"Itu nggak mungkin."
"Apa?" ujarku.
"Itu nggak mungkin, Nakwon," ujar Dokter Myungho. "Ayo, kamu tidur. Biar saya aja yang cuci piring," tambah Dokter Myungho sambil berdiri dan pergi ke wastafel, mulai mencuci piring kotornya.
Aku masih tak beranjak. Aku masih bingung. Ada perasaan tak rela saat mendengar jawaban Dokter Myungho. "Kenapa? Kenapa nggak mungkin?"
Dokter Myungho tak menjawab dan masih sibuk dengan aktivitas mencuci piringnya. Sampai piring-piring telah bersih dan diletakkan di tempat piring Dokter Myungho masih tak menjawabku.
"Dokter," ujarku, menuntut meminta jawaban.
"Karena hubungan kita hanya sebatas ini saja," jawab Dokter Myungho tersenyum padaku. "Kamu bisa cari laki-laki lain yang lebih baik dari saya. Yang jelas bukan saya yang terbaik untuk kamu."
🥀
Dan ketika pagi menjelang, Dokter Myungho bersikap seolah kejadian semalam tak pernah terjadi. Dia tersenyum padaku, menyapaku, membuatkanku sarapan. Dia melakukan hal-hal yang biasa ia lakukan padaku.
"Kamu ada kelas jam berapa?" tanya Dokter Myungho menuangkan susu ke gelasku.
"Jam 12 siang."
"Oh ya udah, nanti saya jemput si kembar dan antar kamu yah."
"Nggak usah," ujarku. "Saya sendiri aja."
"Yakin?"
"Iya. Seterusnya juga ... saya bisa berangkat sendiri dan bisa pulang sendiri."
Dokter Myungho terdiam sebentar sebelum akhirnya menyahut. "Ya udah."
Lagi-lagi aku kecewa.
Aku ingin jawaban lain, aku ingin dia bersikeras mengantarku. Tapi apa itu? Dia memasrahkan semuanya?Ketika rasa kecewa kembali menyerangku, telepon dari Siyeon berhasil menyita perhatianku.
"Ya?"
"Biaya sewa kita udah balik.
Kita bisa sewa apartemen lain."
"Udah dapet apartemennya?"
"Belum, masih nyari yang
deket sama kampus."
"Kabarin aja kalo kamu udah
dapet.""Iya. Ngomon-ngomong..."
"Kenapa?"
"Gimana tinggal sama
Dokter Myungho?"Kenapa kamu harus membahasnya ketika aku berusaha mengalihkan diriku dari rasa kecewaku sih?
"Biasa aja."
"Ih kok?"
"Emang kamu mengharapkan
apa? Udah yah aku tutup."Ah, dasar Siyeon, buat kepalaku tambah pening saja.
🥀
Aku mengerjap beberapa kali ketika mendapati mobil Dokter Myungho terparkir di depan gerbang universitasku. Kukira aku sudah mengatakan padanya bahwa aku tidak ingin diantar dan dijemput hari ini?