Something Good, Something Special

759 57 13
                                    

Agak mengejutkan mendengar yang lain dengan tenang menyatakan sesuatu yang di luar dugaan. Bukan, bukan sesuatu yang sulit dibayangkan, hanya saja Hyukjae terlalu memahami Donghae. Sehingga keinginan Donghae yang terdengar acak hari itu membuat Hyukjae menatapnya kurang yakin. Sementara yang diberi tatap hanya menyuarakan protes yang dibalas dengan perkataan murahan. Namun, seperti tidak merasa risih akan perlakuan yang lebih tua, Donghae tetap menyuarakan protes keras pada seolah ingin digoda terus menerus.

Oh, yang benar saja …

“Aku pikir, kau hanya ingin menghabiskan waktu denganku saja.”

“Hm, kenapa aku harus begitu? Kenapa aku tidak boleh dengan orang lain?”

“Aku kekasihmu, Lee Donghae. Kurang jelas apa lagi, hm?”

Donghae memutar bola matanya mendengar godaan itu. Dia melihat tatapan jenaka pada iris kelam Hyukjae dan bentuk senyum gusi milik lelaki itu. Setelah ditatap yang lebih muda, Hyukjae hanya tertawa menyadari betapa murahan dan tak tahu malunya dia. Suasana di antara mereka sedang baik atau sebenarnya teramat baik, sehingga bukan masalah yang serius ketika percakapan hanya berisi omong kosong yang berakhir menggoda. Walau yang termuda bersikap tidak terpengaruh, Hyukjae sudah melihat jejak kemerahan pada pipi dan mentertawakan sikap itu di dalam hati.

“Apa kau bosan hanya melewati hari itu denganku?”

“Kenapa tiba-tiba kau menanyakan hal itu padaku, Hyukjae?”

“Kupikir ada yang kulewati. Aku tidak menangkap sinyal yang kau kirimkan, sehingga kau marah padaku. Bukankah itu bisa terjadi di antara kita?”

Lagi, Donghae memutar bola matanya. Percakapan mereka terdengar semakin tak masuk akal. Bagaimana Hyukjae bisa berpikir demikian ketika Donghae merasa lelaki itu seolah tahu apa yang diinginkannya tanpa harus dikatakan bahkan dipertanyakan? Oh, katakan Donghae membual, tetapi dia telah menyadari itu beberapa saat yang lalu dan hanya mampu tersenyum seperti orang bodoh di depan kekasih berambut hitamnya.

Ya, mana mungkin tak luput perhatian, bukan? Sejak pembicaraan yang tak bermakna, Hyukjae selalu menatapnya seperti sebuah keharusan padahal yang lain merasa tidak benar membalas tatapannya. Catat itu!

“Aku hanya menghindarimu saja, kukira mataku akan sakit saat melihat rambut terangmu itu lagi.”

“Yak, Lee Donghaek, kau benar-benar membenci rambutku setelah banyak mengelusnya semalaman?”

Donghae bisa saja mencopot kedua matanya, lalu melemparnya pada Hyukjae. Dia bosan memutar mata mendengar omong kosong Hyukjae dan menahan diri agar tidak berpengaruh pada godaan menyebalkan itu. Sementara lelaki di depannya tertawa menatap kekasihnya yang jengah sekaligus lucu. Donghae selalu gagal menampilkan sesuatu yang harus dikhawatirkan, kecuali untuk beberapa kesempatan tertentu. Karena Donghae yang tak bisa mentolerir biasanya akan menjadi diam atau mulai membuat Hyukjae cemburu.

Sekarang anak itu merona parah dan bagaimana mungkin tidak untuk mentertawakannya?

Hyukjae tahu benar perkataannya pada perilaku Donghae sangat menyentuh fakta. Sehingga yang lain sulit mengelak apalagi berdalih seperti biasa, tetapi waktu itu kegiatan menggoda yang lain terasa amat menyenangkan. Hyukjae terbiasa menggoda yang lain, biasanya untuk menaikan perasaan yang termuda atau memang dia saja yang merasa bosan. Namun, hari itu entah mengapa menggoda Donghae adalah suatu keharusan dan hal paling dia senangi. Karena Donghae tidak cepat memutus percakapan, selalu membalas perkataan dan sedikit bertingkah manis di depan Hyukjae. Mana mungkin yang seperti ini disia-siakan Hyukjae?

Keduanya tak punya banyak pekerjaan setelah melewati jadwal full, sekarang entah bagaimana hanya ada waktu untuk berduaan. Mereka memutuskan hari itu untuk berakhir malas-malasan di apartemen Hyukjae—padahal memang sudah kebiasaan mereka—dan menghabiskan waktu untuk makan bersama dan menonton beberapa film. Omong-omong, Hyukjae telah mencoba sesuatu yang baru, rambut hijau menyala yang menyilaukan dan Donghae menggodanya dengan sebutan Pak Bola Tenis. Karena memang rambut itu berwarna sangat mencolok, tetapi entah bagaimana terlihat pas pada Hyukjae. Donghae kerap kali menggoda rambut Hyukjae, tetapi yang lebih tua tak keberatan atau menunjukkan kekesalan. Hyukjae hanya tersenyum atau tertawa mendengar yang lain menggoda karena Hyukjae dapat membalas yang lain dengan yang lebih parah.

Catch The MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang