DUA BELAS
Daniel, guru yang menjadi wali kelas Rangga sekaligus tetangga Rangga memandang dengan tatapan lembutnya kearah Rangga yang terlihat duduk santai di sofa ruangan kepala sekolah.
Anak kecil itu begitu santai, tidak ada sepercikpun rasa takut yang memancar dari sinar matanya yang terlihat cerah hari ini. Padahal ia baru saja melakukan kesalahan pada kakak kelasnya. Belum pasti, sih Rangga melakukan kesalahan, karena penjelasan baru dari pihak korban belum dari pihak Rangga yang merupakan pelaku.
Seharusnya ada orang tua wali yang hadir untuk mewakili Rangga, tapi Daniel'lah selama dua tahun ini yang menjadi wali Rangga karena permintaan tolong dari Pian di perkuat dengan persetujuan Shasa. Daniel sudah di kenal oleh orang-orang sekolah sebagai paman Rangga. Walau sesekali Shasa akan menemani anaknya di sekolah apabila memang di wajibkan untuk hadir pihak ibu.
"Ish! Wajahnya aja tengil, pantas anak saya nangis."Ucap ibu-ibu itu sinis sambil memandang sebal kearah wajah pongah Rangga.
"Sabar, Bu. Kita selesaikan dengan cara baik-baik. Saya mohon."Ucap Daniel lembut dengan senyuman yang tersungging manis di kedua bibirnya.
"Sabar-sabar, lihat wajah anak saya basah dengan air matanya. Entah apa yang di lakukan oleh keponakan anda."Desis ibu-ibu itu lagi.
Daniel menghela nfasnya panjang, dan menoleh kearah Rangga yang masih terlihat tenang dan santai.
"Rangga...Om harap Rangga jawab dengan jujur, ya pertanyaan om."Pinta Daniel dengan suara lembutnya, dan mendapat anggukan mantap dari Rangga.
Rangga begitu patuh pada Daniel setelah mamanya, karena Daniel selalu menemani, dan bermain dengan Rangga kadang-kadang di rumah.
"Apa yang sebenarnya Rangga lakukan pada Kakak Celin? Sampai dia menangis sesunggukan seperti itu, sayang."Tanya Daniel dengan suara yang sangat lembut berharap Rangga mau menjawab dengan sejujur-jujurnya.
Rangga mengalihkan pandangannya kearah gadis cengeng itu, badan saja yang gede tapi cengeng. Rutuk Rangga sebal dalam hati.
"Huh, Kakak Celin aja yang cengeng, Om."Ucap Rangga sambil menunjuk kearah Celin, kakak kelas Rangga yang duduk di kelas 5 sekolah dasar beda tiga tahun dengan Rangga.
Mendapat ejekan dari Rangga membuat Celin semakin tergugu dengan isakan lepasnya.
"Anak saya nggak cengeng bocah tengil."
"Sabar, bu. Biarkan keponakan saya menjelaskan dulu. Kalaupun benar dia salah, saya janji akan bertanggung jawab."Ucap Daniel menenangkan ibu Celin.
"Ish! Ranga tadi hampir jatuh karena tersandung kaleng, Om. Eh ada kakak Celin depan Rangga, Rangga pegang kuat tubuh kak Celin dan jatuh sama, deh."Ucap Rangga dengan nada sebal.
Celin telah merusak hari cerahnya karena ajakan papanya untuk pergi berlibur minggu depan.
"Keponakan saya nggak sengaja'kan, Bu. Posisi anak ibu yang berada di tempat yang salah, tapi saya akan tetap mengganti rugi."Ucap Daniel dengan senyuman leganya. Ia yakin, Rangganya tidak akan berbuat salah tanpa sebab.
"Ngga jatuh doang, Ma. Anak kecil itu remes ini juga."Ucap Celin dengan nada tergugunya sambil menunjuk kearah da**nya yang tengah dalam tahap pertumbuhan.
Sontak ucapan Celin membuat mata Daniel maupun ibu Celine melotot. Sedang Rangga dia terlihat sedikit salah tingkah.
"Astaga...dasar bocah mesum. Benarkah itu, sayang?"pekik Ibu Celin histeris.
Dan mendapat anggukan mantap dari Celin. Daniel melempar tatapan menuntut pada Pian.
"Hehehe, maaf. Rangga tadi remes, abis Rangga penasaran. Kata Papa s*** mama kenyal, Rangga coba aja remes itu **** kakak Celin. Nggak ada kenyal! Keras malah."rutuk Rangga sebal karena di bohongi mentah oleh papanya. Bukan bohong sih, Rangga nggak sengaja dengar papanya ngomong gitu sama mamanya pas mereka tidur bareng.
Daniel menghela nafasnya panjang. Pantas Celin nangis. Setau Daniel dalam tahap perkembangan payudara akan sakit walau di tindis oleh wanita itu sendiri dengan pelan apalagi ini di rem**. Daniel akhirnya melemparkan tatapan tajamnya pada Rangga. Jelas Rangga salah.
Untung anak itu punya banyak uang untuk ganti rugi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU KAKAKKU
RomanceLAPAK DEWASA 21+ 28-18-2019 SINOPSIS CERITA SUAMIKU KAKAKKU Awalnya benci tapi pada akhirnya, rasa benci Pian untuk adik angkatnya berubah menjadi rasa cinta yang dalam. Obsesi dan keinginannya sangat besar pada adiknya. ia ingin, Shasa menjadi mili...