Suara Hati Yang Patah Lainnya

18 3 0
                                    

Nata mendecak sebal begitu sambungan teleponnya berakhir dengan suara operator. Lagi-lagi, Elsa tak mengangkat telepon darinya. Ia sudah menyerah menghubungi Keyla karena gadis itu benar-benar hilang. Bukan hilang dalam artian yang sebenarnya, tapi nomornya benar-benar tidak aktif. Nata bukannya tidak kreatif karena tak memilih untuk mengunjungi Keyla atau Elsa ke rumahnya, tapi pekerjaannya benar-benar membuatnya bahkan tak sempat untuk mengurus diri.

Ia bolak-balik di depan ruang operasi dengan pakaian hijau tua yang masih lengkap melekat di tubuhnya. Iya, dirinya baru saja menyelesaikan satu operasi hari ini. Dan setelahnya langsung keluar dan menghubungi Elsa lagi setelah sebelumnya ia mencoba berkali-kali.

"Nata?"

Yang dipanggil menoleh, mendapati satu perempuan berpostur tinggi dengan rambut sebahu yang berjalan menghampirinya. Nata menjauhkan ponselnya dan membiarkannya ada di genggaman tangan kiri yang kini sudah berada di samping badannya. Laki-laki itu tersenyum menyambut kedatangan si perempuan.

"Udah selesai?" tanya si perempuan lagi. Nata tersenyum sambil menganggukan kepalanya. "Kamu tumben main ke sini, kenapa?" tanya Nata balik. Pasalnya, ia tahu betul jika perempuan yang kini berdiri di hadapannya tak pernah mau datang ke rumah sakit sekali pun ia meminta.

"Aku denger dari Mama katanya kamu ada operasi hari ini. Makanya aku dateng, sekalian bawain makan siang. Kamu belum makan, kan?" Nata menggeleng sebagai jawaban yang langsung disambut oleh senyuman manis si perempuan.

"Ya udah, aku tunggu di ruangan kamu, ya?"

Dan setelah usapan ringan di kepala si perempuan, Nata pun membiarkanya pergi lebih dulu ke ruangannya dengan bekal makan siang yang ia bawa.

...

"Elsa? Halo? Ya, ampun! Kamu ke mana aja?" Suara Nata memekik tertahan karena dirinya yang kini berada di balik bilik toilet. Setelah sekian banyaknya waktu yang ia gunakan untuk menghubungi Elsa, baru kali ini Elsa menjawab semua panggilannya. Apa dia tidak melihat notifikasi di ponselnya? Coba, sudah berapa kali Nata menghubunginya setengah hari ini? Ditambah kemarin dan kemarinnya lagi?

"Apa? Saya sibuk, dok. Kalau enggak penting banget saya mau tutup," ucap gadis yang kini tengah mengaduk-aduk minumannya di ujung sana.

"Loh, kok? Kamu ke mana aja? Sibuk apa sampai telepon saya enggak pernah kamu jawab?" tanya Nata dengan suara yang lebih tegas dari sebelumnya. Nata bisa mendengar Elsa yang menghela napas di ujung sana. Gadis itu berdeham sebelum akhirnya kembali buka suara.

"Dok, aku serius. Aku lagi sibuk hari ini, enggak bisa pakai banget jawab telepon dokter lama-lama. Aku tutup ya."

Dan setelahnya sambungan terputus sepihak. Nata ingin mengumpat kalau saja tidak ingat bahwa ini toilet rumah sakit. Ya, Nata masih punya sedikit sopan santun untuk itu.

Akhirnya, ia memutuskan untuk keluar dan pergi ke ruangannya. Di sana ia melihat sang perempuan yang sudah duduk manis dengan fokusnya pada ponsel hingga tak menyadari kedatangannya. Nata sedikit tersenyum melihat bagaimana perempuan itu membuat kerutan di dahinya setiap kali ia terlihat bingung akan sesuatu yang ditampilkan di layar ponsel. Atau sesekali mulutnya mengatakan kata-kata wah tanpa suara saat ada sesuatu yang begitu menakjubkan di layar ponselnya sana.

"Serius banget?" tanya Nata begitu ia mendekat ke arah perempuan itu. Yang ditanya spontan mematikan ponselnya dan tersenyum pada Nata yang kini duduk di sampingnya.

"Aku bawain makanan kesukaan kamu. Tadi, diajarin sama Ibu buat masak. Biar kamu suka," katanya sambil membuka kotak bekal yang ada di meja. Nata tersenyum mendengarnya.

We Bar BarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang