28. Radhitya Junior

554 69 0
                                    

Something about love is something to grateful for

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Something about love is something to grateful for

....

Viona selalu ingin bersyukur karena Adara rutin mampir di kolom komentar instagramnya meski dirinya sebagai teman sangat laknat karena tidak setiap kali Dara berkomentar, komentar itu tak sempat ia baca. Yang lebih disyukurinya lagi Adara tidak bosan untuk tetap meninggalkan komentar, sepertinya Adara maklum dengan jumlah followersnya yang berjibun.

Entah apa jadinya kalau hari itu ia tidak mengirim direct massage ke akun Adara. Entah apa jadinya kalau hari itu dia tidak membuka insta-story yang disimpan dalam profile Adara. Akankah takdir tetap mempertemukan dia dan Rafathan?

Rabu sore sepulang kerja, Viona bertandang kerumah sahabatnya itu. Dan ini untuk yang pertama kalinya, tidak sulit menemukan rumah lantai tiga berpagar hitam yang terbuat dari besi kokoh itu. Sejenak menatap dari luar ia jadi mengingat rumah milik ayahnya di salah satu kompleks perumahan elit Jakarta sana. Rumah yang menyimpan kenangan masa kecilnya dengan anggota keluarga lengkap.

Lucu sekali, karena sejak itu ia jadi ngeri kalau melihat rumah sebesar ini.

"Mbak nyari siapa?"

Mungkin karena terlalu lama hanya berdiri diam akhirnya, bapak yang sejak tadi nangkring di pos depan samping pagar akhirnya bertanya.

"Ohh i-iya Pak, saya ada janji ketemu Adara dirumahnya, ini betul rumahnya kan?"

"Ohh temennya Mbak Adara, neng Vi- Vi siapa ya tadi kata si mbak.."

Viona tersenyum. "Viona pak.." Sambungnya cepat.

"Nah itu hehe, monggo mbak masuk aja. Mbak Adara dirumah kok sudah nunggu mbak.."

"Oh iya hehe, makasih pak.."

Pintu gerbang memang tidak ditutup sempurna, bagian samping gerbang utama ada pintu besi yang muat sepeda motor. Pintu itu tetep dibuka dengan Pak Roji yang siaga berjaga disampingnya.

Viona lantas masuk dan sejenak mengamati bagian halaman depan. Ada taman disisi kiri dan kanan, lalu ada disamping bangunan utama ada pintu besi berjajar yang dia simpulkan mungkin itu garasi. Rumah ini tidak sampai sebesar mansion, tapi juga cukup menandakan kalau pemilik rumah sangat berkecukupan. Sebenarnya sekelas Radhitya, Viona yakin lelaki itu sebenarnya cukup mampu untuk membeli satu mansion megah tapi mungkin, Adara menolak. Viona ingat kalau sahabatnya itu agak perhitungan soal menghamburkan uang. Emang iya, Radhitya mau beli iphone keluaran terbaru saja harus berbohong kalau hape lamanya eror, padahal enggak sama sekali, orang belinya juga belum lama.

Viona tiba didepan pintu utama, menekan bel disamping pintu lantas tak lama pintu terbuka. Dibuka oleh seorang perempuan muda.

"Selamat sore.. Adaranya ada?"

{✔️Complete} MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang