Suasana parkiran SMA Galaxy sudah tampak ramai oleh deretan kendaraan yang berjejer hampir memenuhi area tersebut. Termasuk sebuah mobil hitam yang baru saja ditumpangi oleh Noah dan Talita.
"Tuh kan, udah jam tujuh kurang lima menit." Gerutu Talita setelah keluar dari dalam mobil, diikuti oleh Noah. Pandangannya beredar kesegala penjuru arah yang sudah dipenuhi oleh lalu lalang para murid.
"Yang penting nggak telat." Kilah Noah membela diri.
Tentu saja ia faham kekesalan Talita disebabkan oleh dirinya. Noah sengaja melajukan mobilnya dengan kecepatan lambat, agar bisa lebih lama bersama pacarnya tersebut. Apa itu salah?
Salahnya adalah, bahwa Noah sama sekali tidak memahami kalau Talita belum mengerjakan PR bahasa Inggris yang akan dikumpulkan pada pelajaran pertama. Dan itu benar-benar membuat Talita frustasi dalam kebingungan. Sementara sejak awal, ia merasa malu jika harus memberitahukan hal tersebut kepada Noah.
"Yaudah yuk, gue anterin ke kalas." Kata Noah seraya menggandeng Talita.
Dengan menahan kesal, Talita pun akhirnya mengiringi langkah Noah menembus jalanan koridor. Sepertinya begitu sampai dikelas, ia harus cepat-cepat menyalin PR milik Lyra atau Kikan, mengingat bel masuk hanya tinggal beberapa menit lagi.
"Bibirnya jangan manyun gitu terus. Ngode minta dicium?" Ditengah langkah, tiba-tiba Noah berbisik pelan ke telinga Talita. Membuat cewek itu segera menoleh.
Noah mengangkat satu alis dengan santai, menghiraukan ekspresi campur aduk yang ditujukan wajah cantik pacarnya. Talita masih sebal, dan terlalu kesal untuk menanggapi Noah.
Tatapan mata para murid yang ada di koridor kelas sepuluh sedikit teralihkan pada dua sosok yang tengah berjalan dengan tangan saling bergandengan erat. Meski sudah mulai terbiasa, namun entah mengapa keberadaan Noah dan Talita selalu mencuri perhatian, hingga membuat orang-orang ingin terus memperhatikannya.
Kini langkah keduanya tepat melewati kelas 10 IPS-1, yang persis bersebelahan dengan kelas Talita. Disana, di pelataran koridor ruangan tersebut, tampak beberapa cowok yang tengah berduduk-duduk santai menunggu bel masuk berbunyi.
"Eh Talita, kok tumben datangnya siangan?" Sapa Dion begitu melihat teman Lyra, yang memang sudah cukup akrab dengannya itu. Tak lupa juga ia tersenyum segan memberi sapaan pada Noah, yang masih memposisikan diri disebelah Talita.
Sekilas Talita tersenyum. "Iya nih, macet tadi." Sahutnya, yang tentu saja 100% adalah sebuah kebohongan.
Bukan apa, melainkan karena Talita sengaja untuk sedikit menyindir Noah, yang sayangnya sama sekali tidak merasa tersindir.
Noah sendiri sudah tidak ingin berlama-lama disana, karena tentu saja ia melihat dengan jelas tatapan dari para cowok kepada Talita yang penuh minat. Terlebih dari seseorang yang tempo hari sempat kepergok menggoda pacarnya. Siapa lagi kalau bukan Nando.
Membaca gelagat yang cukup kentara dari Nando, cepat-cepat Noah mencegah kepala Talita yang akan menoleh kearah cowok itu.
Talita sempat tersentak karena tiba-tiba Noah seakan memberi dekapan dengan paksa, seraya menutup kedua matanya.
"Kita duluan." Suara berat itu terdengar memecah suasana, sebelum kemudian Noah kembali melangkah tanpa melepaskan Talita.
Noah baru melepaskan tangannya setelah berada didepan kelas 10 IPS-2. Membaut Talita akhirnya bisa kembali bernafas dengan normal. Tentu saja karena ulah Noah barusan yang seakan-akan membawa Talita seperti korban penculikan dari pada seorang pacar, terlebih semakin menarik perhatian siapapun yang melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals
Teen FictionIni adalah kisah manis dari dua orang remaja yang dijuluki Coupe Goals disekolah. Noah dan Talita. Hubungan keduanya begitu menarik perhatian karena keromantisan, dan segala macam cerita yang membuat semua orang merasa iri. Namun apakah benar hubun...