Tembok itu jujur, kalau dia keras ya keras aja nggak sok sok an lembek. Kalau catnya ngelupas ya ngelupas aja nggak pake jaim
-Viona
...
Lima menit sudah Radhi meninggalkan ruang rawat Rafathan. Dan dalam lima menit masih belum ada kata yang terucap dari kedua manusia yang saling berhadapan didalam sana. Sampai dentuman jarum jam sampai ke menit ketujuh, Viona mendecak sebal.
"Bilang kek! Kan aku jadi nggak nuduh yang enggak-enggak.." Ucapnya kesal.
Rafathan tersenyum pelan.
"Maaf.. kan aku nggak pegang hape.."
"Kasi tahu lewat Radhi kek! Adara kek!"
"Maaf.. aku nggak bisa mikir jernih hari hari kemarin.."
Viona membuang muka, kentara kesal.
"Vi.."
"Hmm.."
"Madep aku lahh.. apa bagusnya liatin tembok."
"Tembok itu jujur, kalau dia keras ya keras aja nggak sok sok an lembek. Kalau catnya ngelupas ya ngelupas aja nggak pake jaim! Nggak kayak kamu!"
"Ya maaf, namanya juga musibah.."
"Kamu udah sakit kan dari awal? Kan bisa bilang ke aku gak pake ditahan-tahan segala!"
"Iya iya maaf.. aku cuma nggak mau buang buang kesempatan ketemu kamu.."
Viona menatap Fathan, lelaki itu tersenyum dengan bibirnya yang pucat dan kering. Meski begitu senyumnya manis, kedua matanya menyipit, sangat khas seorang Rafathan. Dan berbeda dengan senyumannya di awal pertemuan mereka beberapa waktu lalu.
"Yaudah. Jangan diulangin!"
"Berarti kamu masih mau ketemu aku dong?"
Viona tidak menjawab. Pun ia tidak memandang Fathan yang tersenyum-senyum jahil sambil menggodanya.
"Vi.."
Tidak dijawab.
"Viii.."
Tidak dijawab.
"Jangan marah gitulah, jelek tau.."
Tidak dijawab.
"Viona.."
"Apasih berisik!"
"Lha kan kamu jenguk aku, berarti harus nanya dong!"
"Nanya apaan?"
"Ya apa kek, gimana keadaan aku atau aku sakit apa gitu, kok malah manyun manyun cemberut gitu. Lucu deh kayak Byan!"
Viona mendecak.
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} MANTAN
FanfictionKetika gadis itu sudah pergi dari kehidupan seorang Rafathan, lelaki itu menjadi sosok manusia paling dungu sedunia. Bodohnya, dia sama sekali tidak pernah memperjuangkan cintanya.. Yang lebih bodoh lagi, dia tidak menyadari kalau kehilangan Viona...