Nata bingung. Sampai sekarang dirinya masih tak menyangka kalau kejadian dini hari tadi itu nyata. Tentang Natasha yang datang dan mendeklarasikan bahwa hubungan mereka berdua selesai hari ini. Pikirannya masih linglung, antara percaya dan tidak percaya.
Bahkan, ia sempat kena sembur dokter Kahfi saat menemani beliau melakukan follow up ke setiap ruangan. Ada saja momen di mana dirinya melakukan hal-hal secara lambat dan mengundang tatapan tajam dari dokter Kahfi. Ujungnya, dia kena sembur habis-habisan di ruangan sang dokter.
Setelah kena sembur dokter Kahfi, Nata pergi ke kantin untuk sekedar isi perut. Saking penuh pikirannya, ia sampai tak sempat untuk mengisi perutnya sebelum follow up pasien. Mungkin karena itu juga dirinya jadi kurang fokus. Atau karena memang Nata ini lagi galau?
Laki-laki itu menyuap satu sendok nasi goreng ke mulutnya dengan sangat tidak berselera. Orang-orang mungkin akan mengira jika makanan yang dimakan Nata itu tak enak. Tapi, ini nasi goreng Bu Lia--juragan di kantin rumah sakit. Siapa, sih yang akan bilang masakan Bu Lia itu enggak enak?
"Gue kenapa, dah?" tanya Nata pada dirinya sendiri. Bingung juga dia.
"Waras, Nat?" tegur seseorang yang kini duduk di depannya. Nata mengangkat wajahnya dan menemukan Faris di depannya, lengkap dengan kacamata kotak yang bertengger di hidung. Nata baru sadar kalau hidung Faris itu mancung, tiba-tiba dia iri.
"Wei! Dipanggil malah bengong, dah. Lo kenapa?" tanya Faris lagi sambil sedikit menggebrak meja. Masih waras untuk tidak membuat makanan Nata berantakan.
"Gue masa putus sama Natasha," celetuk Nata dengan wajah yang tak menunjukkan emosi sama sekali. Faris melotot seketika, kaget. Apa katanya? Putus?
"Lah? Kenapa? Kok? Lo mutusin dia? Jahat anj--"
"Dia yang mutusin, goblok." Nata melanjutkan lagi makannya tanpa memandang Faris yang kini masih ternganga karena ucapannya. Ya, gimana? Nata dan Natasha itu pasangan paling terkenal yang lama hubungannya itu bisa mengalahkan rekor Faris dalam hal menjomblo. Lalu, dia dengar dari mulut Nata kalau mereka berdua putus? Dan, lagi perempuan itu yang memutuskan? Apa Faris tidak salah dengar?
"Dia bilang dia ragu sama gue karena gue enggak lamar-lamar dia. Gue bukannya enggak sayang sama dia, gue cuma--"
"Ya, itu emang elunya yang goblok." Faris berkata sambil menatap Nata tanpa minat. Tatapannya berubah dengan cepat begitu mendengar alasan Nata dan Natasha berakhir. Nata yang sekarang terkejut dengan balasan Faris.
"Lima tahun lo kira apa sih, Nat? Main petak umpet? Mau sampe kapan sembunyi terus? Nunggu ada orang yang nemuin lo?" tanya Faris agak sedikit kesal dengan kelakuan temannya ini. Gelar boleh dokter, tapi masalah begini saja nilainya nol besar.
"Maksud lo?" tanya Nata balik. Nasi goreng Bu Lia dia singkirkan begitu saja karena merasa apa yang akan dikatakan Faris lebih menarik.
"Ck." Faris berdecak kesal. Ia membenarkan letak kacamatanya yang melorot ke bawah, lalu menatap temannya ini dengan tatapan paling serius yang ia punya. "Lo bakalan jarang berhadapan sama diri gue yang kayak gini. Tapi, sekarang lo bener-bener butuh saran dari diri gue yang satu ini," katanya tenang. Nata jadi merinding karena perawakan Faris yang berubah secara dratis. Laki-laki di depannya tidak lagi seperti Faris yang ia kenal. Yang banyak omong, pecicilan, masa bodoh, dan sama sekali enggak jelas. Tatapan mata Faris yang biasanya terkesan konyol, kali ini berubah seakan mengintimidasi. Nata jadi takut.
"Lo punya kepribadian ganda, Ris?" tanya Nata hati-hati. Mukanya takut-takut melihat Faris yang menatapnya dengan tatapan paling tidak bersahabat. "Kagak!" balasnya kesal.
"Teori dari mana, sih? Gue cuma mau bilang kalau lo itu goblok banget, Nat. Goblok! Tau enggak artinya? Kalau enggak tau, nih gue translate ke Inggris. Stupid, Nat!" omelnya kesal.
Nata kaget, bor!
"Lo mau gue ciduk? Atau lo yang mau nyadar sendiri?" tawar Faris. Nata sama sekali enggak ngerti. Ini Faris kenapa, sih?
"Kan, mulai lagi gobloknya." Faris mendecak sebal. "Pikiran lo selama ini kemana aja sampe Natasha ragu sama lo? Kalau gue jadi lo yang udah pacaran lima tahun begitu, pasti udah langsung gue ajak tunangan sekalian. Ini lo apaan? Malah dianggurin kayak gitu anak perawan. Selama ini pikiran lo kemana? Ke Keyla? Ke Elsa?" todong Faris tiba-tiba.
"Loh? Kok, bawa-bawa mereka? Mereka itu temen--"
"Makan, tuh temen!" potong Faris menggebu-gebu. Kesal juga lama-lama kalau harus kasih Nata penjelasan, manusianya aja enggak peka.
"Itu anak dua berantem gara-gara lo, goblok! Aduh, temen gue kenapa gobloknya enggak ketolongan, sih?" Faris memijat pangkal hidungnya pusing. Tadinya, dia sama sekali tak ingin ikut campur masalah Nata dan teman kecilnya itu. Tapi, sewaktu melihat Elsa yang menangis sendirian membuatnya gemas juga. Gemas dengan temannya sendiri yang sedikit labil.
"Mereka...kenapa?" tanya Nata memastikan.
"Berantem. Mereka berantem gara-gara lo, Nat. Keyla sama Elsa suka sama lo dan mereka enggak sengaja liat lo sama Natasha waktu itu di toko cincin. Itu dua anak perawan berantem karena mereka sama-sama punya perasaan ke lo. Terus lo? Anjir ya, Nat. Mainan lo enggak lucu sama sekali," jelas Faris yang lagi-lagi membuat Nata terkejut.
Jadi, selama ini Keyla menghindar karena gadis itu memiliki perasaan padanya? Elsa juga? Tapi, bagaimana bisa? Mereka, kan berteman.
"Kalau lo masih mikir tentang pertemanan lo, keterlaluan banget. Laki-laki sama perempuan enggak akan pernah bisa cuma jadi sebatas teman, kecuali hati mereka semua udah nemuin tempat untuk pulang. Lah, ini? Hati Elsa sama Keyla mau pulang ke siapa kalau bukan ke elo? Terus, elo? Hati lo mau jadi rumahnya siapa kalau ada dua--mungkin tiga sama Natasha yang jadiin lo sebagai rumahnya?" todong Faris sekali lagi.
Sial, Nata jadi bungkam seribu bahasa. Perkataan Faris benar-benar menyudutkannya kali ini. Ia sama sekali tak menyangka akan berhadapan dengan situasi begini. Dia kira, cinta-cinta macam ini cuma bisa terjadi di drama-drama yang sering Natasha tonton dulu. Tapi, ternyata hidupnya juga bisa menjadi korban dari drama menyek-menyek itu.
"Sekarang terserah lo. Lo udah lepasin Natasha tanpa mau susah-susah buat nyegah, itu artinya hati lo udah nolak buat jadi rumah bagi Natasha. Terus, sekarang elo milih siapa? Keyla? Elsa? Jangan jadi pengecut yang bisanya cuma sembunyi di balik topeng pertemanan, Nat. Dua anak itu butuh kepastian. Gue tau lo enggak akan bisa milih dua-duanya, tapi siapapun itu, jangan pernah bikin salah satunya sakit."
...
mas faris keren banget, heran:(
KAMU SEDANG MEMBACA
We Bar Bar
Teen FictionIni cerita dokter Nata dan dua kawanannya, ditambah dokter Faris yang entah datang dari mana. ©mochikuchim 2020