Sembilan tahun lalu, di sebuah daerah terpencil yang terletak di perbatasan antara Kerajaan Clarion, Kerajaan Noines, dan Kerajaan Walta. Terlihat seorang pria paruh baya sedang menemani seorang anak laki-laki yang mungkin baru berumur sepuluh tahun berlatih pedang. Tentu saja mereka tidak menggunakan pedang berbilah besi, tapi hanya sebuah pedang kayu yang dibuat seadanya.
Ttak. Ttak. Ttak.
"Bagus. Pertahankan posisimu, Dan," ucap si laki-laki paruh baya itu.
"Ya!"
Tak jauh dari lokasi mereka berlatih, terdapat dua orang anak kecil yang sepertinya seumuran dengan Dan menonton mereka berlatih. Salah seorang yang berjenis kelamin perempuan menatap Dan penuh semangat. Kedua matanya yang berwarna cokelat hazel bergerak mengikuti mereka.
"Yak! Serang bagian kiri! Bagus!" seru si gadis kecil sembari mengepalkan tangannya ke depan.
"Kau terlihat bersemangat sekali," komentar anak laki-laki berambut cokelat muda yang duduk di sampingnya. "Sebenarnya kau memihak pada siapa? Ayahmu atau Dan?"
Gadis kecil berambut cokelat kastanye ini langsung menoleh ke arah anak laki-laki itu cepat. "Apa yang kau pikirkan? Tentu saja Dan."
"Memangnya kau sanggup melihat kekalahan ayahmu?"
"Ya .... aku sebenarnya tidak ingin melihat Ayah kalah, tapi kapan lagi Dan akan mentraktir kita makan pie madu terenak di Clarion?"
Kedua mata anak laki-laki itu yang berwarna biru langit terbelalak. "Hanya demi itu?"
"Shhh. Sudah jangan banyak berkomentar. Kita nikmati saja latih tanding mereka. Mengerti Cedric?"
Anak laki-laki bernama Cedric ini hanya menghela napas lalu kembali menonton latih tanding temannya, Dan.
Dan merupakan anak yatim piatu yang tak sengaja ditemukan oleh August, ayah teman perempuannya yang juga seorang kepala desa. Ia ditemukan di pinggir sungai, dekat perbatasan utara Clarion dengan Walta. Laki-laki berambut hitam itu ditemukan hanya dengan sebuah plat nama dan kain tipis kumal yang membalut tubuh mungilnya bersama dengan Cedric di sampingnya.
Saat pertama kali menemukan mereka berdua, August sempat berpikir kalau mereka adalah saudara kandung. Namun, lambat laun pemikiran itu lenyap begitu melihat perbedaan sifat mereka berdua yang sangat jauh. Dan dikenal sebagai anak laki-laki paling jahil, berisik, pemalas, pemberani, dan berbakat dalam ilmu pedang jika dibandingkan anak seusianya.
Lalu bagaimana dengan dirinya?
Cedric lebih dikenal sebagai anak pendiam, penurut, rajin, dan pekerja keras. Meskipun kemampuan berpedangnya tidak sebagus Dan, Cedric sering menjadi teladan anak lainnya karena mampu menyaingi kemampuan Dan hanya dengan kerja keras.
Orang luar pasti terheran melihat dua manusia dengan sifat yang sangat berbeda ini bisa menjadi teman akrab dan bahkan rival dalam hal kemampuan. Namun, menurut Cedric itu semua bisa terjadi karena Emma.
Emma merupakan anak perempuan August satu-satunya. Gadis berambut cokelat kastanye ini lahir beberapa bulan setelah August menemukan mereka berdua sehingga bagi Dan juga Cedric, Emma sudah seperti saudara kandung. Saudara tempat berbagi cerita dan saudara yang harus dilindungi.
Tentu saja perasaan itu tidak muncul secara tiba-tiba. Perasaan itu muncul karena mereka selalu terbiasa melewati hari bersama bahkan perasaan itu tidak berubah setelah Emma mulai beranjak menjadi seorang gadis kecil seperti sekarang ini.
Selain itu, anak kepala desa ini juga lebih sering menghabiskan waktu bersama mereka daripada bersama anak perempuan seumurannya. Apa pun kegiatan mereka, mau itu pergi ke kota atau menjelajah hutan, Emma selalu bersama mereka. Dan, Cedric, dan Emma bahkan sering disebut trio karena mereka sering terlihat bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jilid I. Celena and The Born of New Sword [END]
Fantasy#Wattys2020 Winner - Fantasy Kehilangan bukan sesuatu yang dapat dijadikan alasan untuk menyerah. Menyerah untuk tertawa, menyerah untuk bertarung, atau menyerah untuk hidup. Meski kehilangan identitas dan jati dirinya, gadis itu tak menyerah. Denga...