Aku keluar dari kelas lalu melihat papan pengumuman yang sudah dipenuhi banyk orang. Penasaran, aku pun kesana untuk melihat ada apa. Aku membulatkan mataku ketika melihat apa yang tertera di papan pengumuman, sementara yang lain sudah heboh dengan apa yang tertera disana.
Lalu aku merasakan kepalaku ditoyor dari belakang. "Jangan bengong. Nanti kesambet."
"Apa sih?" kataku.
"Kamu nggak bersorak kaya yang lain?"
"Harus?"
"Emang nggak seneng dapet jatah liburan gratis dua hari satu malam?"
Iya, mahasiswa-mahasiswi psikologi bersorak karena mendapat liburan gratis yang disponsori oleh seseorang bernama Jacob Huang. Eh, Huang?
"Ayahmu?" tanyaku pada Justin.
"Kenapa?"
"Jacob Huang itu ayahmu?"
"Iya. Dia yang sponsori karena nilaiku nggak jelek-jelek banget, makasih buat bantuannya," ujar Justin berjalan mendahuluiku.
Iya sih memang selama UTS kemarin aku membantu Justin belajar, tidak secara langsung sih, aku hanya memberikan materi yang jadi bahan pembelajaran saja. Ajaibnya, Justin dapat nilai bagus.
"Kita main ke gunung?" tanyaku sambil berjalan di samping Justin.
"Di bawah kakinya doang, ada vila punya kenalan ayahku."
"Oh..."
"Nakwonnnn!" Chaeyeon berteriak menghampiriku. "Ayo beli baju buat besok!"
"Hah? Besok?"
"Besok kita kan pergi! Ayo beli!" ujar Minju sama semangatnya.
"Beli baju samaan yuk berempat!" ujar Chaewon.
"Bajuku udah banyak?" jawabku ragu.
"Udah ayo ikut aja!" ujar Chaewon langsung menarikku begitu saja, sementara Minju menarik Justin.
Awalnya aku heran kenapa Justin diajak, ternyata dia digunakan untuk membawa barang belanjaan kami bersama dengan Felix yang dipaksa ikut oleh Chaewon.
Justin marah-marah, tentu saja. Tapi dia tidak protes sama sekali. Dia tetap membawakan barang belanjaan kami.
🥀
Besoknya kami semua berangkat naik bis, selama di perjalanan kami mulai karaoke bersama, games, dan lain-lain sampai semuanya tertidur saking lelahnya.
Kami sampai di tempat tujuan saat sore hari, vila kenalan ayah Justin ternyata bagus sekali, dekat dengan sungai kecil jernih yang airnya menyejukkan.
Pembagian kamar dilakukan dengan hompimpa. Aku kedapatan kamar sisa dipaling pojok dan tidur sendirian, sementara yang lain tidur berkelompok. Memang sih jumlah mahasiswi ganjil, sedangkan mahasiswa genap. Kamar para mahasiswi ada di lantai dua dan tiga, sementara kamar para mahasiswa ada di lantai satu.
Malamnya, kami semua mengadakan kegiatan api unggun. Diawali dengan kegiatan menari berpasangan, aku berpasangan dengan Minju, lalu bertukar posisi dengan yang lainnya setiap lagu berganti. Sebisa mungkin menghindari berpasangan dengan laki-laki karena menari berpasangan ini diwajibkan berpegangan tangan, aku masih tidak bisa melakukan banyak skinship dengan laki-laki walau sudah terbiasa dengan kehadiran mereka.
Puncak acara api unggun adalah permainan kejujuran, dilengkapi dengan mesin pendeteksi kebohongan yang entah untuk alasan apa dibawa oleh Chaewon. Kalau tidak jujur di atas kepalanya akan diledakkan balon berisi tepung.
