"Hati-hati yah."
"Iya. Makasih, Dok," kataku memberikan hormat pada Dokter Myungho dan keluar dari mobilnya.
Seperti yang Dokter Myungho katakan beberapa waktu lalu, dia benar-benar datang menjemputku dan mengantarku ke kampus setiap aku ada kelas.
Sebenarnya aku tak enak hati jadi merepotkan Dokter Myungho begini, tapi memang di semester satu, jadwal kuliahku cukup padat. Tapi kenapa Dokter Myungho mau serepot ini hanya untukku? Jarang sekali ada dokter yang sepeduli ini pada pasiennya. Belum lagi Dokter Myungho harus mengantar si kembar ke sekolah dan setelahnya langsung pergi ke rumah sakit tempatnya bekerja. Dia super sibuk.
Setelah berjalan cukup jauh, aku berbalik dan mendapati mobil Dokter Myungho masih terparkir disana, kaca mobilnya sengaja dibuka, membuatku dapat melihat sosoknya yang masih memperhatikanku sambil tersenyum. Aku melambaikan tanganku padanya.
Dan Dokter Myungho balas melambai padaku.
"EONNIE SEMANGAT!" pekik si kembar.
Aku tersenyum dan membentuk half heart sign untuk mereka.
Setelahnya aku berbalik dan melanjutkan langkahku untuk memasuki gedung fakultas.
Setelah pintu lift terbuka, aku segera keluar dan menuju ke kelas, tidak seperti biasanya kelas masih sepi. Hanya ada aku. Mungkin aku datang terlalu pagi.
Aku memilih duduk dibarisan ketiga bagian tengah dan mulai chat dengan Siyeon karena bosan, soalnya dia lagi pergi dengan teman-temannya karena nggak ada kelas, mereka pergi berenang pagi ini.
"Kenapa nggak bolos aja?"
Aku terlonjak dan menengok ke belakang. Lagi-lagi Justin.
"Apaan sih, kamu lagi, kamu lagi. Pergi sana!"
"Kelas kita sama," jawab Justin duduk disebelahku.
Akhirnya aku menyumpal kedua telingaku dengan earphone, sementara Justin tidur atau apalah, aku nggak tau.
Anehnya waktu berjalan lebih lambat ketika ada Justin, entah dia punya kekuatan super atau apa. Dan itu benar-benar membunuh mentalku.
Salah satu earphoneku ditarik dan tentu saja pelakunya Justin.