1. Perjalanan Mimpi

2.6K 178 1
                                    

26 September 2017

Setiap hari rasanya melelahkan, terlalu melelahkan.. seperti aku di bunuh secara perlahan.
Apa ada yang salah dari diriku ? Sampai-sampai mereka memperlakukan ku seperti budak yang sama sekali tak punya hak

Aku pikir, mereka akan menganggap ku sama. Hanya seseorang yang ingin bersekolah dan hidup layaknya manusia normal. Tapi, aku salah
Manusia jauh lebih menakutkan dari makhluk-makhluk imajinasi mengerikan yang ada di pikiran manusia

Kata mereka, aku itu anak pembawa sial, liar, tak punya tata krama, dan sopan santun. "Anak yang tak berguna, pantas saja orang tuanya membuang dia"
Itu yang selalu aku dengar dari mulut-mulut orang yang mengaku punya sopan santun dan tata krama

Apa sungguh, sangat tidak pantas kah aku hidup tanpa caci maki yang selalu kudengar setiap detiknya ?

"Woi anak sial!"
Gadis dengan rambut menjuntai sebahu itu menatapku lekat, dengan sebotol air mineral ditangannya yang tersisa setengah

"Lo bilang apaan sama Bu Lita? Sampe gue harus masuk BK!"
Ujarnya ketus dengan wajah merah padam menahan amarah (kupikir)

Ah ingin rasanya aku mengutuk diriku sendiri, seharusnya aku tak berpikir untuk melakukan hal itu, yang sudah pasti aku akan berhadapan lagi dengan wanita kejam di hadapan ku ini

"Jawab bego! Lu bisu? Tuli?"
Suaranya semakin meninggi, membuatku refleks mencengkram kuat ujung rokku, rasanya aku akan mati hari ini

Aku melangkah mundur, saat sadar dia berusaha mendekat meraih tanganku, aku terperanjat saat merasakan benda besar yang cukup berat. Kakiku menabrak tong sampah membuat ku reflek untuk berhenti, kesempatan baginya untuk meraih tanganku, menggenggam nya erat

Aku bisa lihat wajah songong dan merendahkan milik para kacungnya yang hanya berdiri di belakangnya tanpa ada niatan untuk maju.

Kalana ayolah keluarkan suaramu ini. Kenapa susah sekali sih rasanya, keringat ku sudah bercucuran. Kenapa aku setakut ini, kenapa aku tak bisa melawan barang sekali

Aku berusaha keras melepaskan tanganku yang digenggam nya cukup kuat, hingga bekas merah terlihat jelas di pergelangan tanganku

"Ma-maaf"
Satu kata itu sukses keluar dari mulutku, membuat mereka menjadi semakin yakin bahwa benar aku yang melaporkan mereka
Atas tindakan pelanggaran sekolah yang mereka buat

Bukankah itu kesalahan mereka? Tempo hari, bukan bukan selama ini mereka terus membully ku memerintah ku seperti budak, menyuruh ku membuat contekan untuk diri mereka sendiri

Sampai kapan aku harus menghadapi kenyataan pahit seperti ini, aku pikir pindah ke sekolah lain akan jauh lebih baik. Tak ada yang mengenalku, tak ada yang tau bahwa aku di buang oleh orang tuaku. Tak ada yang tau bahwa aku di asingkan oleh keluarga ku sendiri. Tak ada yang tau asal usulku

Tapi kenapa? Aku bertemu kembali dengan "dia"
Pembuli di sekolah ku dulu, yang tau semua latar belakang ku
Seperti ada benang tak terlihat, yang mengaitkan aku dan dia

"Nah ngaku kan lo! Berani lo yah sama gue hah! Udah merasa jago lo ? Udah merasa hebat ? Sadar diri! Lo itu cuma cewek gak berguna! Gue bisa bikin lo masuk penjara kalo gue mau. Lu tau sendiri koneksi bokap gue dimana mana, seharusnya lu sadar diri lu gak bakalan mampu ngelawan gue! Sekalinya budak tetap budak!"

Aku bisa dengar jelas semua perkataan nya, mengiang di kepalaku terus menerus, berputar seperti belati yang menusuk tepat di dadaku

Sakit, serendah itukah aku di mata mereka ? Bahkan untuk menghirup udara pun rasanya aku tak pantas. Bulir hangat itu terlanjur jatuh, setelah lama kutahan. Hanya itu yang bisa aku lakukam sekarang, lututku lemas seolah semuanya benar-benar direnggut habis olehnya

Suara tawa mereka memecah, di pintu masuk belakang sekolah.
Melihat ku berlutut tepat di depan mereka

Apakah hujan sekarang? Oh bukan sungguh bodoh aku, tentu saja aku di siram dengan air mineral yang sepertinya sudah gatal dari tadi untuk menyiramiku
Bersamaan dengan sampah yang mereka buang tepat di atas kepalaku

*****

Sakit, itu yang aku rasakan sekarang. Rasanya aku hanya ingin menangis sepanjang malam ini, di pojok kamar ku bersama dengan boneka kecil pemberian ibu

Dulu.. dulu sekali. Aku mempunyai keluarga, ayah dan ibu, tapi itu dulu. Aku diberikan kasih sayang yang berlimpah seperti anak normal lainnya. Namun semuanya berubah semenjak kematian ayah

Saat aku menginjak usia 14 tahun ayah meninggal, di bunuh oleh rekan kerjanya sendiri. Atas dasar apa aku pun tak tau, tapi kata ibu.. itu semua karenaku

Semenjak kejadian itu, ibu berubah. Tak pernah lagi bicara denganku, bahkan melihat ku saja rasanya jijik. Sampai akhirnya aku di buang, di jalanan yang tak pernah kutau dimana

Aku rindu ibu. Aku rindu masa itu


"Bunuh! Bunuh! Bunuh!"
Sontak aku terkejut, mengusap pipiku yang sedari tadi basah, meletakan boneka yang ku peluk kemudian berjalan keluar
Suara itu berasal dari ujung lorong, siapa disana ? Aku tak bisa melihat apa apa, yang kulihat hanya gelap

Kemudian perlahan membentuk siluet seseorang, dia tampak sangat kurus, dengan tubuh tingginya yang tak normal, rambutnya tampak seperti seseorang yang melakukan kemoterapi, tampak rontok

Aku bisa mencium dari sini aroma yang tak sedap, bau amis bercampur busuk yang sangat menyengat

"Si-siapa disana?"
Ucapku ragu, suaraku menggema cukup nyaring, Tapi.. kenapa tempat ini sangat gelap, hanya ada sedikit cahaya di tempat makhluk itu berdiri

"Mereka menganggap mu sampah. Apa kau tak merasa kesal ? Apa kau tak merasa marah ? Emosi ? Balas dendam?"
Suaranya terdengar berat dan menyeramkan, kemudian di ikuti kekehan tipis di akhir kalimat nya. Apa maksud semua perkataan nya itu ?

"Aku tau. Kau sangat marah sekarang, kenapa tak berikan saja mereka pelajaran?"

"Maksudmu?"
Aku gelap mata, seakan semuanya hanya terfokus pada makhluk di ujung sana, seperti di hipnotis untuk mengikuti nafsunya. Semua perkataan nya benar, aku dendam, marah, kesal

Sudah cukup mereka menginjak-injak aku, aku juga harus membalas semua perbuatan mereka

"Bunuh! Bunuh! Bunuh!"
Suara itu melengking naik, membuatku menutup rapat rapat telingaku kemudian memelan dan lenyap di telan gelap

Deg!
Aku terbangun dengan keadaan mata membengkak, ruangan gelap dengan cahaya temaram dari luar. Memeriksa keadaan jantungku yang sepertinya akan segera keluar, keringat membasahi pakaian dan bantal yang kugunakan

Mimpi apa yang barusan aku alami? Kenapa sangat menyeramkan

Nafasku terengah seakan baru saja menyelesaikan lari maraton, sungguh menyeramkan
Aku mengusap pelipisku yang sudah dibanjiri keringat. Kemudian mengambil segelas air yang ku letakkan di meja samping tempat tidurku. Rasanya sangat haus

Jam menunjukkan pukul 02.00
Tapi aku tak bisa lagi untuk tidur, rasanya terlalu menakutkan setelah mengalami mimpi buruk itu. Aku kembali memikirkan apa yang di katakan oleh makhluk tinggi tadi

Seakan tersihir. Rasanya aku ingin membalaskan dendamku, walaupun keberanian ku tak ada sedikitpun

*****

Jangan membaca di tempat gelap dan jauhi pandangan dari layar. Happy reading!

Jika suka jangan lupa dukungannya vote, komen dan shere ke temen temen kalian!

Filitia a.m

KUTUK!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang