Sejenak Talita mengatur nafas seraya menatap pintu yang tertutup rapat dihadapannya. Merasa sedikit aneh karena tidak terdengar suara apapun dari baliknya. Namun dengan perasaan cemas yang masih berkecamuk, cewek itupun kemudian membuka pintu tersebut hingga akhirnya terbuka lebar.
Dan pemandangan yang menyambutnya pertama kali membuat mata Talita membulat sempurna, hingga tubuhnya sesaat terasa membatu.
Disana, tepat ditengah rooftop yang berjarak beberapa meter dari tempat Talita berdiri, tampak dua sosok manusia yang tergeletak dengan bercakan darah disekitar mereka.
Talita membekap mulut linglung, mencari keberadaan Dion dan Guntur yang tak kunjung muncul. Hingga akhirnya cewek itu memberanikan diri untuk melangkah lebih dekat.
Benar saja, dua sosok tersebut adalah Noah dan Nando yang sepertinya sudah kehilangan kesadaran nya masing-masing. Wajah mereka tampak penuh lebam dan sobekan luka yang berdarah di beberapa bagian. Membuat kaki Talita tiba-tiba terasa lemas dan akhirnya jatuh terduduk diantara dua cowok itu.
"No- Noah, bangun." Ucap Talita, dengan susah payah mencoba mnegelurkan suara ditengah kecemasan yang semakin membuncah.
"Nando--." Talita beralih mengguncang tubuh Nando yang juga terlihat mengenaskan. Kemudian kembali menatap Noah yang masih saja terdiam.
"Noah, bangun! Kenapa kalian harus kaya gini, sih?" Talita tak bisa lagi membendung air mata yang sejak tadi ia tahan. Melihat bagaimana kondisi Noah yang begitu memilukan, dengan kedua mata yang tertutup rapat.
"Noah, please..." Suara Talita semakin lirih, berganti dengan isakan yang terdengar pelan.
Perasaan cemas dan panik yang menyerbu secara bersamaan membuat Talita tidak tahu harus berbuat apa. Rasanya ia tidak bisa lagi menegakkan kaki untuk beranjak mencari bantuan. Namun tidak bisa juga membiarkan Noah dan Nando tetap terkapar dengan keadaan seperti ini.
Saat Talita tengah berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenaga untuk beranjak, tiba-tiba saja Noah dan Nando bangkit, seraya dengan bunyi beberapa petasan confetti, hingga taburan kertas warna-warni berjatuhan menyelimutinya.
"SURPRICE!!!"
Talita mengerjap beberapa kali, menatap kedua cowok yang kini sudah sadar dari keter-kaparannya, dan justru tersenyum lebar. Kemudian beralih pada satu persatu orang yang entah bagaimana sudah berada di sana. Termasuk Dion dan Guntur.
Hingga membuat Talita akhirnya faham detik itu juga, apa yang sedang terjadi.
"Happy Birthday, Talita..."
Seru semua orang serentak, seraya Calista menggoyang-goyangkan sebuah cake yang ia bawa. Kemudian Jay Rion dan Marvel kembali meletuskan confetti yang msih tersisa, sedangkan Kikan dan Lyra dengan begitu semangat membunyikan peluit ulang tahun berbentuk lidah menjulur.
"Jadi kalian ngerjain gue?" Talita bertanya tak percaya. Masih berusaha mencerna semuanya bulat-bulat.
Bukannya menjawab, Noah justru menarik Talita kedalam pelukannya dengan kondisi yang masih terduduk.
"Maaf, kan emang mau bikin kejutan." Ucap Noah lembut.
Talita yang masih tak menyangka hanya bisa memukuli dada Noah pelan. Seolah melampiaskan segala perasaan yang sudah dibuat begitu berkecamuk. Tidak tahukan cowok itu, kalau tadi Talita benar-benar takut dan cemas?
Noah sendiri hanya tersenyum sambil mengusap-usap kepala kekasihnya dengan lembut. Membuat Talita akhirnya berhenti, lantas mengalihkan pandangan kepada Nando yang berada tepat di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals
Teen FictionIni adalah kisah manis dari dua orang remaja yang dijuluki Coupe Goals disekolah. Noah dan Talita. Hubungan keduanya begitu menarik perhatian karena keromantisan, dan segala macam cerita yang membuat semua orang merasa iri. Namun apakah benar hubun...