiiiiiiitttttttttt.....
Bunyi itu teramat panjang menandakan ....
Dokter dan para perawat masuk dengan tergesa .
"Siapkan defibrillator"
"Baik dok"Setelah membawa alat yang di perlukan , sang dokter langsung mengambil alih alat tersebut.
"Siap??"
Semua mengangguk."200 joule , shoot..."
Dugggg....
"One more time, shoot"
Duggg....
"Naikkan , 250 joule shoot"
Duuugggg...
Sang pasien langsung mengalami kejang - kejang hebat.
Dengan segera sang dokter menyuntikkan cairan pada alat infusnya.
"Dok, jantung pasien semakin melemah"
"Kita coba lagi, siapkan Hasna"
"Baik dok"Tak berapa lama
"Siap dok"
"250 joule...shoot"Duggggg
Ttttttiiiiitttttttttt
Tak ada lagi harapan
Semuanya gelap
Tak ada siapapun disini
Sang dokter mengumumkan kematian yang kini menjadi pasiennya.
"Pukul 18.00 hari kamis tanggal 24 juni ,pasien bernama Wizzy Azkia Natara Meninggal terkena serangan jantung"
Selimut yang tadi dipakainya kini menutup seluruh tubuh Wizzy.
Sang dokter keluar, ternyata telah ada keluarga Wizzy, Dylon, para sahabatnya dan juga Kael.
"Mohon maaf, pasien meninggal dunia"
"Tidaaaakkkk.... ayahhh... zy yahhh..." sang bunda berlutut seraya menangis tersedu.
"Dok.. dokter bercanda kan?? Dokter pasti bohongkan??" Ucap sang ayah karena tak terima akan apa yang terjadi pada anaknya kini.
"Mohon maaf pak, bu.. saya menyampaikan kejujuran . Saya turut berduka cita atas pasien , kalau begitu saya permisi"
Dylon menatap sendu seseorang yang kini masih berada di atas brangkar pasien dengan seluruh tubuh yang telah tertutup kain.
Ia mendekat
Dylon sekuat tenaga untuk memberanikan hatinya membuka kain tersebut.
Perlahan
Perlahan
Perlahan , kain itu mulai menampakkan rambutnya.
Halis
Mata itu, mata yang selalu menatap indah padanya
Hidung
Bibir...
Dan kini telah terpampang jelas wajah seseorang yang sudah pergi meninggalkannya.
"Ana... kenapa Ana pergi ???"
"Ana kenapa tega tinggalin Dylon...hiks..." air mata itu tak dapat di tahan dan mengalir begitu saja mengenai pipinya.
"Ana.... "
"Bangun Ana...." Dylon tak hentinya meracau memanggil nama Ana .
"Apakah ini mimpi?? Tolong siapapun bangunkan akuu" Dylon kehilangan cintanya, kehilangan senyumnya , ia kehilangan ...
Ana
Sedangkan seseorang dari ruangan sana menatap Ana dengan pandangan kosong.
Haruskah ia senang? Karena apa yang selama ini ia inginkan tercapai.
Haruskah aku merayakan ini???
Tapi....
Kael mendekat dengan perlahan pada jenazah Ana.
"Dasarrr.. gara - gara kamu... Anakku mati"
"Gara - gara kamu Zyzy tinggalin kita "
"Anakkuuuu..hiks hiks.. ayahhhhh Anak kita yahhh..."
"Pergi kamu dari sini... pergi...." teriakan itu begitu keras .
"Lo ikut gue" ucap Dylon menjadi lebih dingin dari sebelumnya.〰〰〰〰〰〰
Bughhh
Bughhhh
"apa apaan lo???" Ucap Kael tak terima karena mendapat pukulan pada kedua pipinya.
"Puas lo ?? Hah??? Puass???"
"Apaan sih lo..."
"Ini yang lo mau kan?? Ini yang lo inginkan selama ini???"
"Maksud lo??"
"Lo mau Ana mati kan?? Lo mau perhatian keluarga lo cuma tertuju sama lo doang.."
"Pikir dong tolol... siapa yang tahan bokap nyokap lo selama ini buat gak menghiraukan perilaku lo selama ini ke Ana. Pikir , siapa yang selalu ada buat lo kalo lo lagi susah. Tapi lo malah balas dia dengan kunciin dia di kamar mandi , hina dia... dasar cowok berengsek... bugh bugh...""Lo tau kejadian Ana kesiram kuah soto?? Itu cuma buat lindungi elo bangsattttt... bukan gue"
Sekelibat ingatan dimana ia mengunci pintu kamar mandi hingga membuat ana Pingsan.
Dimana ia selalu mencaci maki Ana dan mengharapkan ia mati.
Menyuruh ini itu pada Ana dan mendapat kata - kata kasar darinya.
Dan terakhir kalinya , ia merasakan dorongan keras pada punggungnya saat ada mobil yang siap menabraknya.
Ana...
Ana...
No, dia bukan Ana.
Tapi Zyzy...
Zyzy nya Kael...
Kael menunduk menatap sepatu yang kini ia gunakan.
Hadiah dari Ana yang selalu ia gunakan .
Air mata itu meluncur begitu saja membasahi pipi Kael , ia mengingat kembali senyuman Ana yang selalu berusaha berbicara dengan Kael.
Ia terbayang akan senyuman Ana saat ia berjalan dengan Dylon.
"Zy..." kata itu begitu lirih Kael ucapkan.
Ia menyesal
Menyesal akan apa yang selalu ia perbuat pada Ana.
〰〰〰〰〰
Aku baru up lagiii.. 😆😆😆😆
Maaf ya teman teman... semoga kalian gak ada yang ninggalin work akuuu 😁
Happy Reading 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW || END
TerrorBayangan yang tanpa kau sadari selalu ada untukmu #kimsquadswritingchallenge2 #kimsquads