Sudah sekitar 45 menit yang lalu sejak kolompok 11 berhasil sampai finish, dan kembali darea camping. Bahkan kelompok 25_yang notabennya adalah kelompok terahirpun terlihat baru saja tiba, namun hingga kini Talita sama sekali tidak menampakkan Batang hidungnya. Tentu saja itu membuat Lyra dan Kikan tidak bisa lagi membendung ke khawatirannya. Kemungkinan terburuk yang bisa mereka simpulkan saat ini adalah, bahwa Talita tersesat.
Setelah kembali berdiskusi dengan teman kelompoknya, akhirnya mereka bersepakat untuk memberi tahu pihak pembina bahwa Talita belum juga kembali. Kikan dan Lyra dengan diikuti yang lain bergegas menuju tenda para guru, yang juga bersebelahan dengan tenda para anggota OSIS.
"Pak Krish...!" Teriak Lyra lantang, memebuat Pak Krish dan beberapa guru lainnya menoleh ke sumber suara.
"Ada apa ini?" Tanya Pak Krish cepat, menangkap gelagat ke khawatiran dari ekspresi para muridnya.
"Pak, Talita belum balik." Kikan menjawab dengan panik.
"Belum balik, maksudnya bagaimana?" Pria paruh baya itu terlihat ikut panik, meski ia belum faham sepenuhnya.
Alan megambil alih, untuk menjelaskan kejadian yang membuat Talita bisa terpisah dari mereka. Mengingat Lyra dan Kikan terlihat kalang kabut, bahkan Lyra sudah menangis sesenggukan karena sangkin khawatirnya.
"Ada apa nih?" Tanya Jay, yang datang bersama Marvel. Mereka berdua baru saja menyiapkan keperluan untuk kegiatan besok.
"Talita ilang." Sahut Edo singkat.
"Apa?!" Bukan, bukan dari Jay ataupun Marvel. Melainkan suara menggelegar itu berasal dari seorang Noah, yang menyusul datang bersama Rion.
"Talita ilang?" Noah mengulang kalimat Edo, berharap bahwa yang baru saja ia dengar adalah kesalahan.
Kikan mengangguk, seraya berusaha untuk menenangkan Lyra yang masih sesenggukkan dipelukannya.
"Kok bisa?!" Naoh bertanya lagi. Sekarang mimik mukanya sudah begitu mengeras.
"Tenang dulu, tenang." Pak Kris berusaha menenangkan suasana. "Dalam keadaan seperti ini, kita nggak boleh panik. Kita harus mendiskusikan rencana terlebih dahulu, agar keadaannya tidak makin runyam."
Semua orang mengangguk setuju, tapi tidak dengan Noah. Isi kepala cowok itu sudah melayang kesana kemari, menghawaritkan bagaimana keadaan Talita saat ini.
Kemudian Pak Kris terlihat berbincang dengan guru-guru lain, mendiskusikan rencana agar bisa menemukan Talita secepat mungkin, sebelum matahari terbenam.
"Gue mau cari Talita." Tiba-tiba Noah berucap, membuat seluruh pandangan mengarah kepadanya.
"Tenang dulu bro, lo nggak bisa gegabah kaya gini." Rion menahan lengan Noah yang sudah hendak melangkah.
"Kalo lo gegabah, yang ada lo juga bisa ilang." Timpal Marvel menambahi.
"Kita bakal cari bareng-bareng, biar Talita bisa cepat ketemu." Kini giliran Jay yang buka suara.
Namun sepertinya ucapan mereka tidak mengubah keputusan Noah. Ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk terus berdiam diri disini, sedangkan keadaan Talita saat ini bisa saja sedang dalam bahaya.
"Gue nggak bisa nunggu kalian diskusi dulu. Gue harus cari Talita sekarang." Tegas Noah tidak bisa terbantahkan.
Detik berikutnya, cowok itu sudah melangkah pergi tanpa memperdulikan ocehan dari teman-temannya. Yang harus ia lakukan saat ini adalah menemukan Talita secepat mungkin, sebelum matahari mendahuluinya untuk terbenam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals
Teen FictionIni adalah kisah manis dari dua orang remaja yang dijuluki Coupe Goals disekolah. Noah dan Talita. Hubungan keduanya begitu menarik perhatian karena keromantisan, dan segala macam cerita yang membuat semua orang merasa iri. Namun apakah benar hubun...