Benar saja, kini Noah dan Talita tengah berada disebuah Mall yang cukup besar yang terletak di pusat kota. Kedua remaja itu segera menaiki eskalator untuk menuju lantai paling atas, yang khusus berisikan area timezone, restoran, dan bioskop.
Entah apa yang ada dipikiran Noah, ketika cowok itu dengan santainya menggandeng tangan Talita begitu erat.
"Woy, ngapain nih tangan?" Tegur Talita yang merasa agak risih.
Noah menoleh, menatap pada tangannya yang kini saling bertautan dengan tangan Talita.
"Biar nggak ilang." Jawabnya enteng.
"Lo kira gue anak kecil?!" Tentu saja Talita tahu kalau alasan Noah hanyalah modus.
"Siapa tau lo nyasar ditempat serame ini." Lagi-lagi Noah menyahut dengan santai. "Kalo ilang kan, gue yang repot. Mau cari dimana lagi coba, model cewek abstrak kaya lo gini?"
"Sialan, ngatain gue cewek abstrak!" Talita melepas tangannya dari genggaman Noah dengan keras. "Dasar aligator darat!"
Tentu saja Talita tidak mau kalah, balik membuat sebutan untuk cowok yang menurutnya teramat menyebalkan itu.
Noah justru tertawa, lalu kembali menarik tangan Talita kedalam genggamannya.
"Kalo lo ngambeken gini, makin seneng gue godainnya."
"Nggak usah gandeng-gandeng!" Sergah Talita, menepis tangan Noah yang baru saja meraih tangannya.
Namun Noah malah mengalihkan tangannya untuk merangkul pundak Talita tanpa perduli. Membuat cewek itu semakin kesal dengan menunjukan wajah cemberut nya, karena sadar sejak tadi terus dipermainkan oleh Noah.
Begitu sampai ditempat yang mereka tuju, Noah sedikit tertarik dengan poster film yang tengah diputar hari ini.
"Kita nonton itu aja, yuk?" Ajak Noah seraya menunjuk poster yang tertempel disalah satu sudut dinding.
Talita menoleh pada arah yang ditunjuk cowok disebelahnya.
"Itu?" Tanya Talita memastikan, pada sebuah film horor yang memang sedang hangat diperbincangkan beberapa hari terakhir.
Noah segera mengangguk. "Kenapa? Lo takut?" Gumam cowok itu seraya menaik turunkan alisnya.
Sebenarnya ia memeng sengaja memilih film horor, agar bisa mengambil kesempatan-kesempatan yang mungkin saja terjadi.
"Nggak, tuh." Jawab Talita acuh. "Oke, kita nonton itu." Lanjutnya kemudian.
Noah tersenyum smirk, tidak terlalu percaya dengan jawaban Talita. Karena biasanya, cewek pasti akan merasa tensin untuk berkata yang sejujurnya.
"Oke, lo duduk aja disini. Gue mau beli tiketnya dulu."
Talita hanya mengangguk. Menuruti ucapan Noah untuk duduk di kursi tunggu, sebelum kemudian cowok itu melangkah menuju stand penjualan tiket.
Tak berapa lama, Noah pun kembali dengan membawa dua tiket, plus dua minuman beserta popcorn berukuran jumbo.
"Gede banget sih, belinya." Ucap Talita begitu Noah menduduki kursi disebelahnya.
"Kan biasanya cewek sukanya yang gede-gede. Biar lebih puas." Seperti waktu itu, Noah memberi penekanan pada kata 'gede-gede', dan 'puas' dalam kalimatnya.
"Anjir, ambigu gue dengernya." Talita mengambil alih satu minuman dari tangan Noah, seraya menginjak kaki cowok itu.
Lagi-lagi Noah meringis, saat merasakan nyeri pada kakinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals
Fiksi RemajaIni adalah kisah manis dari dua orang remaja yang dijuluki Coupe Goals disekolah. Noah dan Talita. Hubungan keduanya begitu menarik perhatian karena keromantisan, dan segala macam cerita yang membuat semua orang merasa iri. Namun apakah benar hubun...