"HIYAAAA AMPUN????? SEUNGWOO?????"
Beberapa panitia yang kebetulan berdiri di dekat administrasi kaget begitu melihat Seungwoo menandatangani buku tamu.
"Ya Ampun sampe pangling aku!"
"Heh mana Seungwoo kawan gue yang culun dulu?"
"Gimana kabarnya!"
Seungwoo sedikit shock karena banyaknya pertanyaan yang dilontarkan padahal belum ada 1 menit dia disana. Seungwoo seneng banget bisa ketemu wajah lama yang sekarang sudah sama tuanya dengan dirinya.
Seungwoo dulu di sekolah adalah anak yang cukup terkenal karena status Ayah nya yang menjabat sebagai pejabat tinggi di Angkatan Darat. Biarpun katanya culun, Seungwoo termasuk laki-laki yang laris dikalangan perempuan.
Semua orang uang ia temui malam ini mempertanyakan kemana perginya Seungwoo setelah lulus, karena benar-benar tidak ada yang tau. Bahkan ketika beberapa teman coba mendatangi rumahnya dulu, Seungwoo seperti hilang jejak.
Bahkan sempat ada rumor dia mati, nyatanya tidak benar.
Seungwoo langsung mau nangis begitu ngeliat Sungwoon, langsung berpelukan saking lamanya gak ketemu. Sungwoon masih sama, masih suka mukul lengan orang kalo lagi ngomong dengan semangat.
Iya biarpun mulai dari beberapa tahun lalu udah sering komunikasi lewat WhastApp tapi gak pernah sempet ketemu.
"Udah Ibu-Ibu, kasian temen saya capek ini belum duduk daritadi," kata Sungwoon, "Tanda tangannya nanti aja ya Bu."
Seola yang lagi liat hapenya tiba-tiba dicolek Hyojung, "Seungwoo dateng Seungwoo!"
Seola menoleh, mencari Seungwoo. And there he is.
Lelaki tinggi dengan kemeja hitam corak putih dibalut tuxedo mahal. Rambutnya ia tata sedemikian rupa hingga memamerkan keningnya dan matanya kini bertemu dengan mata Seola.
Seola got really starstruck when he saw how dashing Seungwoo is.
"Shin Seungwoo!" seru ibu-ibu mungil yang tidak lain tidak bukan adalah Hyojung.
"Hyo," panggil Seungwoo dengan senyuman yang tidak pernah berubah sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Hyojung memberi pelukan hangat pada Seungwoo, sementara Seola akhirnya berdiri ikut menyambut Seungwoo.
"Seola," panggil Seungwoo.
"Kok bisa sih, Woo?" tanya Seola mendekati Seungwoo.
"Bisa apa?" tanya Seungwoo.
"Kok bisa kamu gak ada berubahnya gini?" tanya Seola.
Seungwoo tertawa baru kemudian memeluk Seola seperti bagaimana lelaki itu memeluk Hyojung. Ada perasaan senang sekaligus sedih ketika Ayah satu anak itu memeluk Seola.
Senang karena akhirnya mereka dipertemukan kembali dan sedih karena mengingat serpihan masa lalu yang terlintas begitu saja di kepalanya.
Di meja bundar itu, Seungwoo duduk disebelah Hyojung dan Seola, bersama Sungwoon dan 2 orang teman lainnya. Selagi menunggu acara dimulai, mereka tak henti mengobrol panjang.
"Hyojung Sungwoon, divisi door prize!" seru panitia lainnya.
"Eits," sahut Hyojung, "Ayo Pa."
"Yuk kemon," sahut Sungwoon menyusul istrinya.
"Anakmu kelas berapa sekarang?" tanya Seola.
"Masih kelas 2 SMA sekarang, tahun depan baru hektik. Anakmu gimana?"