Part 28

4.9K 194 0
                                    

Nizar menatap wajah cantik Tita dan berkata dengan lembut...

" Sayang, mas Nizar minta maaf ya sama kamu. Maaf, mas nggak tahu kalau semua ini adalah masakan kamu. Nggak apa-apa kok, kalau masakan hari ini biasa aja rasanya. Tapi mas yakin kok, suatu saat nanti masakan kamu akan lezat seperti masakannya mama. Asal kamu rajin belajar masak aja sama mama. "

" Iya mas. Tita akan rajin belajar masak sama mama. Lagi pula semua les-les Tita udah nggak ada lagi. "

" Gitu donk, itu namanya anak papa. Papa minta maaf ya nak, udah buat kamu nangis dan sedih. Papa juga mengucapkan terima kasih udah repot-repot masakin makan siang buat papa. "

" Iya pa. "

" Tapi Tita nggak boleh cengeng lagi ya, sebentar lagi kan Tita nikah sama Nizar. Tita akan jadi seorang istri dan jadi seorang ibu dari anak-anak Tita nanti. "

" Iya pa. "

" Terima kasih ya sayang, udah repot-repot masakin semua masakan ini buat mas Nizar. "

" Iya mas. "

Mereka semua pun melanjutkan makan siang mereka. Setelah itu mereka berempat sholat Dzuhur di masjid kantor dan langsung pergi ke butik untuk fitting gaun pengantin. Di dalam ruang ganti, Nizar mencoba baju pengantinnya dengan di bantu papanya dan Tita mencoba gaun pengantinnya dengan di bantu mama Nizar. Saat Tita, Nizar, mama dan papa Nizar sedang sibuk berada di ruang ganti, tiba-tiba terdengar suara pembawa berita di televisi berkata...

" Dalang penculikan dan penjual organ tubuh anak-anak yang berusia 5-12 tahun akhirnya berhasil di tangkap oleh pihak kepolisian. Pelaku penculikan dan penjual organ tubuh anak-anak yang sangat meresahkan tersebut adalah sepasang suami istri, mantan pengusaha yang sudah bangkrut 7 tahun yang lalu, yang bernama Budi Sudarman dan Sarah Agustina. "

Tita, Nizar, mama dan papa Nizar sangat kaget mendengarnya dan langsung keluar dari ruang ganti menuju layar televisi. Tita yang sangat kaget langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya sendiri. Tiba-tiba Tita jatuh pingsan.

Nizar pun cepat-cepat menggendong tubuh Tita dan membaringkannya ke atas sofa yang ada di butik tersebut. Nizar, mama dan papa Nizar cepat-cepat menolong Tita dengan cara mengipas-ngipas wajah Tita dan memberikan minyak angin di bawah hidung Tita, leher dan dahi Tita. Tidak lama kemudian Tita siuman. Nizar, mama dan papanya langsung berkata...

" Alhamdullilah... "

" Tita, Tita nggak apa-apa kan sayang? "

" Tita baik-baik aja kan nak? "

" Tita yang sabar ya sayang, mama, papa dan Nizar akan selalu ada di samping Tita. "

Tita mengingat-ingat kejadian tadi. Tiba-tiba Tita menangis dalam diam. Tidak lama kemudian, Tita dan Nizar berganti pakaian kembali dan langsung pergi dari butik. Saat di dalam mobil Tita berkata...

" Mas Nizar, papa, mama, Tita boleh nggak bertemu dengan mami dan papi di kantor polisi? "

" Iya sayang boleh. "

Mereka semua pun langsung menuju kantor polisi. Setibanya di depan kantor polisi, banyak wartawan yang sedang mencari berita. Nizar pun berkata...

" Ya allah banyak banget wartawan nya, jadi gimana nih? Sayang, kayaknya hari ini kita nggak bisa bertemu dengan pak Budi dan bu Sarah deh, di sana banyak banget wartawannya. "

" Tapi mas, Tita pengen lihat kondisi mami dan papi. "





Titania (1-32 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang