DON'T CARE

298 51 5
                                    

"Kael..."

Ia lemah, dan mata itu tertutup sempurna.

"Zy...."

Seseorang itu masuk mendekati Ana yang kini telah terkapar pingsan.

"Ck.. nyusahin banget sih ni anak"

Ya, itu adalah Kael. Dengan segera Kael mengangkat Ana keluar dari kamar mandi. Para teman Kael sudah pulang, maka dari itu Kael membuka pintu kamar mandinya.

Kini Ana tertidur di tempat tidur milik Kael.

"Ck.. sumpah, ini anak nyusahin banget"
"Untung mama sama papa gak ada, kalo ada , pasti gue yang kena"

Tok tok tok

Tanpa aba aba seseorang itu membuka pintu kamar Kael tanpa izin dari pemiliknya.

"Ka... eh.."

Seseorang itu menatap Kael bingung, kemudian beralih pada wanita yang masih memejamkan matanya, menatap Kael lagi.

"Siapa nih??" Tanyanya datar, dia adalah Dylon.
"Ah.. em.. anak pembantu"
"What?? Pembantu??" Dylon menatap Kael dengan tatapan tak percaya.
"Hm.. dia pingsan"
"Terus lo tidurin disini??"
"Terus dimana?"
"Bawa ke rumah sakit lah bego, gimana kalo sakitnya serius??"
"Ah.. paling pingsan doang"
"Gue sih..kasih tau aja" setelah itu Dylon mengedikkan bahunya.
"Hm.." Kael tak peduli jika Ana sakit ataupun mati , itu akan lebih bagus.

"Kenapa lo balik lagi??"
"Nih" Dylon memperlihatkan ponselnya yang tertinggal di kamar Kael.

"Gue balik"
"Yo.. hati hati bro"
"Hm"

Kael kembali menatap Ana .

"Lo itu pembawa sial buat gue Zy"

"Lo buat keluarga gue lebih sayang lo daripada gue"

"Wajah dan penampilan lo buat gue malu punya adik angkat macam lo"

"Gue harap suatu saat nanti lo pergi dari sini selamanya"

Ucapan Kael membuat siapapun sakit hati karena mendengarnya. Ada kemarahan dan juga rasa kecewa dalam setiap kata yang di ucapkan oleh Kael.

Tanpa Kael sadari, Ana telah sadar dari pingsannya . Namun ia tetap menutup matanya karena ucapan Kael yang membuatnya ingin sekali meneteskan mata.

"Sebegitu inginnya kah aku pergi ??"

Kael pergi meninggalkan  Ana tanpa elusan kasih sayang maupun kecupan di dahi untuk sekedar menyampaikan kehawatiran laki laki itu.

Ia kembali berbicara dalam hatinya.

"Itu hanya akan menjadi mimpi terbesarku, jangan terlalu berharap Ana"

Setelah tau jika Kael sudah pergi dari kamarnya , Ana segera membuka mata dan berdiri dengan cepat membuatnya limbung.

Namun Ana masih bisa menahan keseimbangannya.

Dengan cepat Ana keluar dari kamar Kael dan masuk ke kamarnya sendiri.

Diary

Hari ini aku berbicara dengannya, walau tanpa kelembutan.

Aku tau suatu saat nanti dia akan bersikap lembut padaku.

aku berharap akan itu

Wizzy A-na


〰〰〰〰〰

Keesokan harinya, ternyata pembantu di rumah ini telah kembali. Sarapan telah tersedia dengan Kael yang berada di meja makan seorang diri. Ana bertanya kemana mama dan papanya.

"Kak, Ayah sama bunda kemana??"
"Batam"
"Berapa lama??"  Kael yang sedari tadi menunduk sambil makan, langsung mendongak

Praakk

Sendok yang digunakan Kael dilempar begitu saja pada piring, hal itu membuat Ana merutuki kesalahannya kali ini.

"Aduhhh... Ana macam - macam aja sihh.. takut" - batin Ana, ia menatap Kael yang kini sedang menatap Ana garang.

"Pergi lo"
"Eh.. tapi Zy belum sarapan"
"Pergi" ucap Kael dengan nada yang amat sangat dingin.

Akhirnya Ana bangkit dari duduknya dan mulai melangkah.

"Jalan sampai sekolah, pak Man pulang kampung"
"Yahh... Zy ikut Kakak ya"
"No"
"Pleaseee..."
"Gue bilang engga ya engga!!!" Bentak Kael pada Ana.

Yang dibalas anggukan kepala cepat karena Ana merasa ketakutan.

Kael pergi terlebih dahulu menggunakan motor sport nya, Ana?? Dia dengan sedikit berlari untuk pergi ke sekolahnya.

Di perjalanan Ana mulai membuka jaket dan juga kepangannya satu persatu.

Brrumm brruummm

Ttiinnnn

Ana terperanjat kaget dengan suara motor yang mengklaksonnya.

Dengan wajah cemberut Ana menatap sang pengemudi yang dibalas dengan halis yang terangkat sebelah.

"Ihhh..  Dylon bikin Ana kaget tau"
"Maaf, sendiri?"
"iya heheh"
"Naik" ajak Dylon pada Ana.
"Naik kemana??"
"motor"
"Ohh.. asikk... jadi Ana gak usah jalan deh" pekikan Ana membuat Dylon tersenyum dibalik helm fullface nya.

Setelahnya Ana naik , tanpa Dylon sangka, Ana melingkarkan tangannya pada pinggang Dylon dengan sangat erat.

Dylon menegang

"Sebentar aja, Ana lagi sakit" ucap Ana lirih namun terdengar oleh Dylon.

Dylon menggenggam tangan Ana yang kini sedang melingkari perutnya.

"I'll protect you"  Batin Dylon seraya melajukan motornya dengan kecepatan rata rata.

〰〰〰〰〰

Wahhhh... Dylon suka sama Ana nih???
Jadi... couple yang sesungguhnya di cerita ini siapa sih???

Ikuti terus ceritanya yaaa... 😉😉😉

SHADOW || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang