Bab Empat

3.5K 544 202
                                    

Hari ke-13, bulan ke-7, tahun 1205 Kalender Fanala merupakan hari ketiga Celena diterima di Kerajaan Walta. Atas permintaan Dan serta pertimbangan Will, Celena diperbolehkan tinggal di istana dan memperoleh pengobatan dari tabib istana sampai lukanya sembuh. Jadi, selama tiga hari ini dia selalu bolak-balik kamar dan ruang kesehatan istana untuk memeriksakan kondisi tubuhnya. Terkadang ketika Dan atau Will senggang, mereka akan datang menjenguk dan sekadar berbasa-basi dengannya. Meskipun hanya hal kecil seperti berbicara, Celena merasakan kehangatan dan keramahan Kerajaan Walta untuk orang asing sepertinya.   

Sama seperti hari sebelumnya, hari ini Celena kembali berada di ruang kesehatan untuk memeriksakan kondisi luka perutnya. Lily membuka kain perban yang membebat perutnya. Terlihat bekas goresan sepanjang lima senti yang telah mengering. Tentu saja hal itu membuat Lily mengembangkan sebuah senyum di wajahnya.

"Hm, lukamu sudah kering," katanya senang. "Aku tidak menyangka kalau akan sembuh secepat ini."

"Ini berkat teknik penyembuhanmu dan ramuan obat dari Ahn," timpal Celena.

Lily menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak. Justru menurutku tubuhmu sepertinya memiliki sistem penyembuhan diri yang sangat bagus sehingga sedikit teknik penyembuhan atau ramuan obat saja sudah mempercepat proses penyembuhanmu," bantahnya. "Melihat fenomena ini aku jadi semakin yakin kalau kau orang yang diberkahi Mana."

"Diberkahi Mana?"

Gadis itu menganggukkan kepalanya. "Aku pernah mendengar dari Guru kalau orang yang diberkahi atau dicintai Mana akan memperoleh kemampuan penyembuhan diri yang luar biasa. Hal ini disebabkan Mana dari alam atau yang biasa disebut Mana luar tubuh akan ikut membantu Mana dalam tubuh untuk memperbaiki sel-sel rusak karena luka."

"Apakah ada orang lain yang memiliki kemampuan penyembuhan diri cepat sepertiku di kerajaan ini?"

Lily memanyunkan bibirnya. Kedua matanya yang berwarna cokelat gelap mengarah ke atas. Dia seperti sedang memutar kembali daftar nama orang-orang yang pernah disembuhkannya. "Mungkin Yang Mulia," jawabnya setelah beberapa detik berpikir keras. "Aku dengar dari Guru, sewaktu Guru masih menjadi tabib magang di istana sepertiku, beliau melihat racun dari gigitan ular keluar dari mulut Yang Mulia hanya dengan meminum segelas air dan bekas gigitan itu langsung menutup seolah tak terjadi apa pun."

"Hebat. Apakah itu berarti Will termasuk orang yang diberkahi Mana?"

Lily menganggukkan kepalanya. "Aku tidak tahu ini benar atau sekadar rumor saja, tapi kudengar Yang Mulia adalah orang yang memiliki jumlah Mana terbanyak di Fanala."

Celena hanya terdiam dalam keterkejutannya. Bukankah itu berarti Will tidak hanya diberkahi, tapi sangat dicintai oleh Mana sampai membuatnya memiliki jumlah Mana terbanyak di dunia ini.

"Asal kau tahu saja, Yang Mulia sudah bisa menguasai lima sihir serangan kuat saat berumur sepuluh tahun dan kurasa inilah penyebab Yang Mulia diculik dan hampir dibunuh ketika berumur empat belas tahun," lanjut Lily.

"Will pernah diculik dan hampir dibunuh?"

Lily menganggukkan kepalanya kembali. "Untungnya Yang Mulia berhasil ditemukan sebelum orang itu berhasil membunuhnya. Kurasa orang yang menculiknya itu takut kalau Yang Mulia akan naik takhta dan menjadi raja paling berpengaruh di Fanala. Makanya, dia mencoba membunuh Yang Mulia."

"Apa pihak istana berhasil menangkap orang itu?" tanya Celena.

"Ya dan dia sudah dieksekusi. Padahal aku ingin melihat wajah kecutnya begitu tahu orang yang mau dibunuhnya justru menjadi raja termuda di Kerajaan Walta," jawab Lily menggebu-gebu.

Jilid I. Celena and The Born of New Sword [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang