Ada keheningan di antara mereka, lelaki bersurai panjang yang duduk di depannya terlihat menyeruput isi cangkir dan diam-diam mengintip arloji. Memeriksa waktu yang telah berlalu. Kira-kira sudah lewat setengah jam si lelaki pemilik gummy smile itu mengunjunginya dan bercerita panjang lebar.
Dia tak perlu bertanya kenapa dan ada apa ketika melihat bahu lelaki itu menurun dan wajahnya yang agak muram. Dia hanya meminta waktu untuk menunggu selagi pergi sebentar ke dapur. Menyingkirkan satu pegawainya untuk menyeduh kopi dan mengantarkannya pada lelaki itu.
Keduanya duduk berhadapan di meja yang tak dapat di ekspos banyak orang. Kira-kira agak menjorok ke dalam dan sedikit terhalang tangga menuju lantai dua. Pencahayaan di bagian itu memang agak remang-remang berkat cuaca di luar yang agak redup.
Dia meletakan cangkirnya di atas tatakan, tidak melihat jika lelaki pemilik gummy smile itu akan minum, jadi dia menegurnya pelan. Ketika wajah mereka bersitatap, senyum si lelaki bersurai panjang itu muncul.
"Bukannya kau merasa lebih baik, alih-alih murung, Eun Hyuk-ah?"
Eun Hyuk menggaruk sisi samping lehernya, dia mengurungkan niat untuk menyeruput minumannya. Lebih memilih membalas tatapan Dong Hae yang penasaran dan terlihat sabar menunggu di depannya.
"Sejujurnya, aku... aku agak bingung dengan perasaanku sendiri."
Dong Hae menaikan sebelah alisnya, bertanya tanpa mengatakan apa-apa. Eun Hyuk terlihat serba salah merupakan pandangan yang pertama kali bagi Dong Hae. Jika, diingat-ingat ini juga bukan kali pertama Eun Hyuk menceritakan sesuatu padanya. Karena Eun Hyuk punya kebiasaan menyimpan sesuatu untuk dirinya sendiri.
Sekali waktu-kejadian yang sudah sangat lama berlalu-Dong Hae muak pada sikap itu dan protes pada Eun Hyuk. Pasalnya, Eun Hyuk selalu murung dan memilih bersikap tampak baik-baik saja, padahal wajahnya tidak demikian. Itu hanya membuat Dong Hae khawatir.
Hasilnya hanya bertahan tiga hari bagi mereka untuk menjauh satu sama lain. Setelah itu Eun Hyuk mendatangi Dong Hae dan minta maaf. Dong Hae pun demikian, ia merasa tak bisa meninggalkan lelaki itu dan memaafkannya.
Dong Hae lupa kapan semuanya menjadi hal pertama bagi Eun Hyuk ataupun bagi mereka berdua. Tiba-tiba saja, Eun Hyuk menghubunginya dan di kesempatan lain Eun Hyuk mengunjunginya. Kemudian Eun Hyuk bercerita dan selalu saja berakhir dengan tingkahnya yang serba salah di hadapan Dong Hae.
"Berhentilah lesu begitu!" tegur Dong Hae membuat Eun Hyuk mengangkat kepalanya. Dia berusaha terlihat baik lagi dan Dong Hae menghela napas panjang.
Saat Eun Hyuk meminum isi cangkirnya, diam-diam Dong Hae teringat pada sesuatu yang sangat ingin dikatakannya.
"Aku senang melihatmu bercerita tentang apa yang kau pikirkan dan rasakan akhir-akhir ini." Ungkap Dong Hae di sela-sela seruputan Eun Hyuk, ada jeda yang tercipta di sana, Eun Hyuk memperhatikannya. "Kenapa kau tidak melakukannya lebih cepat, hm? Apa kau sudah merasa lelah menyimpan semua untukmu sendiri?"
Eun Hyuk diam-diam teringat pada pertengkaran yang sudah lama itu. Dia tak menatap Dong Hae beberapa detik, tapi kemudian sebelah tangannya digenggam lelaki di depannya. Mereka bertatapan sejenak, Eun Hyuk mau tak mau menghela napas, mengakui sesuatu.
"Aku tidak ingin membebanimu."
Itu adalah pengakuan yang terdengar manis, Dong Hae tersenyum lebar di depannya. Eun Hyuk kemudian merubah bagaimana sekarang tangannya yang menggenggam tangan Dong Hae. "Aku khawatir apa yang kuceritakan akan jadi beban. Aku hanya tak suka melihatmu ikut-ikutan murung atau khawatir. Tapi, aku tak menyangka, kau bisa marah karena aku tak bercerita apa-apa."
Dong Hae hanya tertawa di depannya, sebenarnya perkataan Eun Hyuk tak ada yang lucu. Atmosfer yang beberapa detik sempat diciptakan Eun Hyuk bernuansa merah muda kemudian pudar. Eun Hyuk tahu Dong Hae melakukan itu karena malu, kali ini dia tak akan menjadi sebal. Tapi, dia hanya tersenyum memandang Dong Hae yang tertawa.
"Mulai sekarang... Sesulit apa pun itu. Kau harus membaginya padaku, sejujurnya aku tak merasa terbebani. Aku merasa lega bisa mendengarnya." Kata Dong Hae terdengar menasehati, tangannya yang dipegang Eun Hyuk berusaha dilepaskannya.
Dia ingin menyeruput minumannya, Eun Hyuk melihat itu. "Kau khawatir jika aku tak mengatakan apa-apa padamu?"
Dong Hae mengangguk, dia masih meminum kopinya dan berusaha menutupi kedua pipinya yang samar-samar memerah. Eun Hyuk yang melihat itu hanya menampilkan gummy smile-nya. Dia mengerti tentang bentuk kepedulian yang diberikan Dong Hae. Tapi, dia juga memahami, jika dirinya bukanlah orang yang terbuka, yang gampang menceritakan sesuatu.
Ini mungkin terjadi hanya untuk Dong Hae. Lama-lama terlibat dengan lelaki itu membuatnya mengerti untuk menjadi sesikit lebih terbuka padanya. Eun Hyuk merasa tersentuh, melihat Dong Hae memalingkan pandangan dan berusaha mengontrol warna pada wajahnya ternyata membuat senyum muncul perlahan di wajah Eun Hyuk.
Ah, benar juga. Seharusnya sudah sejak dulu...
"Gomawo, Hae-ya."[]
Hollaaaa~~~ December is coming~ winter~ holiday~~~ yuhuuu~~ (≧∇≦)/
Emang ada bagusnya kalo Desember yg identik dgn Natal, salju dan liburan itu, Hara tayangin chapter baru dari "Too Soft" (●´∀`●) *pemikiran Hara*
Berhubung ide penulisan EunHae lagi lancar-lancarnya dan sungguh amat disayangkan jika dibiarkan. Akhirnya, Hara tayangin nih chapter 3, selagi nunggu KyuHae Brothership tayang dan fanfiction yg Hara kerjakan kelar~ (´∀')
btw, makasih banyak buat yg udah nyasar ke sini, ninggalin jejak ngintip tanpa vote dan komen... Dan sangat berterimakasih buat yg nyasar dan sumbangin vote dan komennya...
Hara tau.. Mungkin sebagian yg nyasar bingung mau komen apa dan mungkin masih banyak bimbang utk kasih vote. Its okaaay~ Hara bakal sabar menunggu kamu buat tinggalin jejak, tapi jangan lama² ya~ (´∀')
Karena Hara ga masalah sih kalo jejak komen kalian rasanya pedes level 100 karena Haa tahu kalian ingin yg lebih baik lagi dari cerita yg Hara bikin... atau sebagian ada yg cukup bilang, "Next thor!" *sejak kapan nama Hara jadi Thor? :3* pun gapapa (・∀・)
Karena... Engga asyik lho... kalo ga ditanggapi.. Btw, Hara menulis cerita sampe posting bukan buat dikagumi dan sekedar dibaca saja. Hara ingin tahu apa yg kalian rasakan setelah membaca cerita Hara. Hara ingin tahu apakah perasaan Hara sebagai penulis tersampaikan atau bisa dirasakan. Jadi, tolong pengertiannya, ya~ ^^
Dan berhubung speech-nya kebanyakan sebelum pamit... Hara mau sampaikan makasih banyak buat siapapun yg nyasar dan save cerita ini ke library-nya. Jangan lupa vote dan komennya, ya ^^
Oke, mengakhiri speech yg kepanjangan... Sampai bertemu di chapter selanjutnya!!! ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch The Moment
Fanfic(Tidak) Menjamin tiap baca chapter dalam cerita ini kamu hanya akan menemukan sesuatu yang bikin urat-urat wajahmu rileks-by authornya agak galau. Karena ditulis tanpa embel-embel tangis atau sakit hati dan pikiran tentang kekalutan kenyataan hidup...