Bab Tiga

4K 646 268
                                    

"Yo Dan!" sapa seorang laki-laki bertubuh tinggi kekar yang tiba-tiba saja berdiri di dekatnya.

Dan melihat ke arah laki-laki itu sekilas sebelum mengalihkan tatapannya kembali ke arah kamar pas yang ada di depannya. "Kau rupanya, Gale," balas Dan. "Kau tidak menjaga tokomu?"

"Tenang saja. Sekarang, aku sudah memiliki asisten. Jadi, aku bisa pergi bebas ke mana pun aku mau."

"Oh."

"Dingin sekali reaksimu. Apa kau tidak senang melihatku lagi?"

"Bukannya aku tidak senang melihatmu ... hanya saja aku yakin kau menyapaku karena ingin tahu alasanku di toko pakaian perempuan kan?" kata Dan sambil berkacak pinggang. 

"Benar!" kata Gale semringah. "Begitu melihatmu ada di toko ini, aku langsung lari dari tokoku kemari."

Dan menghela napas. "Sudah kuduga."

Sebuah senyum lebar tersungging di wajahnya. "Jadi, apakah rumor itu benar?"

"Rumor?" tanya Dan sembari meminum segelas teh yang dihidangkan pelayan toko untuknya tadi.

"Rumor kalau kau pergi berkelana ke Clarion untuk melamar putri kerajaan mereka."

Mendengar kalimat itu membuat Dan tersedak.

"Hmm siapa nama putri itu ya," gumam Gale pada dirinya sendiri. "Ah ya, Sierra Elsburg. Apakah itu benar?"

"Tentu saja tidak!" bantah Dan cepat begitu batuknya mereda. "Siapa orang yang menyebarkan rumor itu?"

"Will sendiri," jawab Gale polos.

"Orang itu. Benar-benar," katanya sembari meremas tinjunya sendiri.

"Dan."

Suara lembut nan manis, tapi lirih itu membuat Dan dan Gale menoleh ke arahnya. Kedua laki-laki itu terlihat terperanjat dari tempatnya begitu melihat penampilan menawan gadis itu. Dengan balutan gaun selutut berlengan pendek berwarna hijau muda, gadis itu menatap Dan polos. Rambut pirang panjang bergelombang miliknya ia gerai ke belakang dan menyisakan beberapa helai rambut menutupi dadanya. Walaupun Dan mencoba menyembunyikan keterkejutkannya, ia tidak bisa memungkiri kalau dirinya terpesona akan penampilan gadis itu.

"Dan, apakah dia tunanganmu? Putri Sierra?" tanya Gale bersemangat.

"Tentu saja bukan, Bodoh!" kata Dan cepat sambil menampar tengkuk laki-laki itu.

Gadis itu menatap mereka bingung. Menyadari hal itu, Dan berdeham.

"Perkenalkan ini Gale. Dia seorang pandai besi. Meskipun tampangnya tidak terlalu meyakinkan, dia adalah pandai besi terbaik di ibukota. Pedang buatannya sangat berkualitas dan dapat disandingkan dengan pedang tempaan pandai besi di kerajaan lainnya," jelas Dan. "Aku selalu memperbaiki atau merawat pedangku di tokonya. Jadi, jika kau memerlukan sesuatu untuk pedangmu, kau bisa kemari."

Gadis itu mengangguk lalu memberi seulas senyum ke arah Gale.

"Gadis ini memiliki pedang?"

"Iya. Ini," jawab Dan sembari menunjukkan sebuah sarung pedang berwarna emas yang tergantung di pinggang kirinya." Kau tahu ini cukup berat."

Gale menyipitkan matanya sembari mengelus-elus dagunya sendiri. "Hm. Sepertinya aku pernah melihat pedang seperti ini," gumamnya. "Apakah kau berasal dari Clarion?"

Dan menyadari kalau gadis itu kebingungan menjawab pertanyaan sederhana dari Gale. Tentu saja ia tidak bisa menjawabnya, namanya saja dia tak ingat, apalagi asalnya.

"Ok cukup perkenalannya," potong Dan. "Bukankah sudah saatnya kau kembali ke toko? Kurasa tokomu sudah mulai memasuki jam-jam sibuk."

Gale mengikuti arah tatapan Dan yang tertuju pada tokonya. Terlihat beberapa orang mulai berdiri dan melihat pedang yang dipajang di etalase tokonya. "Ah benar juga," katanya. Laki-laki itu lalu menatap ke arah mereka berdua. "Kalau begitu sampai jumpa lagi."

Jilid I. Celena and The Born of New Sword [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang