"Aku mau liat pinguin! Dulu waktu SMA, aku sama Elsa punya guru yang jalannya mirip sama pinguin!"
Dokter Nata merangkul bahu Keyla, menggiringnya masuk ke dalam area Aquarium Jakarta yang diimpi-impikan gadis itu. Keduanya masuk dan langsung disuguhi oleh banyaknya kotak kaca yang menampung berbagai jenis-jenis ikan yang membuat Keyla gemas melihatnya. Keyla berlari ke arah sebuah aquarium dengan ikan pari kecil sebagai isinya. Keyla itu gemas dengan yang namanya ikan-ikanan. Ikan pari yang sebegini rupanya saja Keyla gemas setangah mati hingga tak sadar diri bahwa sedari tadi ia menggoyangkan lengan dokter Nata saking gemasnya.
"Eh, maaf, dok! Itu gemes banget, deh! Ikan parinya lucu!" pekik Keyla gemas. Dokter Nata juga mau tak mau ikut gemas melihat tingkah Keyla yang begini. Dirinya mencubit pipi Keyla yang berisi hingga membuat gadis itu mengaduh kesakitan. Tapi, masa bodoh. Dokter Nata suka melihat Keyla begini.
"Dok! Ini sakit pipi aku!" keluhnya. Dokter Nata melepas cubitannya pada pipi Keyla dan menunjuk ke arah aquarium lain yang berisi ikan pari yang lebih besar. Keyla juga tertarik begitu melihat ikan pari yang lebih besar itu.
"Dok, inget enggak jaman-jaman yang katanya ada anak dikutuk jadi ikan pari?" tanya Keyla pada dokter Nata. Dokter Nata mengangguk, dia sedikit ingat tentang legenda itu. Waktu itu dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah atas mungkin.
"Waktu itu aku masih SD, ditunjukin video kayak gitu. Ih, serem banget masa!" katanya yang lagi-lagi mengundang tawa dokter Nata.
"Kamu jangan gemes-gemes, deh. Nanti kalau saya bawa pulang terus digoreng gimana?" canda dokter Nata yang sukses membuat Keyla memukul lengannya. Tidak keras, sih. Tapi, lumayan.
Keduanya kembali berjalan-jalan di dalam sana. Mulai asik melihat-lihat banyak binatang air yang menurut Keyla lucu-lucu itu. Keduanya juga sempat melihat ikan yang ukurannya hampir sama dengan ukuran badan Keyla. Yang mengundang decak kagum dari mulut Keyla. Dokter Nata juga sama, dia bahkan berulang kali menatap si ikan dan Keyla bergantian saking herannya.
"Itu namanya ikan giant kerapu," jelas salah satu pegawai yang menjadi tour guide ketika melihat kedua anak beda usia ini terlihat begitu takjub dengan ukuran tubuh si ikan.
"Ikan kerapu, Mbak?" tanya Keyla dengan mata bulatnya. Si Mbak mengangguk untuk membenarkan. Ia mulai menjelaskan tentang ikan ini yang dibalas dengan anggukan dan juga ekspresi-ekspresi takjub dari Keyla yang tak henti-hentinya keluar itu.
"Pacarnya suka banget sama ikan-ikanan, ya?" ucap si Mbak yang membuat Keyla rasanya ingin batuk. Dokter Nata menanggapinya dengan senyuman sambil mengangguk. "Iya, enggak tau, nih. Kayak anak kecil aja," jawab dokter Nata yang membuat Keyla makin kikuk sendiri. Tangannya sudah berada di samping kedua badannya, memelintir ujung baju yang ia kenakan saking gugupnya.
Keduanya kini melanjutkan perjalanan. Melihat ke sebuah aquarium dengan ikan piranha sebagai isinya. Keyla bergidik ngeri begitu melihat banyaknya ikan piranha yang ada di dalam sana. Seram, katanya.
"Kenapa?" tanya dokter Nata begitu melihat Keyla yang sepertinya tidak nyaman ketika melihat ikan-ikan di depannya ini.
"Enggak apa-apa. Aku enggak suka sama si piranha, jahat dia." Keyla mundur satu langkah dari tempatnya berdiri dan menatap ke arah dokter Nata yang kini juga ikut menatapnya. "Kenapa emangnya?" tanya dokter Nata.
"Dia ini salah satu ikan yang enggak baik di mata aku. Perilakunya enggak baik buat dicontoh sama anak-anak Indonesia. Masa, dia makan temennya sendiri. Enggak boleh, dong!" katanya yang lagi-lagi membuat dokter Nata tertawa. Benar juga, sih. Makan teman itu salah satu hal yang tidak boleh ditiru di dunia nyata. Meski bukan secara harfiah, tapi makan teman itu salah satu perbuatan yang buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Bar Bar
Teen FictionIni cerita dokter Nata dan dua kawanannya, ditambah dokter Faris yang entah datang dari mana. ©mochikuchim 2020