²³

8K 262 32
                                        

   Suara roda koper sesekali menimbulkan decitan saat beradu dengan lantai bandara yang putih mengkilap. Suasana yang cukup padat membuat Calista harus sedikit berhimpitan dengan orang-orang yang berlalu lalang silih berganti. Hingga akhirnya ia berhasil keluar dari loby bandara dengan usaha yang cukup keras.

Namun baru saja ia akan kembali melanggang santai, saat tiba-tiba heels yang ia kenakan sedikit tergelincir, hingga membuat tubuhnya oleng.

Calista memekik tertahan seraya berusaha untuk menyeimbangkan diri, ketika mendadak seseorang menarik tangannya dengan gerakan seper-sekian detik. Membuat Calista urung jatuh terjerembab kelantai.

Beberapa saat Calista membatu, menatap sosok cowok yang baru saja menolongnya dengan genggaman erat yang masih ia rasakan.

Saat kedua pasang mata mereka bertemu, cowok itu juga tampak tertegun dalam diam, merasa terpesona oleh wajah cantik Calista.

"Hati-hati." Gumam cowok itu setelah kembali mendapatkan kesadarannya. Membuat Calista juga ikut tersadar.

Calista merenggangkan jarak ketika genggaman ditangannya telah terlepas, membuat ia tiba-tiba merasa gugup.

"Makasih..." Ucap Calista kemudian. Berusaha keras untuk tetap bersikap normal.

Cowok itu mengangguk seraya tersenyum, sebelum kemudian berlalu dari hadapan Calista. Meninggalkan sedikit perasaan tak rela yang entah muncul dari mana.

Tak ingin lebih lama terhanyut, Calista pun lantas memilih untuk mencari taksi yang akan mengantarkannya ke tempat tujuan.

Sekitar setengah jam kemudian akhirnya Calista punsampai ditempat yang ia tuju. Rumah Talita. Tanpa menunggu lama, cewek itu segera memencet bel disamping pintu, tidak sabar untuk segera bertemu dengan sepupunya tersebut.

Tak lama pintu pun terbuka, menampilkan sosok yang memang ia harapkan dari baliknya.

"Calista?!" Pekik Talita begitu melihat siapa yang kini ada dihadapannya.

Calista hanya mengangguk seraya tersenyum, sebelum detik berikutnya Talita berhambur memeluknya dengan erat.

"Kok nggak bilang mau dateng hari ini? Kan bisa gue jemput." Ujar Talita setelah menyudahi pelukan rindunya.

"SURPRISE...!" Balas Calista dengan merenggangkan kedua tangan, seolah menunjukkan dirinya adalah sebongkah hadiah dihadapan sepupunya.

Seketika Talita terkekeh geli. "Telat." Sergahnya, karena ia merasa tingkah Calista tidak tepat waktu.

"Yaudah yuk, masuk." Kemudian Talita menggapit lengan Calista untuk mengajaknya kedalam.

"MAMA...!" Teriakan Talita terdengar menggema diseluruh ruangan, hingga membuat seorang wanita paruh baya segera keluar dari dapur.

"Kebiasaan banget sih, dirumah teriak-teriak kaya Tarzan!" Semprot Niken dengan kebiasaan buruk putrinya.

Talita hanya nyengir tanpa dosa, seraya terus berjalan mendekat.

"Keponakan kesayangan Mama udah dateng nih." Ucap Talita kemudian. "Sok-sok an bikin kejutan, nggak ngasih kabar."

Niken tersenyum manis, lantas memberi sambutan kepada Calista dengan pelukan hangatnya.

"Calista ngabarin Mama sama Papa kok, kalo mau dateng hari ini." Ungkap Niken santai.

Talita seketika cengo, menyadari hanya ia orang yang tidak diberi tahu oleh Calista.

"Ck. Jadi sekarang gitu? Udah nggak pro sama gue?"

Calista gemas dengan muka sepupunya yang ditekuk, seolah-seolah menunjukan kalau ia tengah merajuk.

Couple GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang