16: Random

42.7K 9K 2.6K
                                        

"Gua baru tau kalo yang ngajuin cerai itu yang bayar," kata Jungwoo, setelah kemarin nemenin Mama nya untuk daftar gugatan cerai ke pengadilan kemaren.

"Serius? Tante Seola dong yang bayar?" tanya Eunbi.

"Di transfer Papa tetep."

"Hah?" sahut Eunbi bingung.

"Pusing gak sih lu ini nyokap bokap gua giliran mau cere malah akur, kayak semangat banget mau pisah, apa kaga mikirin perasaan gua," keluh Jungwoo.

Eunbi menepuk punggung Jungwoo pelan, biarpun udah kepala 2 siapa yang gak stress sih orang tuanya mau cerai. Gak peduli orang tuanya di good or bad term, anak tetep yang kena imbas.

"Terus lo gimana Woo? Ikut siapa?" tanya Eunbi.

"Mama lah," sahut Jungwoo cepat.

"Terus rumah yang sekarang ini gimana?"

Jungwoo bergidik, "Gak tau, Bi. Pusing."

Eunbi menghela napas, fix ini mah Eunbi harus ngekos.

"Mana Mama kayaknya udah punya temen laki baru."

"Hah serius?" tanya Eunbi lagi.

"Gua gak sengaja liat WhatsApp nya kemaren, terus pas lagi di pengadilan kemaren Mama kayak nelponin orang ini mulu."

"Gak usah suudzon kali, Woo. Nelpon pengacara kali?" tanya Eunbi.

"Kaga Bi, beda lagi pengacara." Jungwoo menggeleng, "Maksud gua tuh gapapa mau punya pacar lagi tapi kelarin dulu urusan sama Papa."











"Papa tau Mama mau nikah lagi?" tanya Dongpyo.

Seungwoo mengangguk, "Tau kok, Mamamu nelepon Papa beberapa hari lalu."

"Papa gak sedih? Aku sedih masa. Sedih banget."











Genap sebulan akhirnya Mingyu resmi jadi karyawan di perusahaan Bapaknya. Disaat temen-temennya yang lain masih pusing nyari kerja, dia udah tinggal masuk. Ya gimana ya.

Makanya Mingyu gak pernah boasting soal kerjaannya di depan temen-temen. Mau ngeluh pun pasti ada yang tai kayak 'Yaelah kan kantor Bapak lu, mau lu salah juga gak bakal di potong gaji'.

Asli, pait.

Padahal emang dipikir kerjaan Mingyu cuma leha-leha aja, kan enggak. Kantor ya tetep kantor, rumah ya rumah. Di kantor, Pak Jongin ya tetep boss nya bukan Bapaknya.

"Udah gak usah didengerin, mereka ngomong kayak gitu untuk membuat diri mereka merasa lebih baik aja," kata Mina.

Semenjak kerja, waktu ketemu Mina jadi kepotong banyak. Yang biasanya setiap hari bisa ketemu (jaman kuliah) sekarang cuma Sabtu Minggu aja, kadang Jum'at beres kerja suka Mingyu jemput ajak makan.

"Iya, maksud ku orang-orang kayak gitu apa gak pernah dididik manner nya gitu ya? Apa mungkin karena merasa kenal sama aku jadi seenaknya," keluh Mingyu.

Mina kembali mengangguk, "Iya kayak gitu bisa aja sih gak menutup kemungkinan."

"Yaudah lah biarin, aku coba bodo amat aja abis ini. Kalau ditanya acuh gak acuh ajalah aku," ujar Mingyu, "Bahas yang lain ah biar suasananya gak gloomy."

"Iya iya."

"Ngomong-ngomong kamu diceritain Jiho enggak?" tanya Mingyu.

Mina mengernyitkan keningnya, "Ceritain apa? Yang mana?"

Family CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang