Bel istirahat bergema diseluruh koridor dengan nyaring, membuat seisi kelas seketika bergegas membereskan peralatan yang ada dihadapan mereka. Namun sepertinya Pak Krish_Guru Sosiologi yang sekaligus merangkap sebagai wali kelas X IPS-2, belum ingin beranjak dari ruangan tersebut.
"Sebelum istirahat, Bapak ingin minta waktunya sebentar." Ucap Pak Krish lantang, membuat beberapa anak yang tadinya ingin langsung keluar tampak mendumel kesal.
"Kalian sudah membaca pengumuman di mading, tentang acara camping minggu depan?" Lanjut pria paruh baya itu bertanya.
"Sudah, Pak...!" Serentak seluruh murid menjawab.
"Acara camping ini wajib untuk seluruh kelas sepuluh." Pak Krish kembali bersuara. "Jadi semuanya diharuskan ikut serta, kecuali jika ada alasan yang benar-benar mendesak."
Kini ekspresi senang tampak dari sebagian besar anak, yang merasa begitu antusias dengan acara tersebut.
Camping sekolah ini memang kegiatan rutin yang selalu diadakan setiap tahun di SMA Galaxy, yang bertujuan untuk menyambut kedatangan para murid baru. Jadi bisa dibilang acara ini adalah acara yang dikhususkan untuk murid kelas sepuluh. Sedangkan untuk kelas sebelas, hanya yang menjadi anggota OSIS saja yang turut serta.
"Bapak akan membagikan surat izin untuk orang tua kalian. Dan dikumpulkan kembali paling lambat lusa." Pak Krish mengeluarkan setumpuk kertas dari dalam tas kerjanya, kemudian mengintruksikan ketua kelas untuk maju.
"Kamu bagikan ini." Perintah Pak Krish kemudian.
Alan,_yang tak lain adalah ketua kelas mengangguk patuh, lalu segera berkeliling kesetiap penjuru meja untuk membagikan surat izin, seraya kepergian wali kelasnya.
Setelah menerima selembar kertas yang dibagikan oleh Alan, Talita segera mengajak Kikan dan Lyra menuju kantin. Perutnya sejak tadi benar-benar sudah berisik minta diisi, karena saat pagi ia tidak sempat sarapan.
Ketiga cewek itu memilih jalan yang paling dekat agar bisa cepat sampai, sebelum tempat itu terisi penuh oleh murid-murid lain.
Dan saat melewati koridor toilet, Talita yang berjalan paling depan hampir saja menabrak seseorang yang melangkah dari arah toilet. Sialnya lagi, seseorang itu adalah Iren_beserta beberapa senior kelas sebelas lain, yang tentunya satu spesies dengannya.
"Apa lo liat-liat?!" Ketus iren, begitu menyadari cewek yang ada dihadapannya adalah Talita.
"Kalo nggak mau diliatin, jauh-jauh sana dari jangkauan mata gue!" Balas Talita tak kalah ketus, meski kini tatapan tajam dari teman-teman Iren mengarah padanya.
"Tau lo. Ganggu kejernihan pandangan gue aja." Lyra, dengan gaya sarkastik-nya ikut menambahi.
"Atau mau di potong lagi sampe botak sekalian, rambut sambungan lo itu?" Kini Kikan ikut buka suara, membuat raut muka Iren seketika berubah cemas.
Kikan tersenyum remeh melihat rambut panjang yang kini sudah meghiasai penampilan Iren lagi. Dalam sekali lihat, siapapun bakalan tahu kalau tentunya rambut itu sambungan.
Iren berdecak kesal, sebelum kemudian melangkah pergi diikuti teman-temannya tanpa sepatah katapun lagi.
"Pengen gue colok sumpah, mata mereka." Gumam Lyra seraya memandang kepergian cewek-cewek menye itu.
Pasalnya ia benar-benar muak melihat tatapan sok mengintimidasi dari mereka, namun sebenarnya bernyali tipis.
"Jangan dicolok, kasian... Congkel aja." Segah Kikan seraya tertawa.
"Udah lah, ngapain ngurusin mereka." Talita memotong. "Mending kita ngurusin perut yang udah keroncongan aja, nih." Lanjutnya seraya menyentuh perutnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals
Подростковая литератураIni adalah kisah manis dari dua orang remaja yang dijuluki Coupe Goals disekolah. Noah dan Talita. Hubungan keduanya begitu menarik perhatian karena keromantisan, dan segala macam cerita yang membuat semua orang merasa iri. Namun apakah benar hubun...