Matahari sudah mulai tinggi saat bel pergantian pelajaran berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Suasana lapangan yang tadinya senggang, kini tampak ramai oleh para murid kelas X IPS-2 yang akan mengikuti pelajaran olahraga.
Setelah melakukan pemanasan sekitar 10 menit_yang dipimpin oleh ketua kelas, para murid pun kini sibuk menunggu kedatangan Pak Bondan dengan kegiatan masing-masing. Tentu saja sebagian besar cewek lebih memilih untuk mengobrol ditepian lapangan, sementara para cowok sudah asik bermain basket ditengah lapangan.
"Ini kita jadi olahraga, nggak sih?" Gerutu Kikan karena ia paling tidak suka jika harus menunggu. "Tumben banget Pak Bondan datangnya lama."
"Nggak jadi juga nggak pa-pa. Malah itu yang gue harepin." Lyra menimpali dengan sangat santai. Pasalnya ia sangat enggan untuk nerpanas-panasan saat olahraga.
"Lo mah, iya- emang ngarep nya gitu." Semprot Talita kemudian, yang segera disetujui oleh Kikan. Membuat Lyra hanya menunjukkan senyum lebarnya.
"Gue bilangin nih ya, sama lo." Kikan kembali membuka suara. "Kalo lo nggak pernah olahraga tapi hoby ngemil, yang ada lemak numpuk semua ditubuh lo. Terus badan lo jadi melar kaya si Sinta."
Lyra mendelik, lalu menoleh pada teman sekelas nya yang bertubuh tambun bernama Sinta itu. Disana, tepatnya dibawah pohon tepi lapangan, Sinta terlihat tengah mengobrol bersama beberapa anak lain seraya sibuk memakan snack berukuran jumbo dengan sangat lahap, hingga membuat Lyra bergidig.
"Lo mah, kalo ngomong sembarangan banget." Tentu saja hanya membayangkan tubuhnya berubah seperti Sinta sudah membuat Lyra ngeri.
"Ya makanya lo olahraga. Jangan rebahan melulu bisanya."
Talita mengangguk setuju. Memang temannya yang satu ini bisa dibilang paling anti dalam hal aktifitas yang menguras keringat.
"Gimana kalo kita balapan lari sampe ujung, terus yang kalah traktir dikantin." Tiba-tiba Talita mengusulkan ide.
Setidaknya, kalau urusan makan mungkin Lyra akan sedikit berusaha.
"Setuju!" Tandas Kikan dengan semangat.
"Eh, apa-an main setuju-setuju aja." Protes Lyra karena tidak sependapat dengan kedua temannya. "Kalian aja sana berdua, gue nggak ikut."
"Kalo nggak ikut, gue bilangin Mike kalo lo kangen pengen balikan."
"Anjir, kenapa jadi bawa-bawa mantan coba?!" Mendengar kalimat Kikan barusan, membuat Lyra lebih ngeri dari sekedar membayangkan tubuhnya berubah seperti Sinta.
"Bilangin aja. Gue masih nge-save nomer nya, kok." Tentu saja Talita bohong, hanya untuk menakut-nakuti Lyra.
Detik berikutnya Talita dan Kikan kompak berdiri, kemudian menarik paksa tubuh Lyra yang seolah sudah berakar didalam tanah.
Dengan sangat terpaksa akhirnya Lyra berdiri, mensejajarkan posisi dengan kedua temannya.
"Oke--"
"METALIKU!"
Kalimat Talita terpotong oleh seruan seseorang dari koridor yang mereka belakangi. Membuat Talita akhirnya berbalik, dan mendapati sosok Noah disana.
Noah melambai seraya tersenyum lebar, menghiraukan ejekan teman-teman OSIS nya yang akan menuju ruang rapat.
"SEMANGAT METALIKU." Lagi, suara Noah begitu menggema diseluruh lapangan, membuat Talita harus menahan malu karena ulah konyol pacarnya itu.
Sementara cewek-cewek teman sekelas Talita justru memekik histeris, menyaksikan adegan yang menurut mereka sangat manis tersebut.
Talita baru akan menyuruh Noah untuk pergi, saat tiba-tiba ia melihat cowok itu berlari sangat cepat ke arahnya. Dan dengan kecepatan seper-sekian detik Noah menarik tubuh Talita untuk beralih didepannya, hingga membuat bola basket yang terlempar dengan kencang itu justru mengenai punggung Noah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals
Teen FictionIni adalah kisah manis dari dua orang remaja yang dijuluki Coupe Goals disekolah. Noah dan Talita. Hubungan keduanya begitu menarik perhatian karena keromantisan, dan segala macam cerita yang membuat semua orang merasa iri. Namun apakah benar hubun...