Chapter 18

1.6K 89 56
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide cerita asli milik thor
Genre : murid, guru, percintaan
Fair : sasufemnaru and others
Sifat karakter dalam ff ini berbeda dengan sifat asli dari serial anime dan manga jadi ooc
Typo bertebaran



Happy reading










Dua minggu telah berlalu semenjak insiden penembakan Naruto ralat pernyataan cinta di atas panggung oleh Toneri mantan cinta pertama Naruto semasa SMP saat acara reuni. Si pemuda berambut ayam yang berstatus sebagai kekasih dari gadis pirang tersebut saat ini sedang duduk menghadapi dan mendengarkan ceramah panjang dari sang kakak tercinta.

"Hn." Sasuke hanya menjawab ceramahan dari sang kakak a.k.a Uchiha Itachi dengan gumaman tak jelasnya.

"Dasar..kau benar - benar membuatku malu, Sasuke!" seru Itachi. Ia ingin sekali membenturkan kepalanya ke dinding jika kepalanya terbuat dari karet yang elastis. "Kau membentak murid SMA hanya karena seorang gadis. Kau bukan budak cinta setahuku. Ribuan gadis selalu mengejar perhatian dan cintamu, tapi kau sama sekali tak memedulikan mereka. Pacarmu berharga sekali ya, otouto!". Ia setengah emosi menceramahi adik bungsu kesayangannya yang kebal dan tak merespon. "Haah.." Itachi menghela nafas lalu meminum secangkir kopi hitam yang ada di depannya guna meredakan stres akibat ulah adiknya yang baru pertama kali ia lakukan.

"Asal kau tahu saja baka nii san, aku akan melakukan apapun demi dango dobeku. Masih untung bocah itu tidak ku hajar. Tadinya aku mau menghajar dia karena telah berani dekat - dekat dengan milikku," jelas Sasuke. Tangannya sibuk mengutak atik ponselnya. "Apalagi ia berani menyatakan cinta pada Narutoku. Sudah jelas kami melakukan adegan mesra di depannya. Matanya pasti bermasalah," tambah Sasuke dengan nada kesal.

"Apa?! Kau bahkan melakukan adegan mesra dengan Naruto yang masih di bawah umur di depan teman - teman SMPnya? Dasar pedofil!" ujar Itachi. Ia ingin menghajar adiknya yang berubah menjadi mesum.

"Narutoku bukan anak - anak, nii san. Dia sudah remaja. Kami hanya duduk berdekatan dan menyuapi saja. Tidak semesra seperti biasanya," balas Sasuke tak mau dianggap sebagai pedofil.

Itachi menarik nafas dalam lalu membuangnya. Kemudian ia tersenyum sebari menepuk bahu kiri adiknya. "Syukurlah kau sudah punya cintamu sendiri. Oh ya, Tousan dan kaasan selalu menanyakanmu, Sasuke. Kapan kau akan pulang dan juga memperkenalkan pacarmu pada mereka," ujar Itachi. Ia sudah mulai tenang. Selama hampir lima belas menit ia menceramahi adik bungsunya di dalam sebuah kafe. Untung saja kafe itu menyediakan ruangan vvip yang kedap suara. Jadi meski Itachi berteriak sekeras apapun, suaranya tidak akan terdengar ke luar. Ibarat bernyanyi di ruang karaoke yang kedap suara.

"Secepatnya aku akan membawa dia ke rumah utama. Dia masih remaja dan labil. Terkadang aku ragu akan perasaannya padaku. Tapi..setelah kejadian di acara reuni waktu itu, aku tahu. Dia juga memiliki perasaan yang sama denganku. Seharusnya aku tidak meragukannya hanya karena dia masih remaja labil," tambah Sasuke. Ia merasa lega setelah mengeluarkan semua unek - uneknya di depan kakaknya.

Itachi tersenyum dengan tingkah adik satu - satunya. "Begitulah cinta, otouto. Kau harus berusaha untuk menggapainya. Setelah kau gapai, pertahankan cinta itu. Lebih sulit mempertahankan daripada meraihnya."

Dango Blonde Naruto (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang