"Kalian sudah mau pergi?"
Alicia dan Celena berhenti berjalan dan menoleh ke belakang. Tampaknya kepergian mereka ke akademi diketahui Will dan Dan yang saat itu baru saja keluar dari ruang kerja.
"Iya," jawab singkat Alicia.
Celena hanya menundukkan kepalanya.
Will tersenyum ke arah Alicia sebelum mengarahkan tatapannya ke Celena yang berada di belakang punggung adiknya. "Ini hari pertamamu masuk akademi ya?"
"Ya."
"Kau cocok dengan model rambut seperti itu."
Celena memegang rambut pirang bergelombangnya yang ia ikat kucir kuda. "Putri Alicia yang melakukannya untukku."
"Benarkah? Tapi kenapa tiba-tiba kau mengubah model rambutmu?" tanya Will. "Bukannya aku terganggu, hanya penasaran saja."
"Ketika melawan Dan kemarin, aku merasa rambutku sedikit menghalangi pandangan dan membatasi gerakanku. Jadi, kuputuskan untuk mengikatnya saja."
"Awalnya dia malah mau memotong pendek rambutnya, tapi aku melarangnya," tambah Alicia.
"Hm? Kenapa kau melarangnya?"
"Ya sebagai sesama perempuan, aku merasa sayang jika rambut yang sudah ia panjangkan dipangkas begitu saja."
"Begitu rupanya."
"Kalau begitu kami pergi dulu Kak."
"Ya, hati-hati di jalan."
Kedua gadis itu memberi salam lalu kembali berjalan beriringan menuju pintu keluar.
"Kau tidak ingin memberikannya selamat atau hadiah?" tanya Will sembari melirik ke arah Dan.
"Kenapa aku harus melakukannya?" tanya Dan balik. "Lagipula ini bukan saatnya bersantai."
Laki-laki itu menarik jubah berwarna hijau emerald Will dan menyeretnya berjalan.
***
Akademi Kesatria Kerajaan Walta bisa dibilang merupakan bangunan termegah dan terbesar kedua di kerajaan ini. Bangunan berwarna putih dan biru ini berdiri di pusat kota dan cukup dekat dengan pusat perbelanjaan. Sepanjang perjalanan menuju gerbang masuk akademi, Celena melihat beberapa anak muda berseragam abu-abu seperti dirinya dan Alicia. Mayoritas terlihat seperti berasal dari keluarga bangsawan, sedangkan sisanya dari rakyat biasa.
"Kau pasti penasaran kan kenapa murid akademi tidak hanya berasal dari keluarga bangsawan saja?" tanya Alicia sembari melirik ke arah Celena. "Kurasa aturan akademi berubah enam tahun lalu ketika Dan masuk ke akademi ini."
"Apakah itu berarti Dan bukan berasal dari keluarga bangsawan?"
"Ah mengenai itu-"
Suara lonceng yang bergema dari dalam bangunan akademi membuat mulut Alicia berhenti berucap.
"Ayo bergegas. Sudah waktunya masuk," kata Alicia sembari mempercepat langkahnya menuju pintu masuk akademi.
Celena pun ikut mempercepat langkahnya meskipun tadi ia sempat terdiam di tempat dengan rasa penasaran memenuhi hati dan pikirannya.
"Kita akan belajar di tempat yang berbeda. Karena kau berada di tingkat tiga, kau akan belajar di Gedung Safir Putih itu ," ujar Alicia sembari menunjuk gedung yang ia maksud. "Aku ada di gedung sebelahnya, gedung berwarna biru atau Gedung Permata Biru. Datangi aku jika kau memerlukan sesuatu."
Gadis berambut pirang itu hanya menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu sampai nanti."
Kedua gadis itu pun kemudian berjalan ke arah yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jilid I. Celena and The Born of New Sword [END]
Fantasía#Wattys2020 Winner - Fantasy Kehilangan bukan sesuatu yang dapat dijadikan alasan untuk menyerah. Menyerah untuk tertawa, menyerah untuk bertarung, atau menyerah untuk hidup. Meski kehilangan identitas dan jati dirinya, gadis itu tak menyerah. Denga...