Talita memandangi pantulan wajahnya di cermin, setelah membasuh muka dengan air dari wastafel. Rasa kantuk pun seketika lenyap, berganti dengan perasaan segar karena bersentuhan dengan suhu air yang dingin.
Dari balik cermin wastafel yang besar, Talita trus terngiang dengan ucapan Lyra kemarin, yang cukup mengusik fikirannya. Namun tidak mau terlalu ambil pusing, cewek itupun segera bergegas keluar, setelah sebelumnya sedikit merapikan penampilannya.
Baru beberapa langkah Talita berjalan, saat tiba-tiba ia hampir bertabrakan dengan seseorang. Talita segera mendongak, mendapati sosok Noah yang berasal dari arah lorong toilet cowok.
"Udah tiga kali kita ketemu kaya gini. Kayaknya emang bener-bener jodoh." Noah membuka suara dengan sedikit ulasan di bibirnya.
"Jodoh aja sana, sama tembok." Sahut Talita cepat.
"Kalo gue maunya sama lo, gimana?" Tanya Noah dengan senyuman smrik khas-nya.
"Kalo guenya nggak mau, gimana?" Talita menirukan gaya bicara Noah, membuat cowok itu justru terkekeh.
"Ya lo harus mau, lah..."
"Idih. Maksa."
"Nggak pa-pa. Justru yang makasa-maksa, yang lebih enak." Noah menekankan suara pada kata 'enak' yang ia ucapkan.
Talita bergidig. Baru saja ia hendak melewati tubuh Noah, namun tangannya sudah dicekal oleh cowok itu.
"Mau kemana sih? Kan belum selesai."
"Apanya yang belum selesai?" Talita bahkan merasa tidak pernah memulai apapun.
"Awas. Gue mau lewat, Kak Noah..." Talita sengaja menambahkan embel-embel 'Kak' pada cowok itu, karena merasa sebal.
"Nggak boleh, Dede." Balas Noah kemudian.
"Idih najis." Tentu saja Talita merasa jijik dengan sebutan itu. "Mau lo, apa sih?"
"Gue mau lo, jadi pacar gue." Ungkap Noah tiba-tiba.
Talita sempat tertegun, namu dengan cepat cewek itu kembali menormalkan ekspresinya.
"Mabok yah, lo? Pulang aja gih, sana."
Talita hendak melangkah kembali, namun lagi-lagi Noah mencegah dengan mengencangkan cekalannya.
"Mau apa sih, lo?"
"Gue kan udah bilang. Gue mau, lo jadi pacar gue." Jelas Noah yang tidak berubah pikiran.
Talita memutar bola matanya malas. "Lo pikir ini dunia wattpad? Yang nggak ada angin, nggak ada ujan, main nyuruh jadi pacar gitu aja?!" Talita berhenti sejenak. "Orang mah, PDKT dulu kek, apa kek. Mana nembaknya didepan toilet lagi. Nggak romantis amat jadi cowok!"
Mendengar itu, Noah tertawa, sebelum kemudian berkata. "Jadi lo maunya PDKT dulu?"
"Iya lah." Jawab Talita cepat. "Kalo gue liat lo emang serius, baru gue mau jadi pacar lo." Tandasnya seolah menantang.
Sedetik kemudian, Noah justru menarik dasi Talita, hinga membuat cewek itu merapat ke tubuhnya. Bahkan tidak ada jarak se-centi pun diantara mereka.
"Oke, gue bakal bikin lo jatuh cinta sama gue." Desis Noah tepat ditelinga Talita. Membuat cewek itu merinding karena merasakan hembusan nafasnya.
Tanpa diduga, Noah lalu mengecup telinga Talita singkat, sebelum kemudian pergi begitu saja seraya tersenyum. Meninggalkan Talita yang masih membeku ditempat, berusaha untuk mencerna semuanya.
Sementara ditempat lain, Kikan dan Lyra yang tengah asyik mengobrol akhirnya melihat Talita masuk kedalam kelas. Jam istirahat akan segera berakhir, tapi sahabatnya itu baru nongol? Masa ketoilet sampai 20 menit lebih?

KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals
Fiksi RemajaIni adalah kisah manis dari dua orang remaja yang dijuluki Coupe Goals disekolah. Noah dan Talita. Hubungan keduanya begitu menarik perhatian karena keromantisan, dan segala macam cerita yang membuat semua orang merasa iri. Namun apakah benar hubun...