25. Diary Misteri

463 59 2
                                    

Aku menatap buku harian yang lebih mirip jurnal tebal bersampul coklat di atas meja belajarku, dengan nama sang pemilik yang terpampang jelas di depannya, cerita kelam kakek ku beberapa jam lalu yang terkuak dari mulut anaknya sendiri membuat ku masih terkejut, bahkan tak habis pikir dengan hal itu. Aku gak pernah sampai berpikiran jika ini semua saling terkait dengan benang merah tanpa wujud, benar kata Surya tempo hari, ini semua gak bisa di selesaikan dengan logika dan analisis orang normal, tapi kenyataan di luar akal sehat manusia

Jadi aku ini akan menjadi tumbal untuk persembahan yang di lakukan oleh kakek ku? Tapi kenapa ini seperti ujian hidup untuk menentukan jalanku di akhirat, atau memang seperti itu bukan? Jika aku menjadi tumbal... Apa aku akan termasuk kedalam sekutunya? Sungguh ini semakin membuatku frustasi!
Aku mengacak rambut belakangku, menarik nafas dalam-dalam hingga rongga pernafasan ku penuh oleh oksigen lalu mengeluarkan nya dengan suara keras

Aku duduk di kursi, membulatkan tekad untuk menyelesaikan permasalahan tak berujung ini, membuka buku harian milik kakek ku, tulisan tangannya rapih tapi kenapa di setiap tulisan yang dia toreh di kertas itu menyimpan banyak keraguan dan kecemasan, entah ini hanya pemikiran ku atau bukan, tapi itu seolah terbaca jelas di setiap pemilihan katanya. Aku membaca satu persatu kalimat yang terus terngiang di kepalaku, bagaimana dia menumbalkan istrinya yang bahkan sangat dia cintai

Bahkan di sini di katakan, bukan dia yang mengambil keputusan dan segala tindakan yang dia lakukan, seolah ada pengendali dalam dirinya bukan-bukan organ tubuh yang hidup sendiri, punya otak dan pemikiran nya sendiri. Lalu aku sampai pada cerita ini

Ratra POV

Malam itu Istri dan Anak sulungku marah besar atas keputusan bodohku, yang memang membuat perjanjian dengan setan! Aku pikir kehidupan kami pasti akan lebih baik dan memang itu terjadi, aku membuat keputusan itu juga bukan untuk diriku sendiri tapi untuk istri dan anak-anak ku kelak, bisa hidup enak tanpa kekurangan sesuatu apapun. Tapi malam tragis itu datang, bodohnya aku yang tidak memikirkan efek samping perbuatan ku sendiri, semuanya pasti ada timbal balik

Istriku sakit keras secara tiba-tiba, tubuhnya mendadak lumpuh dalam semalam, bahkan matanya tak lagi bisa berkedip, mulutnya tak lagi bisa bicara, bahkan dia kesusahan untuk bernafas. Aku sudah membawanya ke setiap rumah sakit di kota ini, tapi apa yang kudapat hanya gelengan kepala dan ucapan kata sabar. Aku tidak membutuhkan semua itu! Yang kubutuhkan adalah kesembuhan istriku, lalu setelah 3 hari tubuh istriku menimbulkan bau busuk yang menyengat, mengeluarkan nanah dan berlendir, kulitnya luka dan penuh borok

"Ini semua kesalahan Ayah! Lihat apa yang terjadi pada ibu! Ini pasti akibat dari semua perjanjian sesat itu"
Danu berteriak di depan wajahku, air matanya sudah jatuh cukup banyak, bahkan menetes ke lantai kamar. Dia bergerak kembali mendekati ibunya, mengelus punggung tangan yang tak lagi mulus tanpa rasa jijik

Aku menatap nanar istriku sendiri yang terbaring seperti mayat hidup, hatiku tersayat oleh ribuan pisau tajam, aku tau ini semua kesalahanku, tapi... Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan
"Ayah tau ini kesalahan ayah, maaf maaf maafkan aku Rin"

Aku ingin menghampiri istriku, tapi tubuhku lebih dulu di halangi oleh Danu dengan lengan kekarnya
"Mau ngapain? Mau nyakitin ibu lagi?Ayah keluar sekarang! Keluar!"

Ini memang perlakuan yang pantas untukku, Danu sudah kembali duduk di samping ibunya saat aku sampai di ambang pintu, dan Adam yang hanya bisa menangis tanpa sepatah katapun

Dan malam itu juga aku kehilangan belahan jiwaku, melihat istriku sendiri menghembuskan nafas terakhirnya dari ambang pintu kamar. Danu pergi dari rumah seminggu setelah ibunya meninggal, dan Adam yang masih kecil menolak untuk ikut dengan Danu, aku tidak tau alasannya. Tapi jawaban mengejutkan aku dapatkan dari Adam
"Ayah sendiri yang bilang aku gak boleh ikut Bang Danu, atau Bang Danu akan mati"

Aku tersentak dengan ucapannya, jantungku tiba-tiba memberikan sensasi terkejut dan berdetak 2x lebih kencang. Aku tau ini bukan perbuatan dan ucapan ku, dan kematian istriku bukan juga ulahku tapi makhluk di ruangan ujung lorong, yang mengambil keputusan, memanipulasi semua perilaku dan ucapan ku

"Ada apa Ratra? Kau menyesal dengan keputusan yang kau buat tempo hari?"

"Iya! Aku sangat menyesal! Aku mau membatalkan semua perjanjian itu"

"Tentu kau tidak bisa. Ini semua adalah konsekuensi yang harus kau tanggung, dan membatalkan perjanjian adalah keputusan yang jauh lebih salah, kau memperkeruh keadaan Ratra Sanjana"

Dia mendekati ku dengan tangan kurusnya yang tampak rapuh seperti ranting namun sekuat baja berlapis beton, meletakkan nya di atas kepalaku, bukan nya tak mau melawan tapi dia mematikan semua fungsi tubuhku, membuatku kaku bagai batu, dia mengucapkan mantra aneh yang tak pernah kudengar sebelumnya, bahkan bukan termasuk mantra yang ku pelajari, kemudian mulutnya berhenti bergerak, berpindah ke tangannya yang kemudian mengusap seluruh wajahku, menghembuskan angin dingin di leherku

Dan sejak itu, ambisi ku akan harta dan kekuasaan menguasai seluruh otakku, semua ucapan nya aku setujui tanpa kecuali

13 Mei 2014

Aku mendapat kabar bahwa Danu meninggal dunia, mayatnya ditemukan di pabrik terbengkalai dalam kondisi yang mengenaskan. Seketika hatiku hancur terhempas batu, aku menyuruh Toni -Orang kepercayaan ku- untuk menyelidiki hal itu. Bahkan tanpa perlu diselidiki pun aku sebenarnya sudah tau siapa yang membunuh pewaris keluarga Sanjana

Tanganku sudah mengepal, menahan amarah yang ingin berontak keluar, asap yang keluar dari kedua telingaku semakin memanas, emosiku memuncak minta dimuntahkan. Bukankah sudah jelas, mengganggu keluarga Sanjana adalah dosa besar yang tak bisa dimaafkan!
Danu memang tidak pernah mau pulang, apalagi bertemu denganku, tapi aku selalu menyuruh bawahan ku untuk mengawasi nya, dia punya passion untuk menjadi pewaris sejati tapi... Setan itu tidak setuju dengan keputusan ku, karena Danu yang sudah menolak dengan keras dari awal

Siangnya aku mendapat informasi lebih, Danu sedang dalam perjalanan bisnis di perusahaan tempat dia bekerja, tapi kabar bahwa dia menjadi pewaris keluarga Sanjana menyebar dengan cepat. Lalu musuh bodoh itu membunuh Danu, sepertinya dia sedikit mengalami gangguan mental, terlihat dari tindakan tak berotak darinya

Sudah kukatakan aku akan membalaskan dendam ku, nyawa di balas nyawa

*****

Kalana POV

Aku tidak bisa berhenti menahan nafas di setiap kalimat yang terlontar jelas penuh dendam dan amarah, Jaya Kerta -Ayah dari Maha Karya-... Dia yang membunuh ayahku! Lalu dia ditemukan mati gantung diri di rumahnya sendiri, kemudian Ayah Amira -Maha Karya Kerta- ditemukan mati bunuh diri dengan melompat dari atap rumahnya

Aku menutup mataku rapat-rapat mencerna ulang setiap kata yang di tulis kakekku, dia melakukan pembalasan dendam yang bertahap dan hati-hati, tentu dengan bantuan makhluk bejat mengerikan itu. Bahkan membayangkannya saja aku tak sanggup, tapi satu hal yang membuat ku bertanya tanya. Makhluk itu yang membunuh Ayah Amira, tapi kenapa harus menggunakan wajahku sebagi topeng wajah bejatnya, sampai sekarang aku masih tidak terima, dan belum menemukan titik terang dari permasalahan itu, tapi sebuah kata "Takdir" dan "Pewaris keluarga Sanjana" kemudian terngiang di kepalaku, seolah itulah jawaban dari pertanyaan ku selama ini. Seolah itu adalah akar dari persoalan ini


*****

Jangan membaca di tempat gelap, jauhi pandangan dari layar. Happy reading!!

Jika suka jangan lupa, vote, komen dan share ke temen-temen kalian!!

Filitia a.m

KUTUK!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang